SATU : Oh God, What Should I Do?

179K 12.5K 1.7K
                                    

Tangan Gisel gatal.

Bukan karena digigit nyamuk atau hewan lain seperti semut, tetapi tangannya gatal ingin memukul kepala sahabatnya yang kini senyam-senyum kegirangan.

Mario tampak memerhatikan layar ponselnya dengan senyum mengembang, tak lupa kekehan manis keluar sesekali.

Bukan, bukan karena ia merasa diacuhkan. Tetapi alasan Mario bertingkah seperti itu yang membuatnya marah.

Luna sama saja. Meskipun pembawaan cewek itu lebih kalem dan tenang dibanding Mario, tetapi tetap alasan mengapa mereka merasa senang seperti itu membuat kepalanya terasa mendidih.

Yeah, Mario itu laki-laki cerewet dan banyak tingkah. Sedangkan Luna itu tegas dan tomboy.

Kadang-kadang Gisel berpikir bahwa drama Korea Secret Garden itu nyata.

"Woi." Mario dan Luna menoleh bersamaan. "Apa?" jawab mereka kompak.

"Kok gue dicuekin?" tanya Gisel basa-basi.

"Makanya cari pacar sana," balas Mario dengan nada mengejek.

"Kampret lu banci." Mario melotot lalu menoleh. "Mulut lo Gisel, pengen banget gue tonjok ya?"

"Apa yang diomongin Mario itu bener Sel, cari pacar lah."

Gisel memutar bola matanya malas. "Jadi kalian senyam-senyum dari tadi itu gara-gara punya pacar baru? Tapi please, gue nggak mau denger kalo lo berdua masih belok."

Mario tertawa. "Belok kanan belok kiri?"

Gisel mendelik. "Receh."

"Ya terserah kita lah Sel, selama kita nggak ngeganggu hidup lo kenapa harus ribut?"

Gisel mendesah, mengambil remote televisi dan mengganti saluran setiap sepuluh detik sekali tanpa berniat menontonnya.

Rumah besar Gisel sepi sekali malam itu, percuma saja Gisel meminta Mario dan Luna datang untuk menginap jika mereka malah sibuk dengan ponsel masing-masing.

Dasar anak-anak yang terlalu modern.

"Gue cuma mau yang terbaik buat kalian," ucap Gisel tiba-tiba, terdengar jelas ada nada putus asa di sana.

"Gini ya Gisel sayang, ini pilihan gue sama Luna. Lo nggak bisa maksa, karena semua keputusan ada di tangan kita. Jadi tolong, biarin gue ataupun Luna bahagia." Mario tersenyum tipis setelah mengucapkan kalimatnya.

Gisel lagi-lagi mendesah. "Yaudah."

Mario menggeser duduknya untuk mendekati Luna. "Coba tebak apa yang bikin gue seneng hari ini?"

Gisel yang penasaran ikut bergeser, sehingga Luna berada ditengah-tengah keduanya.

"Apaan?"

"Lo tau Revano Pradipta?" Luna maupun Gisel saling menukar pandang.

Siapa yang tidak kenal dengan Revano? Most wanted SMA Aditama itu tentu saja dikenal semua siswa, mulai dari si kutu buku sampai murid olimpiade.

Lagipula siapa yang tidak mengenal siswa setampan Revano? Sekali tersenyum saja pipi para siswi akan memerah karena tersipu malu dan baper.

Tetapi sayang, Revano itu sangat sulit didekati. Setiap siswi yang mendekatinya pasti ditolak mentah-mentah.

"Kenal lah, siapa yang nggak kenal sama dia," jawab Gisel kemudian.

"Kenapa emang?" Luna mematikan ponselnya sebentar agar bisa mendengar penuturan Mario lebih jelas. Sedangkan Gisel mengambil minuman bersoda di meja.

StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang