[16] Just the Way You Are

Comenzar desde el principio
                                    

Malik yang sejak tadi sudah duduk di balik kemudi, membuang pandangannya ke lain arah. Interaksi dua orang di luar mobil membuat napasnya jadi tidak beraturan.

"Udah perpisahannya?" ejek Malik ketika Dara sudah masuk ke mobil dan duduk di sampingnya. "Kayak mau pisah lama aja."

Dara melirik Malik dengan kesal. "Udah, buruan jalan. Nanti di sana kita pisah, ya."

Malik tidak menyahut. Ia menyalakan mesin, kemudian mulai melajukan mobilnya menuju lokasi acara ulang tahun Niki.

Tidak ada pembicaraan lagi selama mereka dalam perjalanan. Baik Malik maupun Dara sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Malik yang berkonsentrasi mengendarai mobilnya, serta Dara yang sibuk membalas chat dari Lala yang menanyakan keberadaannya.

Dara langsung melepaskan sabuk pengamannya setelah mobil Malik sudah terparkir sempurna di area parkir sebuah kafe. "Thank you," ucapnya singkat pada Malik, kemudian turun dari mobil.

Malik hanya bisa menghela napas berat melihat sikap cuek Dara padanya.

Dara bergegas masuk ke dalam kafe. Lokasi acara ulang tahun Niki berada di bagian belakang kafe, area outdoor, dekat dengan kolam renang.

Langkah Dara tiba-tiba saja terhenti di tengah-tengah kafe karena dihadang oleh sekumpulan pria berpenampilan menakutkan di mata Dara. Tubuh mereka dipenuhi tatto, wajahnya penuh dengan tindikan anting di mana-mana.

"Buru-buru banget. Mau ke mana, Cantik?" tanya salah seorang dari mereka.

Dara mundur beberapa langkah sambil menunduk, tak berani menatap pria-pria itu.

"Malam minggu gini sendirian aja?"

"Gabung sama kita, yuk."

Dara melangkah semakin mundur. Tubuhnya sudah gemetar, ditambah keringat dingin mulai memenuhi keningnya. Ia ketakutan setengah mati saat ini.

Dara baru saja berniat mundur kembali, namun sebuah tangan yang menggenggamnya erat tiba-tiba saja membuatnya urung. Dara menoleh ke samping, dan langsung menemukan Malik sudah berada di sebelahnya. Cowok itu menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Dara, dan menggenggamnya erat sekali.

"Permisi!" Satu kata dari mulut Malik berhasil menyingkirkan sekumpulan pria di hadapannya. Jelas terdengar nada ancaman dari suara berat Malik.

"Udah punya cowok ternyata," kata salah satu pria itu sambil menyingkir dari hadapan Dara.

Dara mengikuti tuntunan tangan Malik. Ia masih sangat terkejut dengan situasi ini. Ia merasakan sesuatu yang hangat menyelinap masuk ke dadanya.

"Karena menurut gue, nggak ada yang paling membahagiakan selain merasa dilindungi ketika punya kakak cowok."

Dara teringat kata-katanya sendiri. Ia benar-benar merasakannya sekarang, merasa benar-benar dilindungi. Namun, ada yang aneh dengan perasaannya. Mengapa jantungnya berdebar hebat saat ini?

Malik dan Dara sudah tiba di area lokasi ulang tahun Niki. Sudah banyak orang yang hadir di ruang terbuka itu. Semuanya berpencar sambil menikmati hidangan serta bercengkrama asyik ditemani lantunan musik yang berdentum nyaring, menambah suasana kemeriahan acara.

Lala datang mendekat untuk menyambut Dara. "Ra, lo dateng bareng Malik?"

Dara baru tersadar. Sejak tadi ia terpaku menatap Malik tanpa kedip. Ia kemudian menoleh pada Lala yang kini menunduk, seperti melihat sesuatu yang aneh di bawah sana.

Dara mengikuti arah pandang Lala, kemudian langsung mengerti apa yang membuat cewek itu terkejut.

Dengan salah tingkah, Dara membebaskan tangannya yang sejak tadi digenggam Malik erat sekali. Sementara Malik tampak sangat santai menyaksikan orang-orang di sekitarnya kini memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik.

My Ice Girl [Sudah Terbit - SEGERA  DISERIALKAN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora