[1] Gadis Berlesung Pipi

1.4M 56.8K 6.2K
                                    


Dan kau hadir merubah segalanya

Menjadi lebih indah

Kau bawa cintaku setinggi angkasa

Membuatku merasa sempurna 🎵

Kegaduhan di koridor menuju kantin bukan hanya terjadi hari ini. Hampir setiap hari Malik dan kawan-kawan selalu menciptakan keributan dengan mengadakan konser dadakan menggunakan alat-alat seadanya.

Satya, satu-satunya orang yang tergabung dalam klub musik menunjukkan kepiawaiannya dalam memetik gitar. Arul yang bercita-cita ingin menjadi pemain drum terkenal, sementara harus puas menciptakan suara dari pantulan botol-botol plastik di kedua tangannya. Ethan yang pandai beatbox, membuat pertunjukan mereka semakin menarik. Ditambah suara merdu Malik yang selalu mampu menarik perhatian kaum hawa yang lewat di hadapan mereka.

Iko satu-satunya orang yang tidak kebagian peranan penting dalam setiap konser dadakan mereka. Namun, ia adalah yang paling semangat bertepuk tangan dan mengajak setiap orang yang lewat untuk ikut bernyanyi bersama. Bahkan, sesekali ia memanfaatkan keadaan untuk meminta saweran, terutama pada adik kelas yang lewat.

"Sawerannya, dong," pinta Iko pada seorang siswa kelas sepuluh yang baru saja lewat.

Dengan takut-takut, siswa itu mengeluarkan selembar uang dari sakunya, lalu buru-buru pergi dari sana.

"Malakin anak orang melulu lo, Ko!" sahut Satya. Jari-jarinya masih memetik senar gitar di pangkuannya.

"Beda, dong. Kalo malak kesannya maksa. Tapi gue nggak maksa. Sukarela yang ngasih aja," jawab Iko. Sedetik kemudian ia berteriak ke arah siswa yang baru saja pergi setelah memberikannya uang. "Woi, gue udah punya banyak Pattimura. Yang gambar lain nggak ada?"

Satya dan yang lain geleng-geleng kepala melihat tingkah Iko.

"Ke kantin, yuk!" seru Arul nyaring. Ia baru saja menghentikan tabuhan botol plastik setelah lagu "Lebih Indah" dari Adera sudah selesai mereka mainkan.

"Yuk, haus nih. Dari tadi teriak-teriak melulu," sahut Iko. Kini ia sedang menghitung uang yang ia kumpulkan dari hasil sumbangan sukarela orang-orang yang lewat.

"Kalian aja, gue nitip air mineral." Malik bersandar di tembok, kemudian melepaskan jaket karena sedikit kepanasan.

"Gue juga," sahut Satya, diikuti Ethan.

Setelah ditinggal pergi oleh Iko dan Arul ke kantin, Malik dan dua temannya menunggu sambil berbincang-bincang.

"Di SMA Satu, lo suka ngadain konser dadakan kayak gini juga, Mal?" tanya Satya yang ikut bersandar di tembok.

Malik yang baru tiga bulan pindah sekolah ke SMA Gemilang sudah memiliki banyak teman. Pembawaannya yang supel dan mudah sekali bergaul, membuat yang lain nyaman berteman dengannya. Sebelum pindah sekolah, nama Malik bahkan sudah sangat terkenal di SMA Gemilang. Siapa yang tidak mengenal Malik dengan reputasi playboy tingkat SMA?

"Kadang-kadang, sih," jawab Malik. Seketika perhatiannya teralihkan oleh sekumpulan siswi yang baru saja lewat di hadapannya sambil berbincang seru sekali.

"Kalo gue punya kakak cowok, gue pasti jadi adik yang paling beruntung di dunia ini," kata salah satu siswi yang paling menarik perhatian Malik. Senyum cewek itu manis sekali dengan sepasang lesung pipi.

"Emangnya kenapa?" tanya temannya.

"Karena menurut gue, nggak ada yang paling membahagiakan selain merasa dilindungi ketika punya kakak cowok."

"Kasihan yang jadi anak tunggal," sahut temannya yang lain.

"Kok gue biasa aja punya tiga kakak cowok?"

My Ice Girl [Sudah Terbit - SEGERA  DISERIALKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang