TIGA BELAS : Akhir Pekan

Start bij het begin
                                    

"Semenjak sama orang yang Gisel sebut es batu pelangi itu lo kok makim mesum sih?"

"Vano juga begitu​?"

"Apa?"

"Nggak, nggak jadi. Soalnya kalo meluk Vano nggak enak, anget sih tapi keras. Kalo elo kan empuk-empuk gimana gitu."

"MARIO!!!"

***

Pagi itu Luna sudah siap untuk pergi bersama Raja. Ia memakai kaus v-neck polos berwarna abu-abu dan celana jeans berwarna biru yang tidak terlalu pas pada kakinya. Rambutnya diikat sehingga tidak membuatnya gerah.

Sedangkan di tasnya terdapat berbagai benda mulai dari botol air minum, powerbank, dompet hingga pakaian berolahraga sesuai ucapan Raja. Luna jadi penasaran kemana sebenarnya mereka akan pergi.

Ponselnya bergetar kemudian, menampilkan suatu pesan dari Raja.

Gue udah di depan komplek Na, rumah lo yang mana?

Luna mengambil tas lalu keluar dari kamar, kini ia fokus untuk mengetik balasan.

Nggak usah nyari rumah gue, gue sekarang ke sana.

"Mau pergi sama Mario sama Gisel Na?" tanya ibu Luna ketika melihat anaknya turun dari tangga.

"Bukan Ma, sama temen yang lain." Luna menyalami ibunya yang kini tersenyum penuh arti. "Cowok ya?"

"Transgender Ma."

"Hush! Kamu kalo ngomong suka sembarangan gitu, yaudah hati-hati​ ya."

"Iya." Luna keluar dari rumahnya lalu berjalan dengan tempo yang cukup cepat, ia memang memiliki kebiasaan berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata. Hal itu sempat membuat Gisel maupun Mario mengomel karena sulit mengimbangi langkahnya.

Luna berjalan​ melewati rumah Gisel, tak menyadari bahwa sebuah mobil hitam di halaman rumah besar itu sudah dihidupkan. Dua dari tiga orang di dalamnya tampak memerhatikan Luna dengan saksama.

"Ayo Mang, kita ikutin!" seru Mario sembari mencomot keripik kentang milik Gisel.

"Gue penasaran mereka mau ke mana," ucap Gisel sambil menurunkan kaca mobil.

"Menurut analisa seorang Mario Adiwijaya. Diliat dari keduanya yang merupakan tipe orang yang suka berolahraga, pasti tempat yang Luna sama Raja tuju itu nggak jauh-jauh dari tempat yang bikin tubuh bergerak aktif."

"Kolam renang?" Mario menggeleng menanggapi tebakan Gisel. "Si Raja kampret amat kalo sampe ngajak Luna cuma berdua ke kolam renang padahal baru jalan untuk yang pertama kalinya."

"Iya sih, udahlah mending ikutin aja."

Di sisi lain, Luna sudah masuk ke dalam mobil Raja. Ia mendapati cowok itu tengah tersenyum lebar kepadanya karena senang bukan main, tentu saja kegirangan karena akan menghabiskan waktu dengan orang yang disukai.

"Sebenernya kita mau ke mana sih?" tanya Luna ketika mobil Raja berbelok di perempatan jalan besar.

"Lo suka lompat-lompatan nggak?" Luna menaikkan alisnya. "Suka."

"Nah gue mau bawa lo ke tempat di mana lo bisa main trampolin berbagai ukuran yang gue jamin seru banget. Lo lebih suka ke tempat begituan daripada mall kan?"

Luna mengangguk. "Iya lah."

Keadaan di dalam mobil menjadi hening hingga mereka sampai di tempat yang dituju, keduanya berjalan bersama ke dalam dengan ekspresi yang sama-sama antusias.

Baik Luna maupun Raja berganti pakaian terlebih dahulu. Sebelum bermain mereka melakukan pemanasan sebentar untuk sekadar melemaskan otot-otot mereka, baru kemudian pergi ke trampolin paling pinggir yang mempunyai daya lompat paling tinggi.

Luna tertawa senang ketika bisa melompat tinggi, Raja juga ikut tertawa dibuatnya. Ia senang Luna terlihat senang, Raja berterima kasih kepada temannya yang sudah menyarankan tempat ini untuk jalan dengan tipe cewek seperti Luna.

"Na, lo seneng?" tanya Raja ketika keduanya berpindah tempat.

"Seneng. Thanks loh udah ngajak gue ke tempat ini."

Raja nyengir. "Sama-sama. Thanks juga lo mau jalan sama gue."

Luna menepi sebentar, ia kemudian melihat Raja yang memutar tubuhnya di udara layaknya sedang salto. Luna bertepuk tangan kagum setelahnya, sedangkan Raja tersenyum lebar entah untuk yang kesekian kalinya.

Tanpa mereka sadari dua orang yang mengikuti mereka juga sedang melompat-lompat di trampolin yang agak jauh, keduanya tertawa-tawa layaknya anak kecil. Mereka memang cocok sebagai pasangan untuk melakukan hal-hal kekanakan, Gisel dan Mario saling berpegangan dan beberapa kali hampir terjatuh karenanya.

"Gue loncat lebih tinggi!" seru Mario dengan wajah meledek Gisel.

"Gue juga bisa!" Gisel ikut berseru tak mau kalah.

Yeah, akhir pekan yang menyenangkan bukan?

***

A/n : saya selalu suka nulis bagian Mario yang selalu asal ngomong dan pribadinya yang ceria.

Btw, follow​ akun IG ini yo :
(at) aralunaeff31
(at) giseldewia12
(at) marioadwjy_31
(at) bayu.story
(at) bayupermana31_

Ok, see you:)

StraightWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu