[16] Just the Way You Are

342K 27.9K 1K
                                    


Ting Tong

"Dara, bukain pintu. Siapa tahu itu Malik udah datang mau jemput kamu. Kamu udah siap, kan? Jangan bikin dia lama nungguin kamu."

Suara Bunda nyaring sekali. Dara yang berada di kamarnya langsung keluar. Karena Dara yakin, Bunda tidak akan berhenti berteriak sampai Dara menuruti perintahnya.

Dara sudah tampil cantik malam ini. Ia mengenakan dress kuning tanpa lengan dengan bagian rok yang sedikit mengembang. Rambut lurusnya ia buat sedikit curly di bagian ujung, hingga terlihat lebih ber-volume. Riasan wajahnya pun tidak berlebihan, sangat pas dengan usianya yang masih belia.

Dara berjalan malas menuju ruang depan untuk membukakan pintu.

"Dara, udah cantik begitu, tapi kok wajahnya ditekuk gitu, sih?" komentar Bunda, namun tidak ditanggapi Dara.

Dara membuka pintu itu. Ia sudah yakin betul Malik yang datang. Namun, rupanya dugaannya salah. Yang berdiri di hadapannya saat ini bukan Malik, melainkan Gino.

"Gino?" Dara hampir tidak percaya cowok itu kini berada di rumahnya. Karena seperti yang ia tahu, selama ini cowok itu selalu punya alasan untuk tidak berkunjung ke rumahnya. Tapi, sekarang cowok itu berada di rumahnya dengan penampilan yang rapi sekali.

"Hai, kamu cantik banget malam ini," puji Gino sambil menatap Dara kagum.

"Dara, Malik suruh masuk dulu."

Teriakan Bunda dari dalam rumah membuat Dara dan Gino menoleh ke dalam.

"Bukan Malik yang datang, Bun," teriak Dara. Kemudian ia bergeser sambil membuka pintu lebar-lebar. "Masuk dulu, yuk," ajaknya pada Gino.

Kali ini Gino tidak beralasan. Ia langsung melangkah masuk begitu Dara menawarinya.

"Siapa?" tanya Bunda yang baru saja muncul dan bergabung di ruang depan.

"Selamat malam, Tante. Perkenalkan, saya Gino, teman sekolahnya Dara," kata Gino ramah.

Bunda memperhatikan Gino dari atas hingga bawah. "Oh, jadi kamu yang namanya Gino?" katanya sambil mengangguk paham. "Dara sering banget sebut nama kamu, tapi Tante baru bisa ketemu kamu hari ini."

"Iya, Tante. Ada aja halangan tiap kali saya mau main ke sini. Hari ini baru sempat. Sekalian saya izin jemput Dara pergi ke acara ulang tahun teman," sahut Gino bernada santun.

"Wah, tapi Dara udah janjian sama Malik buat berangkat bareng," ucap Bunda bernada menyesal.

"Selamat malam,"

Suara sapaan itu membuat semuanya menoleh ke arah pintu. Malik muncul di sana. Penampilannya sungguh rapi dan menawan, lengkap dengan jas hitamnya yang semi formal.

"Tante, saya izin jemput Dara sekarang," kata Malik, tanpa terpengaruh kehadiran Gino yang sudah lebih dahulu berada di sana.

"Tuh kan," kata Bunda menyesal pada Gino. "Memangnya Dara nggak bilang sama kamu kalo dia berangkatnya sama Malik?"

Gino dan Dara saling pandang tanpa bisa berkata apa-apa.

"Yaudah, kamu berangkat sana," kata Bunda pada Dara. "Tante titip Dara ya," lanjutnya pada Malik.

"Iya, Tante," jawab Malik meyakinkan.

Gino memperhatikan interaksi itu dalam diam. Ada perasaan tidak suka ketika menyadari kedekatan Malik dengan bundanya Dara.

Mereka semua pamit pergi. Di luar rumah, Dara berkata pada Gino sebelum naik ke mobil milik Malik. "Kita ketemu di sana, ya."

Gino mengangguk. "Hati-hati di jalan."

My Ice Girl [Sudah Terbit - SEGERA  DISERIALKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang