06

2.2K 417 22
                                    

"jelasin sekarang!" kata Chanyeol dengan suara beratnya

"cihh sok keren" batin June berbicara, sepertinya saat ini dia yang sok keren

Jika Rose bilang sedang memijat June, gila saja, bisa dikira Rose selama ini menjalankan bisnis jasa pijat plus plus.

Rose sudah merasakan keringat dingin membasahi tubuhnya, gawat jika Chanyeol menyuruhnya menikah dengan June karena adegan tadi. Menikah dengan siluman landak? Gila!

"heh, jawab! Gue duduk disini bukan buat liatin kalian berdua!" emosi Chanyeol tersulut

"kak, kita ta-"

"iya apaan?" belum sempat melanjutkan Chanyeol sudah memotong perkataan Rose. Rose jengkel setengah mati namun dia juga sedikit bersyukur karena dia memang belum tahu tadi dia akan bicara apa.

"gue ngelatih dia bela diri" jawab June akhirnya, itu satu-satunya alasan yang dapat dia pikirkan. Dia memang tak peduli dengan apa yang terjadi selanjutnya, tapi dia malas dengan kondisi seperti ini, merepotkan.

"i-iya kak"

"gausah nyari alesan" Chanyeol tentu tidak percaya, bagaimana bisa adegan tadi merupakan pelatihan bela diri untuk adiknya?

"lo nggak percaya gue pelatih bela diri? Berdiri" June berdiri dari duduknya dengan malas, masalah ini harus segera diselesaikan.

Chanyeol tersenyum meremehkan, dia ikut berdiri. Tak mungkin dia kalah, dia baik dalam hal seperti ini.

June melangkah mendekati Chanyeol di depannya, Chanyeol yang terlihat begitu percaya diri dengan kemampuannya membuat June menertawakannya dalam hati.

Rose yang melihat kedua cowok di depannya berdiri berhadapan satu sama lain begitu khawatir. Kenapa masalahnya jadi seperti ini? Dia memang tahu Chanyeol adalah seseorang yang hebat dalam bertarung, tapi lawannya adalah siluman landaknya. Walaupun Rose tak tahu apakah June jago dalam hal bela diri, tapi tetap saja dia bukan seseorang yang normal.

Srett! Dalam sekejap mata June sudah mengunci kedua tangan Chanyeol ke belakang, June memang bukan orang normal. June yang kini berada di belakang Chanyeol menyeringai. Rose melihat dengan jelas seringai June, menyeramkan. Tapi menawan.

Chanyeol mengaduh kesakitan dan mencoba melepaskan tangannya yang dikunci June dengan satu tangan. Kekuatan June tak main-main, bahkan dengan seluruh tenaganya, Chanyeol masih tak bisa meloloskan diri.

"lepas!" perintah Rose ke June, kakaknya terlihat kesakitan karena cengkeraman June. Ego Chanyeol masih bertahan dan tak ingin mengalah begitu saja.

June akhirnya menurut, lagipula tujuannya bukan membuat masalah menjadi semakin rumit. Chanyeol mengusap pergelangan tangannya yang memerah sambil menatap June tak suka, dia benci harus mengakui June lebih hebat darinya.

"udah gue bilang, gue ngajarin dia bela diri" kata June

Chanyeol menatapnya tak suka, "kali ini gue biarin, awas kalau gue mergokin kalian lagi." Chanyeol berjalan ke kamarnya.

"Rose, ini peringatan terakhir! Jangan sampai gue harus lapor ke papi sama mami. Oiya, lo cepetan pergi dari rumah gue" lanjut Chanyeol lagi sebelum menaiki tangga

"ahh"

"kenapa lo?" tanya Rose yang melihat June

"gue lupa sesuatu" jawab June yang terlihat sedang menyadari hal yang harusnya disadari sedari tadi

"apaan?"

"gapapa-gapapa" Rose semakin curiga karena June terlihat menyembunyikan sesuatu darinya, tak bisa dibiarkan

***

"udah" kata June yang baru saja keluar dari kamar Chanyeol dengan mode landaknya

"harusnya lo ngelakuin itu daritadi" kata Rose yang menunggu June di depan kamar Chanyeol dengan gelisah

June berakhir menurut kepada tuannya setelah dipaksa berkali-kali. Salahnya memang karena menceritakan kemampuannya merubah ingatan orang lain tentang dirinya. June bisa merubah ingatan saat orang lain melihat dirinya dalam wujud manusia atau landak ke wujud sebaliknya.

Ingatan Chanyeol berubah, yang dia ingat saat ini adalah Rose yang tadi memainkan duri seekor landak di dalam kamar. Dan landak itu menyerangnya, bukan sebagai June yang sebenarnya terjadi. Kini yang Chanyeol tahu adalah seekor landak, bukan June dalam wujud manusia.

"udahlah, pusing gue. Mau pergi" Rose beranjak ke kamarnya. June mengikuti dengan langkah kecilnya.

"heh, ngapain ikut? Gue mau ganti baju!"

Beberapa menit kemudian Rose keluar dari kamar, dengan pakaiannya yang terbilang bisa menampilkan hampir seluruh kaki jenjangnya. June membuka mulutnya lebar, mau kemana Rose dengan pakaian seperti itu? June saja begitu tertarik, bagaimana dengan cowok lain di luar sana?

"lo mau kemana pakai pakaian kaya gitu?" tanya June to the point

"gausah ikut campur gue mau kemana, lo kan tinggal ngintil aja" jawab Rose kemudian langsung pergi menuju garasi untuk mengambil mobilnya

Benar juga, June ada bukan untuk mencampuri kehidupan tuannya, dia ada untuk melindungi. Untuk saat ini dia hanya harus terus berada disamping cewek itu, menjaganya.

Setelah sekitar 25 menit berada di dalam mobil Rose dalam keadaan diam, mereka berhenti di sebuah tempat yang dari luar saja terlihat cukup ramai, padahal bulan sudah muncul cukup lama.

June memang tak pernah memasuki tempat seperti ini, tapi sepertinya dia tahu tempat macam apa yang akan dia dan Rose masuki. June sih senang-senang saja masuk ke tempat seperti ini, namun tidak bila Rose bersamanya.

"ntar kalo udah masuk lo jauh-jauh dari gue, pura-pura aja nggak kenal." Rose menunjuk June tepat di wajah

"santai aja, gue juga mau cari cewek kok." jawab June

"dih, mana mau sama siluman landak. Kabur semua mereka kalau tau"

"gak ada yang bakal tau, kecuali lo yang ngasih tau" June menaik turunkan alisnya











"btw Rose, minta uang saku dong hehehehe"

Sungguh siluman sialan. Rose kan bukan Ibunya!











TBC

Sassy Servanm; Junros | √Where stories live. Discover now