[4] Evening in festival

13.8K 587 20
                                    

4:: Evening in Festival

“Kadang skenario semesta memang selucu itu. Mempertemukan dua orang yang berbeda memercik sebuah kebetulan yang menautkan cerita.”

Semesta dan ceritanya yang kadang lucu dan sulit untuk dimengerti.

-Just be Mine-

"NATS ntar ada acara ngga?" Tanya Ulli pada Nats yang tengah memasukan beberapa buku ke dalam lokernya dan menyisakan buku matematika dalam tasnya.

"Kenapa emang?" Nats bertanya sambil menyandang tasnya lagi.

Tara menyahut dengan antusiasnya. “Jalan yuk, kemana gitu?”

Mendengar perkataan Tara barusan membuat Risa mengangukan kepalanya. “Hem, saby tuh. Lama juga ngga hangout bareng. Kuy lah.”

"Ngga ikut dulu lah gue hehehehe..” ujar Nats sembari menyengir lebar. “Sorry deh masih full gue kalau sore ini, jadi ngga bisa.”

"Pemotretan lagi?" Tanya Nida.

Nats hanya menganguk mengiyakan. Akhir-akhir ini jadwalnya memang tengah padat. Mulai dari pemotretan majalah sampai syuting iklan.

“Sorry ya...lo berempat aja deh,” sambungnya lagi yang membuat Risa mencibir pelan. Jadi meledek.

“Tau deh yang jadi model terkenal mah sibuk aja,” ledek gadis berambut sebahu itu dengan gaya menggodanya.

Nats mendengkus. “Yee apaan sih yaaa...” ujarnya sebal sembari mendorong bahu Risa pelan.

Melihat interaksi dua temannya itu membuat Tara memutar bola matanya. Walau detik selanjutnya dia jadi menyandarkan punggung di depan salah satu loker menatap Nats.

“Eh ya, Nats. Kemarin kenapa sih lo nolak si Randy? Lo kan utang belum cerita tuh.”

Ulli menganguk membenarkan. “Hoo tuh, kenapa? Lagian lumayan tuh si Randy, cakep gitu.”

Mendengarnya membuat Nats menghela napasnya lantas tersenyum kecil. Jadi teringat mengenai kejadian kemarin sore ditengah lapangan futsal sekolah.

Niatnya hanya ikut main teman-temannya yang mengajaknya menonton permainan futsal anak IPS. Katanya sih ada gebetannya Tara. Tapi yang ada malah Nats yang mendadak menjadi bintang utama dilapangan.

Iya, habis selesai latihan futsal. Tiba-tiba aja gitu Randy sang kapten futsal menyatakan perasaannya padanya. Bukan tiba-tiba juga sebenarnya tapi Risa dan Tara ikut berkonspirasi dengan memaksanya menonton futsal sore kemarin.

Katanya Randy udah lama naksir Nats, tapi Nats hanya tersenyum. Dengan lembut menolak pernyataan sang kapten. Membuat banyak yang mempertanyakan kenapa dia tidak mau menerima pernyataan Randy. Tapi Nats hanya bungkam, dia juga kurang sehat hari itu.

“Gue lagi ngga ke pengen punya relationship aja, males.” jawab Nats sambil mengendikan bahunya. “Lagian he's not my type. Kalau gue terima ya...nanti dikirain PHP kan ngga enak.”

Nida jadi membulatkan mata sipitnya, refleks menepuk bahu Nats pelan. “What the... Ganteng gitu bukan type lo? Randy tuh yaa.. Sayangable anaknya. Baik gitu, boyfriend material gitu yaaaa..tipekal good boy gitu,” ujarnya jadi membayangkan.

Risa menganguk. “Iya tuh, temen gue,” sahutnya kalem. “Naksir beneran dia sama lo.”

“Ya mau gimana lagi? Kalau dipaksain juga ngga bakalan bagus ujungnya,” jawab Nats. Samar ada sendu yang dia sembunyikan dibalik kalimat santainya. “Gue mau dia baik-baik ajalah, jadi ya gitu..”

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang