Part 4

1.4K 136 18
                                    

"Hoaam." Aku terbangun saat rasa pegal menelusuri area pinggangku. Sinar matahari yang amat menyilaukan sangat mengusik pandanganku dan mau tidak mau aku harus bangun. Kulihat pintu kamar terbuka dan tercium aroma masakan yang begitu melezatkan

"Eomma kau memasak sesuatu eoh?" Aku berjalan gontai ke depan pintu kamar dan dari sini aku bisa melihat eomma dan gadis itu sibuk berkutat di ruangan dapur yang jarang sekali aku kunjungi.

"Cho Kyuhyun kemarilah!"

Ah itu suara eomma. Dengan malas aku berjalan kearah dapur, "Yah kau bantu Yeonjoo mengiris cabai. Dia memaksa ingin membantu eomma menyiapkan makanan."

"Aish eomma. Aku tidak bisa memasak."

"Hanya memotong cabai tidak bisa? Yah bahkan appamu bisa membuat nasi goreng sendiri! Cepatlah." Eomma menyodorkan lima buah cabai beserta pisau untuk memotongnya. Aku mengambilnya dan duduk bersila di samping gadis itu.

"Kyuhyun-sshi, biar aku saja yang memotongnya."

"Ania. Aku bisa sendiri."

"Kau tahu cara memotongnya?"

"Begini?" Aku memotong satu cabai besar seperti aku memotong daging steak dan gadis itu terkekeh pelan melihat tingkahku

"Hehe Ania. Kau harus memotongnya serong, seperti ini." Ia mengenggam tanganku dan menunjukan cara memotong cabai yang benar, "Kau harus segera memotongnya karena kalau tidak tanganmu cepat panas. Basuh tanganmu dengan air jika sudah."

Aku tersenyum dan memotong cabai itu seperti apa yang diajarkannya. Benar rupanya, bukan tanganku saja tetapi mataku juga ikutan panas. Ia mengambil sebaskom air dingin dan membasuh kedua telapak tanganku lembut, "Tidak usah terlalu banyak. Telapakmu pasti panas ya?"

"Ah ne." jawabku gugup.

"Gumawo sudah membantuku."

"Yeon-ah, kau sudah menumis bawang beserta yang lain?" sahut Eomma

"Ah ne eomma. Kyuhyun-sshi, sebentar aku ingin menumis dulu."

Aku mengangguk dan berdiri. Ia mengambil mangkuk yang berisi cabai yang sudah kupotong dan memasukannya kedalam wajan berisi minyak panas. Aku sedikit terkejut saat cipratan minyak panas hampir mengenai dirinya "Yeonjoo-sshi. Kau tidak takut terkena cipratan minyak panas?"

"Tidak akan, Kyuhyun-sshi."

Dan tiba-tiba saja eomma memasukan air

Kreeshh

"Omona!" teriakku. Aku berlari menghindari cipratan minyak panas yang terlihat mengerikan

"Yahh Cho! Kau memang tidak pantas ada di dapur." sahut Ahra keluar dari ruangan pakaianku

"Ige? Yak apa yang kau lakukan di ruang pakaianku nuna! Dan kenapa kau kembali lagi kesini?"

"Salah apa aku mempunyai adik berotak bodoh sepertimu, Cho Kyuhyun." geleng Ahra "Ya, apa aku tidak boleh bergabung dengan makan siang kalian? Daehwan oppa sudah berangkat kerja tadi pagi dan aku bosan berada dirumah."

"Ck, yang kutanyakan, apa yang kau lakukan di ruangan pakaianku Nuna Ahra." jengkelku

"Tentu saja mengganti pakaian, bodoh. Apa aku perlu menyebutkan pakaian dalamku?"

"Ahraaaa-ya." sahut Eomma dari dapur "Sudahlah, kalian sudah dewasa, tidak pantas bertengkar seperti itu. Yeon-ah maafkan kelakuan anak eomma ne?"

"Ah gwechana Eomma. Aku sama sekali tidak terganggu."

Aku melayangkan tatapan kesalku kearah Nuna. Ah, kenapa di dunia harus ada satu orang yang menyebalkan dan sialnya orang itu adalah kakakku sendiri? "Uri Kyuhyunnie..."

Unforgettable Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon