Chapter - 35

39 2 0
                                    

* * *
Ara's POV

Keesokan harinya

Aku sedang beristirahat di kursi tunggu rumah sakit

"dr. Farah!". Panggil seseorang

"oh dr. Riza, iya ada apa yah?". Tanyaku

Ia lalu duduk disebelahku
"Kamu udah lupa janji kita semalam?"

"oh itu... Gak kok, saya ingat".

"Kamu udah gak ada kerjaan kan?"

"iya dok, nih baru aja selesai. Untung hari ini pasiennya gak sebanyak yang kemarin-kemarin". Jelasku

"Ya udah ayo kita jalan" ajaknya

"em... Gi..gimana yah". Pikirku

"Kenapa? Kamu gak mau jalan sama saya?"

"eh? Bukan gitu dok. Saya bingung aja kenapa dr. Riza tiba-tiba ngajak saya jalan".

"Kamu mau tau yah? Kalau gitu kita ke taman depan" ajaknya sambil menarik tanganku

sesampainya ditaman dr. Riza langsung mempersilahkanku untuk duduk.

"Gimana yah ngomongnya?" bingungnya sambil menggaruk tekuknya yang tidak gatal

"Kenapa? Ngomong aja dok"

Dr. Riza lalu menghela nafasnya
"Oke baiklah, sejak awal saya lihat kamu. Saya sebenarnya udah jatuh cinta pada pandangan pertama" jelasnya yang sentak membuat aku terbelalak

"Ma..maksud dokter, dokter suka sama saya?" Tanyaku yang semakin kebingungan dan bercampur kaget

"Iya saya suka sama kamu, ka..kamu mau gak jadi pacar saya". Ungkapnya to the point

'Daebak... Apa barusan gue ditembak sama penerus rumah sakit ini yah? Ughhh gue harus jawab apa? Ah gue akan jawab yang sebenarnya, biarlah mau dipecat kek, selagi gus gak kehilangan kak Leon, kenapa tidak?'. Batinku
"Saya... em..."

"oh jadi gitu yah, kamu bohongin aku karena kamu lagi deket sama dr. Riza. Jadi sekarang kita putus gitu?". Sambung kak Leon yang tiba-tiba muncul entah dari mana

Aku pun semakin terkejut karena kehadiran kak Leon yang akan membuatnya salah paham

"kak Leon, kakak salah paham. A..aku tadi mau jawab-"

"Kamu mau jawab iya kan?". Ketusnya yang terus memotong perkataanku.
"Aku gak nyangka kamu bakal berbuat hal yang kayak gini sama aku, padahal kita udah 5 tahun gak ketemu... Tapi, ah sudahlah kita udahan aja". Ujarnya sambil berjalan meninggalkan kami

Aku melihat kak Leon sangat kecewa sama aku. Tapi aku tadi sebenarnya mau berkata yang sejujurnya tapi malah berubah menjadi seperti ini.

'gak! Bukan ini yang gue inginkan'. Batinku
"em... dr. Riza, saya minta maaf dengan sangat saya gak bisa terima perasaan dokter. Saya rela kok kalau dr. Riza mau pecat saya dari rumah sakit ini... Tapi saya benar-benar harus pergi, sekali lagi saya minta maaf". Tolakku lalu mengejar kak Leon.

Setelah mencarinya kemana-mana ternyata kak Leon berada di rooftoop rumah sakit tempat kami pertama kali bertemu setelah 5 tahun terakhir.

"Kak Leon!", panggilku cemas

"Ngapain lagi lo kesini, kita kan udah gak ada hubungan apa-apa lagi. Pergi lo dari kehidupan gue!" kesalnya sambil menatapku dengan sinisnya

"Kak Leon jahat! kalimat itu nyakitin perasaanku. Aku... Gak mau putus, kok kak Leon gak percaya sama aku sih? Kakak kan juga tau sendiri aku tergila-gila sama kakak, bahkan sekalipun anak seorang direktur menyatakan perasaannya sama aku. Akan aku tolak, asalkan aku bisa bersama terus dengan kak Leon". Jelasku sambil meneteskan air mata.

"Woahhhh aku sangat-sangat tidak terima atas penuduhan ini" sambungku

"Tapi kenapa lo gak mau jujur sama gue?". Tanyanya

"Karena aku gak mau nyakitin perasaan kak Leon, dan kalau aku tolak ajakan dr. Riza buat jalan sama aku, aku takut dia bakalan keluarin aku dari rumah sakit ini. Tapi sekarang hal itu tidak lagi penting..."

kak Leon pun tersenyum sinis.
"Hem... Alasan yang kekanak-kanakan".

"Kak Leon kenapa sih, kan aku udah bilang kalau aku gak terima perasaan dr. Riza dan aku juga gak ada perasaan apa-apa sama dia, aku harus bagaimana lagi sih supaya kakak percaya sama aku!?", jujur aku sangat frustasi dibuatnya.

"Udah mendingan kita putus aja". Singkatnya lalu meninggalkanku.

'Apa? Gue beneran udah di putusin?!'. Batinku.

Aku lalu terduduk dan menangis seperti anak kecil.
"huhuhu~, gue harus gimana sih supaya kak Leon percaya? padahal gue gak punya siapa-siapa disini selain kak Leon dan mama... Hiks gue sangat mencintai kak Leon, gue gak mau kehilangan dia...". Tangisku pun pecah

Kemudian seseorang datang memelukku, aku hanya melihat pundakknya saja yang dibaluti oleh jas dokter putihnya dan sama sekali tidak melihat wajahnya. Tapi tanpa melihat wajahnya pun aku sudah mengetahui siapa orangnya terlebih lagi wangi parfumnya, aku sangat mengetahuinya... iya dia kak Leon.

"Aku ini kenapa sih? Maafin aku, aku cuma merasa cemburu. Kita gak putus beneran kok, aku minta maaf yah", pintanya sambil memelukku dengan erat

Aku lalu memukul-mukul lengannya, bukan karena kesal tapi aku sangat lega.
"Aku gak ngerti dengan fikiran kak Leon, aku kira kita udah putus beneran".

"Enggak, udah mukulnya yah. Aku tarik kembali kata-kataku. Kamu mau maafin aku kan?", pintanya lagi

"iya... Aku maafin". Jelasku

Dia pun melepas pelukannya dan menatap wajahku
"Hem... Kenapa aku seperti anak kecil? Kita baikan yah". Tuturnya

"Kak Leon jahat..." aku menatap nya dengan sinis dengan bibir yang mengerucut

"iya aku jahat, maafin aku"

kami lalu berbaikan. Dalam suatu hubungan pasti sering terjadi masalah, tapi jika kedua belah pihak saling mencintai, maka masalah itu akan terselesaikan. Tidak peduli seberapa besar masalah itu, benar apa kata pepatah "jika ada masalah, selesaikan masalahnya bukan hubungannya".

Keesokan harinya

Aku berjalan kaki ditaman rumah sakit dengan senyum yang selalu melekat di wajahku, lalu aku menyapa orang-orang yang ada disekitarku. Entah mengapa aku sangat menyukainya.

Tapi aku melihat dr. Riza yang sedang duduk dikursi taman dengan raut wajah yang sedih. Aku pun melihatnya dengan cukup lama, tidak biasanya dia begitu apa mungkin karena kemarin yah. Tanpa aku sadari tiba-tiba ia melihat kearahku, aku pun menjadi kikuk karena ketangkap basah sedang melihatnya.

"dr. Farah? Bisa bicara sebentar". Panggilnya

'Eh? Dia panggil gue... em pasti dia sangat marah sama gue dan mungkin hari ini hari terakhir gue kerja disini'. Batinku

Ia lalu menepuk kursi disebelah kirinya, memberi kode kepadaku untuk duduk. Dengan ragu-ragu aku duduk disampingnya.

Ia lalu menghela nafas
"Saya pikir kamu gak ada yang punya, maaf karena saya lancang untuk ajak kamu jalan dan tiba-tiba nembak kamu". Sesalnya

"Hah? Gak kok dok, saya yang salah karena gak bilang yang sejujurnya". Sesalku juga

"Saya tau kamu bohong karena ada alasannya, beruntung banget dr. Leon bisa mendapatkan cewek yang secantik dan sebaik kamu". Pujinya

"Terima kasih atas pujiannya, tapi dr. Riza gak jadi kan mecat saya?" Tanyaku

"Hah? Kenapa saya harus pecat kamu. Kamu ada-ada aja deh, walaupun baru kali ini ada cewek yang tolak saya sih. Tapi kita masih bisa berteman kan?". Ucapnya sambil cengingiran

"Oh tentu saja dok, terima kasih atas pengertiannya". Aku pun tersenyum balik.

--------

Untung dr. Riza baik...

dr. Riza nya buat author aja deh😂

Voment

Follow ig : fitrazahara123

Because I Want YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant