Part 9

1K 104 7
                                    

"Ye annyeonghaseyo." ujar Kyuhyun membungkuk kearah mereka, dan akupun mengikutinya walau tubuhku bersembunyi dibalik punggung besar pria ini

"Kau ingin pesan apa?" tanyanya

"Eum. Bulgogi saja."

"Arraseo. Duduklah disana. Aku yang memesannya." tunjuknya kearah meja yang berdekatan dengan staff sm itu berkumpul

"Bagaimana kalau di lantai atas dekat jendela? Eum. Aku malu bertemu dengan temanmu itu, Kyuhyun-sshi." saranku dan ia cepat mengangguk, ah syukurlah.

Aku lalu berjalan menaiki tangga yang terbuat dari kayu. Ornamen restoran ini sangatlah menarik, terlebih sepertinya kebanyakan mereka berasal dari luar negeri. Bingkai foto dari seluruh artis SM juga terpajang di setiap sudut ruangan, termasuk foto pria yang sedang bersamaku kali ini, yang letaknya berada persis di sisi kanan mejaku. Ah, sungguh tampan.

Aku menyipitkan mataku saat melihat seorang artis yang kukenal juga berada di lantai yang sama denganku, ah itu Seulgi dan Irene Red Velvet. Ah, tapi aku tidak tertarik dengan girlband dari SM. Aku hanya tertarik dengan Cho Kyuhyun.

Ah berbicara tentang Seulgi, bukankah dulu Kyuhyun pernah mengatakan lewat sebuah pesan video singkat saat di acara Radio Star kalau wanita itu merupakan tipe idealnya? Aishhh. Kenapa aku benci mendengar hal itu? Apa aku cemburu?

"Kau memikirkan sesuatu?"

Aku tersadar, "Oh? Ani, Kyuhyun-sshi."

"Tapi keningmu berkerut seperti itu." bantahnya. Aku refleks mengubah ekspresiku, "Tidak ada yang perlu di khawatirkan."

"Kyuhyun sunbaenim? Kau disini?" sahut Irene dari jauh. Kyuhyun berbalik arah membelakangiku, "Ne. Kau juga?"

"Kyuhyun-oppa annyeong!"

"Oh, Seulgi-ya annyeong." sapa Kyuhyun sembari tersenyum manis. Yayaya kenapa sorot mata pria itu terlihat berbeda? Atau perasaanku saja? Aish kenapa aku merasa risih? Dan ia memanggil Kyuhyun dengan sebutan oppa? Apakah sunbaenim jauh lebih baik mengingat ia masih terlalu muda? Aish kenapa aku jadi seperti ini!

"Benar dugaanku, kau pasti memikirkan sesuatu. Ada apa?" tanyanya penasaran. Aku menggeleng cepat

"Tidak, tidak. Aku tidak memikirkan apapun."

"Kau yakin?"

"Ne, Kyuhyun-sshi. Sungguh tak ada apa-apa." bohongku.

"Geurae." ujarnya, "Kau memilih spot yang tepat untuk makan siang uhm?"

Aku mengikuti arah penglihatannya. Aish, yang ia maksud adalah bingkai fotonya sendiri yang sialnya sangat mempesona. "Ah, mungkin kebetulan."

"Tetapi nyatanya kau melihat yang aslinya kan?"

"Nde?"

"Makanlah. Perutmu belum terisi dengan nasi sejak pagi." Ia mengambil sendok ku dan menyuapkan bulgogi kearah mulutku, seperti biasanya. "Aaa?"

"Kyuhyun-sshi, aku bisa sendiri."

"Aku benci ditolak." ujarnya tegas.

"Aish. Arrayo." Aku membuka mulutku dan mengunyah bulgogi itu. Ia mencubit pipiku dan terkekeh, "Kau selalu menerima suapanku, apa kau juga akan menerima jika aku mengambil hatimu?"

Aku tersedak, "Ndee?"

"Makanlah yang banyak. Aku tidak mau kau jatuh sakit."

Aku menggangguk dan kembali melanjutkan makan siang. Disaat seperti ini aku juga diam-diam memperhatikan Kyuhyun, ia terlihat lahap sekali dengan Jjangmyeon kesukaannya, mie hitam dengan balutan kuah pedas yang mampu membuat pria ini kewalahan hingga keningnya dibasahi oleh keringat yang bercucuran tanpa henti.

Aku mengambil tisu dari dalam tasku dan mengelap keningnya tanpa berkata. Ia yang menyadari itu langsung memegang lenganku dan membuang tisu dengan tangan kirinya lalu menempelkan telapak tanganku di pipinya, "Nah begini jauh lebih baik."

"Kau panas, Kyuhyun-sshi." Ya, tanganku menempel di pipinya dan aku bisa merasakannya

"Aku selalu merasa panas jika berada di dekatmu." ujarnya, "Kau membakar seluruh kinerja tubuhku Yeon-ah, kau sangat mempesona."

Aku tersipu malu. Aish apa ia menyukaiku? Ah tapi rasanya tidak mungkin jika ia menyukai gadis miskin sepertiku. Aku saja yang terlalu berharap dan berimajinasi tinggi tentangnya. Ingat Kim Yeonjoo, kau hanyalah seorang teman dekat dari Kyuhyun dan keluarganya! Tidak lebih dari itu!

"Kyuhyun-sshi, apa aku boleh menanyakan sesuatu hal padamu?"

"Tanyakan saja."

"Apa kau tahu kalau aku.... fansmu?"

"Tentu saja aku tahu, eomma selalu menceritakan tentangmu." ia kembali tersenyum, "Waeyo?"

"Bagimu, apa arti seorang fans untukmu?"

"Fans?" ia tampak berpikir, "Bagiku fans adalah teman hidup yang selalu menemaniku, mendukungku dan membangkitkan semangatku sebagai seorang entertainer, tetapi mereka bukanlah penentu masa depanku."

Aku terdiam.

"Menjadi fans bukanlah untuk kehidupan pribadi sang artis, tetapi mereka hanya memberi dukungan tak lebih dari hubungan atara fans dengan idolanya. Jika mereka lebih berpikir ke kehidupan pribadi seperti menginginkannya mungkin? Lebih baik mereka tidak usah menjadi fans dari artis itu sendiri."

"Ye, kau benar, Kyuhyun-sshi."

"Ah, tapi aku tidak memperdulikan tentang itu."

"Waeyo?"

"Selagi mempunyai perasaan berlebih? Tidak ada yang melarangnya kan?"

Aku tidak mengerti tapi aku mengangguk. "Ne."

"Tanganmu.... " ia memejamkan matanya, "Perlu aku hangatkan lagi?"

Ya tuhan, berhentilah bersikap yang membuat hatiku berdegub kencang Cho Kyuhyun sialan.. "Dengan?"

"Minyak panas?"

"Aisssshhh menyebalkan!" seruku. Pria itu menderetkan gigi putih susunya yang artinya ia sedang menertawaiku! Aishh aku lupa kalau dia itu evil-maknae!

"Arra, jangan minyak panas."

"Lalu apa?"

Ia memindahkan telapak tanganku ke dadanya, "Hatiku."

Sialan kau sialan Cho! Sampai kapan aku harus menahan kata-kata manisnya ini? Apa ia sengaja melakukan ini agar ia berharap kalau aku menyukai dirinya? Kalau memang benar, aku akan mengatakan sangat menyukaimu Cho Kyuhyun!

Tapi aku terlalu malu untuk mengungkapnya.

"Hatimu bukan disini tapi disebelah lambungmu." Ya asal kalian tahu aku sedang menutupi rasa gugupku saat ini

"Bukan hati yang itu, tapi yang ini." Ia semakin menekan dadanya dengan tanganku, "Kau merasakan debaran itu kan? Itulah yang setiap hari kurasa saat bersamamu."

Tuhan, bolehkah aku mengutuk pria sialan ini sekarang juga?

"Eum kalau tidak berdebar, berarti kau tak bernafas."

"Saat itulah jika kau tak berada disampingku." ujarnya, "Maka dari itu kau harus tetap bersamaku kapanpun itu."

Aku perlahan menggigit bibir bawahku, bersamanya kapanpun itu? Apa maksud perkataannya? Apa ia tengah memberi pengajuan kepadaku atau sekedar perintah tak masuk akal? Dan.. Apa aku bisa melakukan itu sementara diriku hanyalah seorang fans yang beruntung dimatanya?

"Yeonjoo-sshi."

"Ye?"

"Kau ingin mengunjungi temanmu?" Matanya tampak berpikir, "Eum siapa namanya.. Na.."

"Nara?"

"Ah ya itu maksudku."

"Aku mau keundae." pintaku. "Dia pasti akan terkejut jika melihatmu.." Aku memberanikan diri untuk menatap bola mata Kyuhyun "Karena dia juga termasuk fansmu."

"Gwechana." santai Kyuhyun

"Sungguh?"

Ia menggenggam tanganku. "Kkaja. Aku akan mengantarkanmu kesana."

"Gumawo."

Unforgettable Where stories live. Discover now