Chapter 6

1.1K 88 1
                                    

Hari menjelang sore,angin sepoi-sepoi meniup wajahku.aku berjalan santai, menikmati arti setiap langkah ku. Berkeliling saat sore,tidak masalah kan.
Aku memang sangat membutuhkan saat ini untuk merefreshing otak dan hatiku..

Aku meninggalkan Naina dirumah sendiri karena dia ada tugas yg lumayan banyak..

Benar-benar tak habis pikir,seharian ini aku dimanjakan oleh sikap sehun yg begitu membuat ku melayang cukup jauh meninggalkan lembaran lama. Dan mengisi lembaran baru dengan berjuta rasa..

Lagi-lagi aku melamun yg tidak-tidak. Aku pun memasukkan tanganku ke saku jaket tipis ku dan berjalan. Suasana nya yang begitu akrab,membuatku ingin berlama-lama disini...
Langkah ku terhenti ditengah jembatan. Sungai kecil membentang dibawahnya. Aku memejamkan mata,menghirup udara sedalam-dalam nya,tanpa menyisakan satupun..

Dan,mataku terbelalak kaget saat ada yang memeluk ku dari belakang. Sangat erat,sehingga aku tak bisa bergerak..

"Hei tidak sopan!!"
Aku terus memberontak atas perlakuan yg telah ku tahu siapa pelakunya..

"Mr.Oh... Tolong lepaskan aku!!"
Dia masih tidak mau melepaskannya. Aku lelah,dan aku pun menyerah. Aku mengepalkan tanganku,menggigit bibir bawahku. Tiba-tiba mendarat lah sebuah kepala dibahuku..

"Aku ingin sekali saja bolehkan??"

"Apanya yang sekali?! Lepaskan!!!"
Dan kini aku berhasil melepaskan tangannya yg melingkar di pinggangku.

"Ini takdir bukan? Aku selalu saja bertemu dengan mu dimana-dimana, apa kita punya ikatan batin??"

"Apanya ikatan batin? Ini hanya kebetulan, bodoh!"

Tiba-tiba dia menyubit pipiku yg chubby ini..
"Hei,tak ada yang namanya kebetulan,semua sudah ditentukan jalannya oleh tuhan..."

Diapun melepas cubitannya, meninggalkan bekas yg memerah..
"Sakit.." lirihku memegang pipiku..

"Baiklah, apa yang kau lakukan disini Yara?" tanyanya seperti tak punya dosa,sembari merangkulkan tangannya di leherku. Mendekapku lebih dekat ke tubuhnya yg terlihat bidang itu..

"Sehun,bisa kah kau sehari saja tak muncul didekatku??"
Aku melipat tanganku didada..

"Hmm...bisa.."

Aku menaikkan alis,penuh kemenangan..

"Bisa gila,maksudnya." lanjutnya melempar kan senyum nya padaku. Sontak aku menoleh ke arahnya menahan rasa malu ini. Dan betapa aku buta selama ini, aku baru menyadari bahwa ciptaan tuhan yang satu ini begitu mendekati kata perfect..

Dari lekuk senyumnya,ukiran indah matanya, lengkungan alis yg indah, pahatan hidung yg mancung dan runcing dagunya yg menggantung. Bisa kukatakan jika dia bak lukisan sang dewa.

"Bahkan kau sepertinya suka menatapku.." ucapannya membayar kan pikiran ku yg mengoreksi wajahnya.

Aku tertunduk seketika. Sehun yg melihat ku,merasa bingung.
"Kenapa yara?"

"Sehun,ini pertama kalinya aku mempercayai seorang pria setelah satu tahun menjadi manusia berhati es pada lelaki.."
Sehun yg tidak mengerti,mengulang bertanya..

"Maksudmu??"

"Yah,sikapku padamu saat pertama kali bertemu dengan mu, bukanlah sifat asli ku.."

"Lalu sifat asli mu bagaimana?"

"Jika kau ingin tahu,tanya lah pada Naina,karena dia adalah saksi hidupku.."

"Aku tak memaksamu mengatakan sifat asli mu,tapi aku ingin tahu kenapa kau berpura-pura, sehingga mengeluarkan sifat palsu yang kau buat untuk melindungimu?"

✓ ꜰ ᴏ ʀ  ʟ ɪ ꜰ ᴇ : ʀ ᴇ ɢ ʀ ᴇ ᴛ   [TAMAT] Where stories live. Discover now