SEBELAS : Bobrok?

63.5K 6.9K 910
                                    

Luna yang sedang memejamkan mata dan menyandarkan tubuhnya ke Mario terbangun ketika cowok itu dengan seenaknya beranjak tanpa berbicara terlebih dahulu, membuatnya jatuh meskipun untungnya berada di atas tempat tidur.

"Ada apaan sih Mar?" heran Luna yang mencoba kembali duduk.

Mario menggaruk bagian belakang telinganya. "Gue kok berasa denger suaranya Revano ya?"

"Masa dia ada di sini?" Luna menyusul Mario yang keluar kamar.

Tetapi ternyata benar, Revano yang baru saja sampai di lantai dua setelah menapaki tangga tersenyum ketika matanya menangkap sosok Mario yang dibalut kaus putih polos dan celana hitam pendek.

"Van? Lo ngapain ke sini?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

"Lewat chat kan bisa."

"Mau langsung, sebelum gue besok pergi ke suatu tempat." Luna yang merasa akan menjadi kambing conge ataupun obat nyamuk bergegas turun ke dapur.

"Lo mau pindah?" tanya Mario tak percaya.

"Bukan, besok gue mau ijin. Ada pemotretan yang butuh tempat bagus, dan tempat itu jauh dari sini."

"Oh."

"Dan gue mau ... yah ... pamit sama lo, dan gue juga bawa sesuatu sih."

Mario kemudian menarik Revano ke arah balkon, daripada pegal berdiri di dekat tangga.

"Apaan?"

"Ini." Revano mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan mengacungkan sebuah gelang kayu berukiran sederhana yang bagus.

"Buat gue?" Mario menerima benda itu dan segera memakainya.

"Iya, gue harap lo suka."

"Suka." Mario nyengir dan melihat tangannya yang kurus dari berbagai sisi.

"Syukur kalo lo suka."

"Emang pemotretan di mana? Sampe nggak sekolah segala."

"Ke pantai."

"Oh."

"Luna tadi di sini?" tanya Revano yang sudah penasaran kemudian.

"Iya."

"Sering dia di sini malem-malem?"

"Sering, nginep juga sering. Kadang di sini, kadang di rumahnya Gisel yang sepi."

"Kalian deket banget ya?"

Mata Mario segera berbinar-binar ketika membicarakan soal persahabatannya dengan Gisel dan Luna. "Kita udah sahabatan dari kecil, jadi deket. Nggak ada rahasia lagi di antara kita."

"Oh ya? Termasuk orang yang kalian taksir?"

"Yoi."

"Sekarang mereka mau nginep lagi di sini?" Mario mengangguk.

"Tapi kok gue baru liat si Luna? Si Gisel ke-"

"Woy kampret! Ngapain lo di sini?!" Mario dan Revano kompak menoleh dan menatap Gisel yang berkacak pinggang dalam balutan setelan tidur bergambar beruang coklat.

Baru saja dibicarakan, orangnya sudah datang.

Panjang umur.

"Datang-datang nyolot, kenapa lo sensi banget sama gue sih?"

Gisel berdecak. "Udah cukup di sekolah gue liat tampang lo yang nyebelin kuadrat kubik aksen, sekarang liat lo lagi? Di rumah Mario dan lagi ngobrol sama dia! Kesehatan mata gue bisa terganggu ngeliat aktivitas pasangan bobrok kayak lo berdua."

StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang