Entah kenapa rasanya sangat sulit untuk mencoba memulai kembali setelah putusnya ia dengan sirana .

Rasa sakit yang diciptakan sirana membuatnya sulit untuk membuka hati kembali . Saat sedang cintanya dengan wanita yang sangat di cintai . Tapi ternyata dia hanya di memanfaatkan . Setelah apapun ia korbankan untuk sirana tapi ternyata dia tak sebaik yang di fikirkan .

Karena hal itu, sempat membuatnya hampir menghancurkan kantor, hidupnya pun seperti orang gila, kehilangan arah dan tak punya semangat hidup . Itu karena tak bisa melupakan sosok sirana yang sangat dicintai .

'Aku mencintaimu ali, aku akan menunggumu sampai kamu memiliki perasaan yang sama untukku'

Ali memejamkan matanya saat setelah membaca kalimat terakhir dari note tersebut . Ia meremas pelan note itu dan mengacak wajahnya frustasi .

Membuka matanya kembali dan memeluk note yang ditulis arin .

"Maafkan aku"

**************
"Ibu harus makan banyak, biar cepat keluar dari rumah sakit" ucap arin saat sedang menyuapi sang ibu . Ibu hanya menerima setiap suapan dari arin .

Sesampainya arin di semarang arin langsung menuju rumah sakit tempat ibu di rawat . Dan sesampainya dirumah sakit tumpah sudah airmata yang sejak tadi memang sudah menetes sedikit demi sedikit . Kala itu ia tak bisa menahan airmatanya lagi saat melihat ibu terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan tangan yang tertancap jarum infus .

Ia merasa gagal karena lalai menjaga ibu dan membuat ibu masuk kerumah sakit . Tapi saat itu ibu hanya bisa memberi perngertian dan selalu berucap 'ibu tidak apa apa'

"Sudah sayang, ibu sudah kenyang" ucap ibu sambil menurunkan tangan arin yang sedang memegangi sendok berisi bubur .

"Tapi ibu baru makan sedikit" ucap arin dan terus memaksa ibu membuka mulutnya kembali  .

"Tidak sayang, kamu mau membuat ibu muntah karena memakan bubur itu, sungguh ibu sangat tidak menyukai masakan rumah sakit" keluhnya membuat arin menatap ibu kasihan .

"Nanti aku akan tanya dokter, bolehkah ibu memakan makanan buatanku saja" ucap arin membuat ibu tersenyum .

"Baiklah waktunya ibu minum obat" arin menyodorkan gelas berisi air putih dan beberapa pil obat .

"Sini biar ibu saja, kamu sudah mengabari suamimu belum, dia pasti merindukanmu" ibu mengambil alih gelas dan pil-pil obat lalu menatap arin .

"Tunggu apa lagi? Kamu belum memegang ponselmu sejak semalam . Berati kamu belum mengabari suamimu kan, sudah sana kabari dia . Jangan sampai dia mengamuk nanti karena begitu merindukanmu" ucap ibu sambil terkekeh yang malah membuat arin tersenyum lirih .

'Andai saja apa yang ibu ucapkan benar'

******************
"Arin bisa tolong aku ambilkan sepatuku?" Ucap ali yang nampak sibuk dengan merapihkan dasinya .

Sesaat ia teringat, ia membalikan tubuhnya menatap seluruh kamar dan menatapnya nanar . Ia lupa jika arin sedang tidak ada .

Menghembuskam nafas pelan dan berjalan mengambil foto pernikahan mereka yang ada di atas meja di kamar .

"Aku merindukanmu"

Ali mengelus foto itu dan tersenyum kecil saat melihat wajah bahagia arin di foto ini .

"Kalau rindu, kenapa tidak mencoba menelponnya . Tidak salah juga jika suami merindukan istrinya" suara lain membuat ali menoleh . Magenta tengah berdiri di ambang pintu dengan membawa susu putih .

"Bukannya aku mau menggurui kakak . Tapi dalam hal ini, aku lebih berpengalaman, aku dan zio sudah berpacaran beberapa tahun . Dan kakak harus tau, jika ingin membuka hati untuk seseorang, lakukan dengan benar jangan hanya setengah setengah . Jangan mengikuti ego agar dia yang lebih dulu menghubungi kakak . Walaupun tidak masalah jika istri menghubungi suaminya lebih dulu . Tapi disini kakaklah yang belum sepenuhnya menyerahkan hati kakak untuknya . Jadi menurutku jika kakak benar ingin membuka hati dan menerima ka arin, buanglah semua ragu yang ada di hati kakak . Kalau rindu kenapa tidak memulainya duluan" ucap magenta panjang lebar . Memang magenta sudah memiliki kekasih, dan merekapun menjalin kasih dengan long distance relationship . Tapi hubungan mereka tetap awet dan tak ada masalah . Mungkin karena mereka selalu menjaga komunikasi dengan baik .

Dalam hal ini ia memang sangat bodoh . Hanya untuk mengutarakan rasa rindu, begitu susah ia lakukan, padahal hanya butuh ponsel atau datang ke semarang .

Lebih gampang untuk bertemu, tidak seperti hubungan magenta dan zio yang sangat sulit untuk bertemu . Tapi dengan mudah mereka bisa mengungkapkan rasa rindu mereka .

"Kakak!! Tunggu apa lagi!!" Ucap magenta geregetan karena melihat ali hanya diam sambil melamun .

******************
Ini part berapa ya???
Hihihi ..

Ahh sudahhlahh . Tak ada yang lirik juga . Wkwkwkwk

Yang mau tau, tunggu kelanjutnnya ya???

Kiss kiss dari gw .

Arin & AliOnde as histórias ganham vida. Descobre agora