chapter 14

725 44 0
                                    

Aku terbangun,tak ingat kejadian apapun setelah tragedi irene terjadi. Sekarang jam 5 sore,aku langsung menuju kamar mengambil kotak obat,untuk mengobati lebamku.

Ku tampakkan diri di kaca,lebam itu masih ada. Bagaimana caraku menyembunyikan lebam dipipi ini?
Aku beranjak pergi ke dapur,mengambil beberapa bongkahan es batu dan mengompres lebam di pipi ku.

Tak habis pikir,irene menamparku begitu keras. Sangat keras malah.
Apa dia benar-benar serius dengan ucapannya?

Aku harus apa? Aku tak mungkinkan meninggalkan sehun. Namja yang membuat ku bahagia.

Tidak!
Aku tidak akan meninggalkan sehun,karena ancaman belaka si Irene itu. Terserah jika dia ingin membunuhku. Aku siap. Karena aku tak ingin merasakan sakit yg tak terkira menggerogoti kepala ku ini.

Tapi,sama saja aku akan meninggalkan sehun. Apa dia akan bahagia?

Ya tuhan,apakah ada pilihan lain selain pilihan yg kau berikan?
Aku takut jika aku tak bisa menghadapi nya..




Setelah selesai, aku pun berniat menuju dapur untuk memasak apapun yg ada dalam kulkas. Kubuka pintu kulkas dan...
Tidak ada apa-apa disana. Apakah sudah lama aku tak berbelanja lagi?
Segera ku mengambil jaket tipis lalu keluar dan mengunci pintu. Aku berjalan menuju supermarket terdekat.

Sampai di supermarket, aku mengambil beberapa makanan yg aku butuhkan.tidak banyak sih,hanya untuk aku dan naina.
Ku terus berjalan mengelilingi rak-rak makanan,memilih,lalu meletakannya di troli.

Setelah itu, aku menuju kasir dan membayar nya lalu dengan cepat ku keluar. Aku tak ingin jika pulang nanti naina akan mengomel jika menunggu ku kelamaan.

Sampai depan rumah,ku tengok kanan dan kiri. Belum ada tanda-tanda naina akan datang atau semacam nya. Huft,dia pasti belum selesai dengan tugas skripsi nya yang menumpuk. Biasanya dia akan mengerjakan nya dirumah chanyeol, baekhyun, j-hope atau jin. Mereka teman-teman naina yg kukenal.

Memasuki pekarangan rumah rasanya berbeda. Semua terasa berbeda saat ku mengetahui penyakit ini. Penyakit yg menggerogoti setiap inci kepala bahkan organ lainnya. Ya tuhan,kapan kau akan mengangkat penyakit ini? Tolong jawab aku,tuhan. Tolong.

Sampai didapur,aku langsung memasak. Aku memasak tak sampai 30 menit. Setelah selesai, aku beristirahat sebentar menuju sofa dan menonton sebentar.

Tak lama ku menonton tv, terdengar suara langkah an kaki seseorang, tidak.bukan seseorang. Ini lebih dari satu orang. secara tiba-tiba, pintu terbuka keras dan...

Aku bisa melihat luhan dan naina. Tak seperti biasanya. Naina nampak kesal,dan luhan mencoba menenangkannya.

"Apa maksud si albino itu,hah?"
Naina menggebrak meja yg ada di depan ku. Aku tersentak dan menatap luhan,—naina kenapa?
Luhan hanya menatap ku sebentar lalu kembali menenangkan naina.

"Dasar,perempuan tidak tahu diri! Ular! Jalang! Mau apa dia?"
Naina sudah benar-benar kesal.

"Naina,kau kenapa? Apa yg terjadi? Cerita padaku.."

"Yara, sebaiknya kau harus berbicara baik-baik dengan sehun itu!"

"Kenapa? Apa yg terjadi?"

Naina nampak mengambil nafas panjang dan mulai buka suara kembali.

"Saat arah pulang, kami berdua melihat sehun dengan seorang yeoja,tadinya ku kira itu kau. Saat kami menghampirinya,ternyata yeoja itu adalah irene!!"

Aku membelalak tak percaya,apa benar irene akan melakukannya?

"Lalu, kulihat mereka berdua nampak mesra,aku yg merupakan sahabat mu ini tidak terima dengan perlakuan sehun. Disaat kau terlihat kurang sehat, dia malah asik-asik an dengan yeoja lain! "

✓ ꜰ ᴏ ʀ  ʟ ɪ ꜰ ᴇ : ʀ ᴇ ɢ ʀ ᴇ ᴛ   [TAMAT] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt