Part 6

1.1K 106 9
                                    

Kyuhyun's POV

Aku berdiri di depan pintu lobby apartemen, menunggu gadis itu keluar dari dalam lift. Aku terpana saat melihatnya memakai kemeja putih dengan rok hitam selutut yang tampak sesuai dengan ukuran tubuhnya yang ideal. Tidak ada lagi wajah pucat dan semuanya tergantikan oleh perasaan senang.

"Apa aku terlihat aneh?"

Aku menggeleng, "Ani. Kau cantik."

"Gumawo."

Aku menggandeng tangannya dan membukakan pintu mobil untuknya. Dengan kecepatan sedang, mobil audiku mulai membelah jalanan kota Seoul yang padat.

"Apa suhu ACnya terlalu dingin?" tanyaku memastikan. Ia hanya menggeleng sembari menatap keluar jendela

"Ada apa?"

"Boleh aku tau sekarang tanggal berapa?"

"30 November."

"Aahh."

"Wae? Apa kau ada janji dengan seseorang?"  Aku memelankan sedikit laju mobilku, raut wajahnya mendadak tampak bersedih

"Hari ini genap lima tahun Appa Eomma pergi meninggalkanku." lirihnya pelan. "Dan aku belum sempat memanjatkan doa untuk mereka."

"Kau mau ku antar ke pemakaman sekarang?"

"Apa tidak merepotkanmu?"

"Sama sekali tidak." Aku memutar laju mobilku dan berbelok mengikuti arah jalan menuju pemakaman sesuai perintahnya. Tak lama kami berdua sampai di tempat pemakaman umum yang posisinya terbentang luas di sisi kanan jalan.

"Kyuhyun-sshi. Kau bisa menunggu disini."

"Ani. Aku ikut denganmu."

Aku mengeluarkan bunga dan sebotol air yang kubeli di toko depan tadi dan mengekori Yeonjoo dari arah belakang. Mataku lalu menangkap dua gundukan tanah yang masih terlihat bersih dan rapi dan gadis itu langsung bertumpu, sedangkan aku berdiri dibelakangnya

"Appa Eomma... Ini aku, Yeongie-kecilmu."

"Bagaimana kabar appa dan juga eomma? Apa surga disana sangat indah? Aku disini baik-baik saja dan kalian tidak perlu mengkhawatirkan pertumbuhan anakmu yang cengeng ini. Aku sudah sangat tumbuh baik di usiaku yang menginjak dua puluh tiga tahun. Appa Eomma.. aku sangat merindukan kalian. Aku merindukan kasih sayang yang dulu selalu appa eomma berikan. Aku sungguh merasa kesepian dan takut kala itu tetapi sekarang aku mencoba mengikhlaskan semuanya. Aku yakin appa dan juga eomma mendukungku dari alam sana kan disaat yang lain tidak memperdulikanku? Gumawo appa eomma.. sudah mau menemaniku setiap saat walau tinggal kenangan manis yang tersisa. Aku akan selalu mengingatnya sepanjang hidupku."

Ah. Sial. Aku mengeluarkan air mataku, tidak. Jangan sampai ia melihatku menangis

"Appa eomma.. Aku terlalu banyak bicara ya? Mianhae. Mulai dari sekarang kalian tak usah mengkhawatirkanku karena aku bisa hidup mandiri dan membiayai hidupku sehari-sehari dengan bekerja di kedai yang dulu menjadi tempat favorite appa dan juga eomma. Aku janji akan selalu sehat dan membuat kalian bahagia."

"Ah ya aku hampir lupa mengatakan sesuatu. Appa Eomma.. Aku datang kesini tidak sendirian, ada pria yang mau menemaniku. Namanya Cho Kyuhyun."

Aku refleks membungkuk dan ikut bertumpu disamping gadis itu "Annyeonghaseyo appa.. eomma.. Cho Kyuhyun imnida."

"Appa Eomma... Dia pria yang baik. Dia mau merawatku dan mengizinkanku untuk menginap di apartemennya saat alergiku kambuh. Tetapi sekarang aku sudah merasa sehat berkat dirinya."

Aku mengangguk pelan.

"Appa Eomma.. Asal kalian tahu, orang tua Kyuhyun-sshi juga baik seperti appa eomma. Mereka bahkan sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri. Tetapi tetap saja aku merasa tidak enak hati dengan Kyuhyun-sshi dan Ahra unnie. Apa aku harus hidup mandiri lagi seperti biasanya?"

Unforgettable Where stories live. Discover now