Bab 17

47.6K 2.4K 23
                                    

Sinar matahari kini dengan santainya menembus gorden kamarku, mau tak mau aku pun langsung bangun menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Setelah kedua aktivitasku selesai, aku pun langsung membuka pintu kamarku untuk keluar.

"Astaga !" sungguh aku sangat terkejut saat melihat pria yang ada dihadapanku secara tiba-tiba. Aku hanya bisa memejamkan mataku dan memegangi dadaku, sungguh aku sangat kaget.

Aku pun langsung membuka mataku dan menatap pria itu tajam dan asal kalian ketahui bahwa pria itu adalah Christian. "Kenapa kau kemari ?"Tanyaku ketus dan dia tersenyum. Dasar gila.

"Untuk menjemputmu." Jawabnya santai.

"Pergi dari sini.. Aku tak ingin bersamamu.." Ucapku ketus dan dia langsung memelukku erat.

"Maafkan aku.. Aku akan bertanggungjawab. Jangan tinggalkan aku.." Ucap Christian lirih. Aku baru bisa mendengar ucapan Christian yang lirih seperti itu. Bahkan bukan seperti Christian si dingin yang pernah aku kenal. Dia terlihat rapuh sekarang.

"Jangan pergi lagi.. Aku membutuhkanmu.." Ucap Christian sambil mengeratkan pelukkannya.

"Christian.." Panggilku dan ia langsung melepaskan pelukkannya dan setelah itu ia menatapku lekat.

Aku menatapnya juga, aku ingin bertanya sesuatu tapi aku tidak yakin kalau Christian akan menjawabnya. Aku juga tidak yakin kalau hatiku akan baik baik saja saat mendengar jawaban dari Christian nanti. Tapi aku harus tau, Aku ingin tau.

"Christian.. Apa kau akan menikahiku ?" Tanyaku sambil menatapnya dan Christian hanya diam.

"Aku akan menjawabnya nanti, sebaiknya kau turun dan sarapan dulu.." Ucapnya setelah beberapa detik ia terdiam. Aku tau sekarang, Christian tak menginginkanku untuk menjadi istrinya. Dan hatiku juga sakit kembali.

Setibanya aku diruang makan. Disana sudah ada ibu, Joe, dan Christian. Aku pun memilih duduk disebelah Joe.

"Kau tak duduk disebelah Christian ?"Tanya Joe yang agak berbisik.

"Tidak."Jawabku singkat.

"Kenapa ?"Tanya Joe kembali.

"Tidak apa apa.."

Selama sesi sarapan pagi. Aku enggan sekali menatap semua orang yang ada diruang makan ini, aku hanya menatap makananku, saat aku ingin memasukkan sesendok makananku Joe langsung menyenggol lenganku pelan.

"Ada apa ?"Tanyaku sambil menatap Joe.

"Christian memandangimu terus."Ucap Joe sambil menatapku juga.

"Biarkan saja." Ucapku cuek.

"Kau yakin tak ingin duduk disampingnya ?"Tanya Joe lagi, aku merasa heran padanya. Padahal selama aku makan disamping Joe. Ia tak pernah berkata seperti itu. Kata katanya itu seperti ia tak nyaman kalau aku berada disampingnya.

"Katakan saja kalau kau tak suka jika aku disampingmu.. Aku akan pindah." Ucapku yang langsung mengangkat piringku dan duduk disebelah Christian. Aku bisa melihat dari wajah Christian kalau ia sedang tersenyum.

Setelah sarapan selesai aku pun langsung berjalan menuju kamarku. Saat ingin aku menutup pintu, Christian langsung menahan pintu itu. Mau tak mau aku menatap Christian seolah olah aku seperti bertanya kenapa.

"Boleh aku masuk ?"Tanya Christian.

"Tidak boleh." Jawabku cepat.

"Kita harus berbicara." Ucapnya. Bodoh sekali. Bahkan sekarang kita juga sedang berbicara, kenapa aku baru mengetahui kalau Christian adalah CEO yang o'on.

Jerk Man In SuitsWhere stories live. Discover now