Extra Part 1 : Mr.Dalvin Nelson

41.6K 1.8K 28
                                    

"Mom, berhentilah mengatakan kalau aku ini imut." Aku tersenyum kemudian menaikkan satu alisku ke atas, kemudian duduk disampingnya. Putraku yang tampan ini langsung mematikan Ipadnya kesal kerena aku terus mengatainya Imut.

"Ada apa ? Semua anak seumuranmu suka dikatai imut, mengapa kau tidak ?" Tanyaku dan ia langsung menatapku.

"Aku tidak anak kecil, Mom.. Umurku sudah 5 tahun.." Aku mengangguk. Sungguh, sifatnya sangat mirip dengan Christian.

"Jika kau bukan imut, lalu apa ?" Tanyaku.

"Katakan aku keren.. Semua pria suka dikatai keren dari pada imut dan aku yakin Mom pasti tahu itu." Oh, anak ini. Benar-benar memiliki sifat yang dewasa. Ia memiliki sifat yang angkuh, bermuka tebal seperti Christian dan tentunya sombong. Sangat mirip dengan Daddy nya.

"Aku tahu, aku sangat tahu.." Ia tersenyum kemudian menatap jam tangannya. Kemudian ia menoleh kearah pintu utama. Tidak lama kemudian, pria tampan berjas formal muncul dan tersenyum kepada kami. Siapa lagi kalau bukan Christian. Dalvin memang selalu memperhitungkan waktu, tepat pukul 7 malam. Ia langsung menatap jam tangannya untuk memastikan kalau Daddy nya pulang tepat waktu.

"Hai, Jagoan." Ucap Christian yang langsung menggendong Dalvin dan tidak lupa juga ia mencium keningku.

"Daddy, kau membawakan sesuatu untukku ?" Tanyanya. Inilah kebiasaannya. Selalu menanyakan hadiah saat Daddy nya pulang.

"Tentu." Mata Dalvin langsung berbinar. Christian memanggil Drew untuk masuk. Tidak lama mobil-mobilan pun masuk kedalam rumah dengan diikuti Drew dibelakangnya.

"Kau bisa menaikinya." Ucap Christian.

"Aku tahu, Daddy.. Turunkan aku." Perintahnya.

Ia berlari menghampiri Drew kemudian naik kedalam mobil itu. Aku menatap Christian yang sedang tersenyum "Bukankah mobil itu mahal ?" Tanyaku, Christian menoleh menatapku.

"Tidak masalah, sayang.. Untuk putraku.." Baiklah, aku tidak membantah. Kami melihat Dalvin yang sangat lihai mengendalikan mobil itu. Bahkan tanpa diajari dulu pun ia sudah bisa. Anak pintar.

Christian mengajakku duduk di sofa. Membiarkan Dalvin bermain mobil-mobilan yang ia berikan dengan ditemani oleh Drew.

Ia tersenyum padaku "Sepertinya, Dalvin ingin adik.." Pipiku langsung memerah saat ia mengatakan itu terang-terangan. Jiwa mesumnya kembali lagi.

"Tapi tidak sekarang.." Dahinya mengernyit.

"Mengapa begitu ?"

"Karena aku sedang kedatangan tamu bulanan." Jawabku sambil tersenyum, ia menghelakan nafas pasrahnya. Oh, ia kecewa.

"Aku mengerti." Aku memeluknya dan ia membalas pelukkanku.

Tidak lama kemudian Dalvin berlari menghampiri kami dan duduk ditengah memisahkan jarak antara kami berdua. "Apa kalian akan mengajakku ke sesuatu tempat ?" Tanyanya sambil menatapku dan Christian bergantian.

"Iya, kami akan mengajakmu bertemu dengan temanku, sekaligus dengan anaknya juga.." Jawabku sambil mengelus puncak kepalanya.

"Apa anaknya laki-laki sepertiku ?" Tanyanya, aku menggeleng.

"Tidak, dia perempuan seperti Mommy.. Kau akan senang berteman dengannya." Jawabku dan ia malah mendengus kesal dan menatap Christian.

"Ada apa ?" Tanya Christian heran pada Dalvin.

"Mengapa anaknya harus perempuan ? Aku tidak suka perempuan." Alisku menyatu me jadi satu menatapnya kemudian beralih kearah Christian.

"Mengapa ?" Tanya Christian lagi.

"Karena perempuan itu cerewet." Jawabnya kesal.

"Secara tidak langsung, kau juga mengatai Mommymu cerewet." Ucap Christian dan itu membuat Dalvin menoleh padaku.

"Aku tidak mengatai Mommy cerewet.. Yang ku maksud cerewet adalah Dora." Alisku dan Alis Christian menaut, meminta penjelasan dari Dalvin.

"Dora ? Mrs.Anderson ? Ada apa dengannya ?" Tanyaku dan ia langsung menegakkan duduknya sambil menatapku.

"Dia sangat cerewet. Setiap kali aku ingin memegang benda yang ada di lab nya, ia selalu mengatakan jangan disentuh, Mr.Dalvin. Selalu itu, bukankah itu menyebalkan, Mom ? Dad ?" Ucapnya kesal.

"Dan lagi, saat aku menyentuh sedikit benda miliknya ia selalu berteriak, seakan-akan di ruangan Lab miliknya ada monster menyeramkan." Aku dan Christian tertawa. Anak ini begitu menggemaskan. Sebegitu sebalnya ia dengan Mrs.Anderson.

"Lalu ?"

"Padahal yang seharusnya berteriak itu aku. Karena memang diruangan itu ada monster sungguhan, yaitu dirinya. Gemuk, memakai kaca mata, rambut pirang dan cerewet. Kalian harus mengganti guru kimia baru untukku." Oh, aku ingin mencubit pipinya.

"Kau tidak boleh begitu, sayang.. Ia mengatakan jangan disentuh, itu karena ada alasannya. Ia tidak ingin kau terluka. Benda kimia cukup berbahaya." Ucapku menjelaskan.

"Jika berbahaya mengapa aku harus belajar kimia ?" Tanyanya.

"Karena agar kau tahu dan bisa membuat sendiri penemuan-penemuan baru dan kau akan menjadi seperti Daddy mu. Memiliki perusahaan besar dan kapal-kapal pesiar yang banyak. Jadi, bagaimana ? Masih menyerah dengan Mrs.Anderson ?" Jelasku lagi dan ia menggelengkan kepalanya.

"Anak pintar." Ucap Christian yang langsung mengelus puncak kepala Dalvin.

"Saatnya tidur.." Ucap Christian dan Dalvin langsung mengangguk, kemudian turun dari sofa. Lalu masuk kedalam lift untuk menuju ke kamarnya.

Aku tersenyum kepada Christian "Putramu sangat mirip denganmu."

"Karena aku Ayahnya." Ucapnya bangga.

"Dan ia sangat keras kepala sepertimu." Ucap Christian.

"Biarkan saja." Ia tertawa kemudian menciumku.

_________

Masih mau extra part lagi ?

Hehehehe..

Happy Reading.

So, foto Dalvin Nelson

Jerk Man In SuitsWhere stories live. Discover now