[57] Ramai yang Mengertak Sepi

6.5K 326 111
                                    

57 :: Ramai yang Mengertak Sepi

"Lihat dia senyum itu kayak berdiri di deket Ac. Adem." - Nats Willo.

"Berbagi luka sama sahabat itu rasanya kayak iklan minuman. Nyatanya nyegerin." - Harris Arlando.

"Terimakasih buat kamu yang sudah menginspirasi aku menuangkan aksara didalam cerita ini. Cerita yang begitu lama menggantung hampir satu tahun, iya hampir satu tahun. Sama persis ketika jarak tipis membentang, mengejek diantara ego." -Natchadiary.

-Just be Mine-

KEEMPATNYA sedari tadi sudah bercakap mengenai banyak hal, dari yang semula topik yang begitu sensitif dan menyebabkan suasana tegang diantara mereka sampai pada hal yang begitu random yang membuat mereka dari tadi tak berhenti tertawa.

Misalnya saja gemas siapa antara Rafatar-Arsy atau Rafatar-Gempita. Iya sampai hal yang berbau gosip begitu membuat keempatnya tertawa.

"Ya mendingan Gempi lah, apaan lo. Dia ucul gitu, kayak gue."

Mendengar ujung kalimat menyebalkan Damar barusan membuat Arsya mendengus jijik sama halnya dengan yang dilakukan Naomi. "Nampol lo dosa ngga, Dam?" Cewek bermata almond itu mengatakan hal itu dengan santainya.

"Tampol aja, Nom. Tampol." Arsya mengompori cewek itu dengan nada semangatnya. Jiwa kompornya keluar begitu saja.

Damar berdecih mendengarnya. "Kompor lo, kompor!" serunya sembari menendang pelan kaki Arsya. "Btw nih ya, Nom. Ngga kasian lo sama pacar lo? Dari tadi kan nungguin lo diluar."

Kalimat Damar barusan membuat Naomi menepuk keningnya. Seolah teringat mengenai sesuatu. Cewek itu refleks bangkit berdiri karenanya. "Eh, udah ya. Balik dulu gue," ujarnya sembari mengalungkan clutchnya pada bahunya.

"Nah, nah pacar sendiri aja di lupain." Harris mencibir tingkah heboh Naomi.

Benar saja cewek itu berdecak sebal karenanya. "Cot lo, kalau ngga inget lagi sakit gue gibeng lo ya."

"Wooh sadis, Naomi beneran kambek kayak boy band korea, Sya!" Damar berseru heboh, mengingat pacarnya yang menggemaskan itu senang sekali menjejalinya dengan puluhan drama korea hingga boy band korea sekalipun.

Dikiranya Damar ajang pameran kali ya. Untungnya sayang.

Tatapan Naomi langsung mengarah tepat kearah Damar yang membuat cowok itu langsung mengatupkan bibirnya. "Lo tuh emang tampolable ya, Dam ya?" ditepaknya pelan kepala Damar saking gemasnya yang membuat tawa Arsya meledak karenanya. "Ketawa mulu lo kayak bahagia aja, hati lo apa kabar, mas?"

Gantian Arsya yang terdiam dengan tatapan datarnya yang mengarah pada Naomi. "Cot lo, hati gue baik-baik aja," cibirnya sebal.

Naomi sedari dulu memang begini. Kelihatannya aja classy, anggun, tapi kalau udah kenal beneran ya jauh dari kesan itu. Naomi itu ngga bisa diam, bawel, kasar, dan kalau ngomong bisa nyelekit dan pas kena dihati gitu. Kan menyebalkan.

"Ambyar beneran noh dia, goblo lo ah." Harris tertawa pelan melihat Arsya yang jadi baper sendiri hanya karena di cibir Naomi barusan.

"Puk puk sayang, sabar ya." Damar terkekeh sembari menepuk bahu Arsya yang membuat cowok itu berdecih pelan.

Just Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang