[11] Kush

338 47 0
                                    

Salahkan sekertaris Sandara kalau misalnya seminggu ini dia tidak pulang kerumah. Jadwal rapat yang seharusnya berakhir kemarin jadi diundur hari ini. Padahal dia sudah merindukan Korea, merindukan rumah, dan juga merindukan Jiyong.

Dipikirannya sekarang adalah Jiyong sedang apa, sudah makan atau belum, pakai baju apa, baru teleponan sama siapa, dan segala hal yang berkaitan dengan Jiyong. Dia tidak tahu saja kalau Jiyong sedang nyeling dengan perempuan lain.

"Bu Dara?" Lamunan Sandara terhenti saat sekertarisnya memanggil. Dia berdiri lalu berjalan ke dalam lift. "Awas, ya, kamu. Nanti kalau saya sampai diomeli appa karena terlambat pulang ke Korea, kamu yang saya lempar ke beliau," katanya kesal.

Sekertarisnya hanya mengangguk pasrah. Kalau sudah begini, ya mau bagaimana lagi? Kesalahannya juga tidak mengecek jadwal dengan klient. Sandara menghapalkan materi presentasi yang terakhir sebelum masuk ke ruang rapat.

"Selamat pagi, semuanya. Saya Sandara Park yang akan memimpin rapat pada hari ini," katanya yang dilanjutkan dengan hormat. Dia memulai presentasinya. Semua mata tertuju pada materi yang disampaikan. Presentasi pada hari itu berjalan dengan sempurnya, seperti biasa.

Sandara bisa merenggangkan tubuhnya sekarang karena jadwalnya sudah berakhir di Thailand. "Pesawat saya jam berapa nanti?"

"Pesawat anda nanti terbang jam enam sore, Bu."

Sandara melihat ke jam tangannya. Masih ada waktu beberapa jam kedepan. Mungkin dia bisa berburu beberapa oleh- oleh khas Thailand untuk karyawan di perusahaannya nanti. Mungkin rumput laut Kyuhyun boleh juga.

Sandara masuk kedalam mobil dan berkata pada supirnya, "Pak, ke Villa Market,ya."

...

Dia melihat rak- rak yang berisi camilan. Mulai dari camilan berat sampai camilan yang ringan, semuanya tersedia disitu. Matanya menangkap sebuah siluet orang yang tidak asing baginya. "Kush Oppa?"

Unfortunately, orang dipanggil tersebut berbalik arah dan kini juga menlihat kehadiran Sandara. Tidak seperti Sandara yang tercengang, Kush malah tersenyum manis lalu berkata, "Hai, Dara! Sendirian?"

Sandara buru- buru memasukkan belanjaannya ke troley lalu menghampiri Kush. "Iya. Oppa sendirian juga?" tanyanya manis. Kush menggaruk belakang kepalanya, "Kalau maksud kamu status aku habis putus dari kamu, aku sekarang sendiri."

Dara tertawa, Kush yang melihatnya juga ikut tertawa. "Bukan itu maksudku, Oppa!" katanya dengan malu. Kush menunjuk seorang wanita yang sedang berbicara dengan pramuniaga, "Itu mama. Mau ketemu dulu?"

"Boleh, deh!"

"Mama!"

Otomatis mama Kush menoleh. Pupil matanya membesar diikuti senyum yang mengembang ketika melihat Dara yang kini melambai padanya. Mama Kush tergopoh- gopoh menghampiri Dara dan Kush.

"Anak mama yang ini udah lama nggak keliatan," katanya dengan raut wajah sedih. Dara tersenyum cantik –lagi–, "Iya, Ma. Habis putus dari Kush Oppa, aku jadi sibuk banget. Kerjaan dikasih sama aku semua. Appa, nih!" Dara bercanda.

"Eh, besok Kush mau jadi produser di Unpretty Rapstar, mama tau kamu nggak suka sama musik hip- hop, tapi kamu nonton, ya! Sama mama nanti. Oke?" ajak mama Kush. Dara jadi bimbang, kalau dia ikut nanti dia gagal move on, kalau dia menolak nanti dikira tidak sopan.

"Boleh, deh, Ma!" Dara akhirnya mengiyakan permintaan mama Kush tanpa ragu. Dia tidak tahu apa yang akan menunggunya nanti.

Nah lohh :(
Aku pengen cry aja nulisnya. Why miss sandara so menel disini? Yaudah yaa.. See you in next chapter 💖

Effortless ✘ DaragonWhere stories live. Discover now