[10] This is

347 42 20
                                    

San E mendudukan dirinya di bean bag sementara kedua insan itu masih berbincang di studio. Lagu yang dibuat oleh Jiyong itu sangat bagus menurutnya. Pantas untuk di komersilkan. Tapi siapa yang akan menyanyikannya? Jiyong? Mana mungkin.

Lagu itu akan sangat cocok jika dinyanyikan oleh Suran. Tapi, kan, itu lagu untuk perempuan. Dia harus putar otak dulu.

"Yong! Lagunya mau dinyanyiin sama siapa?"

Jiyong dan Giant Pink berjalan menghampiri San E yang ada di ruang tamu. "Gimana, bro?"

"Lagu lo itu. Pantes buat direkam. Bagus banget malah. Maunya, sih, gue kasih ke Suran atau ke Ailee. Tapi ini lagu dari cowok buat cewek. Apa gue kasih ke Dean aja, ya?"

Giant Pink yang belum paham akar dari masalah tersebut bertanya, "Lagu apa, sih? Rap bukan?"

Jiyong mengkode San E untuk diam saja. Dia takut kalau ketahuan membuat lagu tentang Giant Pink. Jiyong mencari cara untuk mengalihkan perhatian Giant Pink, "Udah makan belum? Makan, yuk?"

Giant Pink mengangguk. "San E Oppa, mau ikut nggak?"

San E dan Jiyong kompak berkata, "NGGAK USAH!"

...

"Jadi lo, tuh, gimana?" tanya Jiyong saat mereka sudah duduk di sebuah restoran Indonesia. "Apanya yang gimana?" tanyanya balik. Jiyong berdengung, dia juga lupa mau tanya apa tadi. Dasar!

"Oh, ya! Mulai sekarang lo jangan panggil gue Giant Pink, ya. Kesannya ribet. Panggil aja Yunha. Kim Yunha," kata Giant Pink santai. Jiyong jadi merasa nyaman dengan kepribadiannya yang terkesan easy going.

Setelah ini author akan pakai nama Yunha bukan Giant Pink lagi di cerita.

"Jadi Yunha... Lo mau makan apa?" Jiyong membalik- balik buku menu. Yunha terdiam. Dia belum pernah makan makanan Indonesia. Dia kesini juga karena diajak oleh Jiyong. Dia mengambil buku menu lalu menunjuk makanan yang paling atas.

"Rendang? Yakin? Ini minyaknya banyak, loh. Nggak sayang sama suara?" tanya Jiyong ragu. Yunha hanya mengangguk mengiyakan. Lagu Mahadewi milik Padi mengalun lembut di seluruh penjuru restoran itu, membuat pengunjungnya merasa nyaman.

"Pernah denger Peaceminusone nggak?" Jiyong ingin mencoba mengetes seberapa jauh Yunha tahu tentang kehidupannya. Yunha mengangkat tangannya sambil nyengir, memperlihatkan gelang yang memiliki simbol brand Jiyong. Jiyong menghembuskan napas lega, paling tidak wanita ini tahu brandnya.

"Gue punya, kok. Ada topinya dirumah, jarang gue pakai. Paling kalau pas perform aja," katanya sambil memainkan gelang yang ada di pergelangan tangannya. "Kenapa jarang dipakai?" Jiyong jadi penasaran.

Bibir Yunha mengerucut kecil, "Nanti kotor. Kan, sayang. Gue belinya susah itu. Antri di websitenya aja belum tentu dapet."

"Mau ikut gue ke distronya nggak?" tawar Jiyong dengan senyuman semanis gula.

"Boleh! Ayo!"

WOI APA INI NU'EST MAU COMEBACK TAPI PAKEK HASTAG #WAITING_YOU 😭. AKHIRNYA NU'EST DINOTICE PLEDIS. SARANGHAEYO 🙆

Effortless ✘ DaragonDär berättelser lever. Upptäck nu