[1] Eomma Promise

1.7K 108 20
                                    

"Pokoknya, ya, Yong. Kamu harus menikah sama Sandara. Eomma itu sudah janji sama Jeuna kalau nanti anak kami bakal dijodohkan. Ya, kamu anak eomma satu- satunya. Penerus keluarga. Harusnya kamu itu ngerti posisi kamu," cerocos eomma dengan menggebu- gebu.

Jiyong yang sudah mendengarkan kalimat itu beratus- ratus kali, hanya mengetukan rokoknya ke asbak lalu berlalu pergi. Dia sudah bosan hidup dengan jalan yang dipilihkan orang tuanya. Dia sekarang sudah 28 tahun, bukan anak SMP labil lagi yang harus dibantu memilih keputusan.

"HEH KAMU YA! EOMMA NGGAK MAU TAHU—"

BLAM! Pintu kamar Jiyong ditutup. Hidup dibawah bayang- bayang orang tua itu sangat memuakan. Datang ke acara perusahaan, tebar senyum, menjabati kolega appa lalu berusaha menikmati pesta. Jiyong muak.

Setidaknya kalau memliki seorang eomma yang diktator, dia memiliki appa yang pengertian. Tapi keduanya sama saja. Akan berubah menjadi monster kalau sudah menyangkut keinginan pribadi.

Jiyong membaringkan tubuhnya ke kasur king sizenya. Dia tertawa hambar, bahkan untuk pemilihan warna sprei dan selimutpun dia tidak berhak. Mom knows what good for you, prinsip ibunya.

Dia menutup matanya, berusaha untuk tidur. Dipikirannya sekarang adalah bagaimana caranya agar bisnisnya berjalan dengan lancar dan dia tidak harus menikah dengan wanita yang bernama Park Sandara itu.

Ketika dia hampir terlelap, pintu dibuka pelan. Appa masuk lalu duduk disamping kasur anaknya.

"Kamu dengar yang eomma bilang, kan? Besok kita harus bicara, Jiyong," kata appa halus. Jiyong mendengus kesal lalu bergumam, "Nggak ada yang harus dikompromikan. Keputusan eomma dan appa sudah bulat, kan?"

"Kita bicara bukan untuk berkompromi, Anak Muda. Kita akan berbicara mengenai pertunangan. Sandara itu gadis yang baik. Lagipula, eommamu itu sudah berjanji pada eommanya Sandara untuk menjodohkan kalian."

"Kenapa eomma harus janji? Memangnya kalau tidak janji, eomma akan mati?" tanyanya sarkas. Appa memukul pantatnya setelah itu karena bicara sembarangan.

"Heh! Besok kita makan malam di rumah mereka. Kamu nggak datang, awas saja. Sunat dua kali kamu nanti!" tegas appa sebelum keluar kamar.

Jiyong memandangi adiknya. Nanti kalau disunat lagi, habis dong?

ANNYEONG~~~

Gue balik ini sama cerita Daragon. Tapi nggak tau nanti tetep jadi daragon apa tenggelam jadi kapalnya kapel lain :) Bercanda kok. Ada yang mau nonton konser mubank? Hehehehe titip salam ya buat taeyong, pacarnya nunggu dirumah gitu :)))) Besok kalau gue dapet wifi, gue upload lagi deh :))) Saranghaeyo yeorebun

Effortless ✘ DaragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang