[37] Pengakuan

Mulai dari awal
                                    

Karena anak laki-laki itu yang dipegang ucapannya lalu tindakannya bukan hanya janjinya yang manis dimulut saja.

• • •

"MAU kekantin ngga lo?" tanya Tara pada Nats yang tengah duduk ditepi lapangan setelah olahraga selesai dan sekarang sudah jam istirahat begini.

"Lagi mager gue," balas Nats sambil membenarkan ikatan rambutnya yang dia cepol secara asal-asalan tadi.

"Yakin? Ngga papa lo sendirian disini?" sahut Ulli sambil mengibaskan tangannya didepan wajahnya yang masih memerah karena kepanasan.

"Yakin, yaudah lo berdua duluan aja gue nyusul entaran," balas Nats sambil menyipitkan matanya saat mendongak menatap Tara dan Ulli yang berdiri didepannya.

"Yaudah deh, gue laper nih. Nyusul aja ntar," balas Tara sambil menarik tangan Ulli.

"Yoi!" balas Nats saat melihat Tara dan Ulli yang mulai beranjak menjauh.

Gadis dengam rambut dark brown itu mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajahnya perlahan hingga tiba-tiba dia merasakan sebuah benda menempel di pipinya.

"Sendirian aja kayak jones, lo." ledek Harris yang sudah duduk saja disamping Nats.

"Halah, sok iye lo. Pake bilang kalau gue jones situ sendiri perhatian gini," balas Nats setelah menerima botol mineral yang disodorkan Harris barusan.

Harris terkekeh pelan, "Kasian ngeliat lo yang kayak udang kepanasan gini."

Nats membuka tutup botol air mineral tadi lalu meneguknya perlahan tanpa mengidahkan pernyataan Harris barusan. "Yang penting cantik." balas Nats dengan santainya, "Eh lain kali beliin yang dingin dong."

Harris menaikan satu alisnya sambil menatap pacarnya itu, "Ogah."

"Kenapa?"

Harris dengan santainya menaruh telapak tangannya diatas kepala Nats, "Soalnya harganya lebih mahalan yang dingin," jawabnya dengan santai.

Nats mencebikan bibirnya lalu meninju lengan Harris pelan, "Hih, sampis gue kirain lo mau bilang gini nih, ogah ntar lo sakit kalau abis olahraga minum yang dingin-dingin. Ternyata.."

Harris semakin tersenyum lebar saja, "Gue ngga seperhatian itu kali."

"Ya, ya terserah lo aja," balas Nats dengan santainya. "Lo akhir-akhir ini udah ngga sering bolos lagi ya?" tanya Nats.

Harris mengendikan bahunya dengan santai, "Hm. Rasanya lagi pengen aja sekolah."

Mendengar hal itu membuat Nats tersenyum penuh arti, "Karena gue ya?" ledeknya pada Harris.

"Itu salah satunya," balas Harris kelewat santai membuat Nats tersedak. Sial dia tadikan maksudnya cuma mau meledek cowok itu tapi kenapa malah dia yang salah tingkah begini? "Temenin gue maen basket yok?"

Nats menatap Harris dengan tatapan herannya, "Maen basket? Gue ngga bisa," balasnya.

Harris bangkit berdiri lalu menepuk celana seragamnya yang agak kotor sedikit karena duduk ditepi lapangan begini, "Gue ajarin."

"Seriusan? Ayo!" ucap Nats dengan nada antusiasnya membuat Harris tersenyum lebar.

• • •

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang