[31] Berteman dengan Waktu

8K 360 3
                                    

31 :: Berteman dengan Waktu

"Jika kamu membuat perempuan tersenyum itu tandanya dia menyukai kamu. Tapi saat kamu membuatnya menangis itu tandanya di mencintaimu." Quote oke dari Damar untuk Arsya (Cowok sok badai yang ngga pekaan)

"Buat cowok. Kalau kamu suka sama cewek bilang dong. Jangan cuma kasih perhatian yang ujungnya semu. Perlu kamu tau aja, cewek itu juga punya rasa lelah. Dia ngga akan nungguin kamu selamanya kalau kamu cuma diam." Quote curcol Nida untuk Arsya.

"Kamu tau hal yang paling sulit dilakukan adalah bertahan ditengah ketidak pastian dalam suatu hubungan dan saat ini aku sudah dalam tahap jenuh asal kamu tau." - Tara Felicia

"Kita hanya perlu bicara apakah hanya aku yang mengharapkanmu disini? Aku hanya takut kamu menjauh dariku yang berat untuk mengikat dan sulit untuk melepaskan." - Gregorius Arsya

-Just Be Mine-

PAGI-pagi begini Harris sudah sampai saja di depan rumah Nats, mereka akhir-akhir ini memang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama. Makin real saja hubungan mereka berdua.

Terlebih Al dan El yang sudah memutuskan untuk melanjutkan sekolah mereka melalui homeschooling, karena padatnya jadwal shooting mereka. Membuat Nats susah untuk meminta kakak kembarnya itu untuk mengantarnya lagi.

"Loh, ada Harris? Kenapa ngga masuk dulu tadi? Malah nungguin diluar begini," ucap Giselle yang baru saja keluar rumah bersama dengan Nats yang sudah lengkap dengan seragam khas Bibangnya.

Harris tersenyum hangat. "Baru banget kok, Tan nyampainya." Balas Harris sambil tersenyum.

"Oh iya, kemaren kata Mbak Nadia kamu nginep sini ya?" Tanya Giselle.

Telak, hal itu membuat Nats meringis kenapa Mbak Nadia bocor banget sih sama Giselle?

Harris menganguk pelan sambil tersenyum. "Iya, Tan. Maaf ya, Tan ngga bilang-bilang dulu. Harris cuma mau ngejagain Nats doang, waktu itu demamnya tinggi jadi ngga enak kalau ditinggal, sekali lagi maaf ya, Tan." ujarnya.

Giselle tersenyum sambil mengacak rambut Nats. "Ngga usah minta maaf, Ris. Tante malah makasih udah ngejagain Nats, pasti bawel ya dia?" kekehnya. Di tepuknya pelan bahu cowok jangkung itu.

Mendengar ledekan Giselle barusan membuat Nats sebal. "Ish Mama nyebelin, sama anak sendiri juga," ucap Nats sambil mencebikkan bibirnya sebal. "Yaudah Nats berangkat." ucapnya sambil mencium pipi Giselle, enggan diinterogasi sama Mamanya yang super bawel ini.

"Tan, Harris sama Nats ke sekolah dulu ya," ucap Harris sambil mencium tangan Giselle yang kebetulan sudah berada dirumah selepas kepergiannya di Jepang.

"Iya, take care ya sayang." Balas Giselle sambil tersenyum lebar.

Kedua remaja itu lalu melangkah menuju mobil BMW hitam yang terparkir dihalaman rumah Nats lalu melaju menembus ramainya jalanan ibu kota yang padat pada jam berangkat sekolah dan kerja seperti ini.

Suasana dalam mobil mereka hening. Hanya alunan lagu salah satu boy band Korea yang mengalun dari tape mobil. Siapa lagi yang bikin ulah mobil Harris terisi lagu korea begitu kalau bukan karena Nats yang sedang heboh akhir-akhir ini. Haish.

Tapi berbeda sekarang. Cewek bawel itu mendadak diam saja sembari mencebikan bibirnya sebal. Harris kurang paham mengapa.

"Kenapa cemberut gitu sih, Nats?" ucap Harris sambil mengacak rambut Nats saat sedang berada dilampu merah.

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang