Kotak merah dan pesan singkat

Start from the beginning
                                    

"emang lo mau kemana?"

"gue gak kemana-mana Bar, gue bakalan di deket elo, selamanya "

"dan siapa cewek yang lo maksud?" Bara tidak bisa menyembunyikan raut kebingungannya

"Desky Bar. Gilianca Kalisa Desky." jawab Rano dengan nada datar tapi menyiratkan sesuatu yang sulit di pahami oleh manusia normal.

"maksudnya Lian?"  Kening Bara berkerut samar.

"iya, jaga dia ya bar, gue awalnya gak tau Bar kalo dia milik elo, maafin gue udah ngerebut milik elo. Sekarang gue tau, kalian saling suka. Saling cinta. Mungkin gue hadir buat pemersatu elo sama Desky. "

Deg!

Bara diam. Mencerna semuanya. Apa maksudnya? Apa maksud semuanya? Rano juga mencintai Lian? Bagaimana bisa mereka bisa bertemu? Bagaimana bisa seperti ini?

"lo kenal?"

"gak penting gue kenal dia atau enggak, yang penting lo jaga dia baik baik, jangan tinggalin dia lagi. Jangan lupa pesen gue yang tadi, kasih kotak merah itu ke dia"

"mah, pah, makasih udah mau jadi orang tua aku, makasih udah buat aku ngerasain gimana hangatnya keluarga" Rano menatap kedua orangtuanya. Sorot matanya tidak ada sedikitpun kesedihan. Yang ada dari tadi hanya sebuah senyuman dan senyuman yang tersungging di bibir merahnya. Merekah dengan manis.

"Ran, kamu gak akan kemana-mana kan nak?"

Rano menggeleng pelan "enggak mah, Rano gak akan kemana mana kok mah, mamah tenang aja, gak usah khawatirin Rano. Rano udah nemuin tempat yang buat Rano bahagia abadi. Jadi mamah jangan khawatir tentang bahagianya Rano."

Iren mengelus elus rambut Rano. Menahan isyakannya keluar.

"pah, nanti tolong ya bantu Rano, nanti papah ambil surat yang ada di laci meja samping sofa kamar ini" Rano menunjuk arah yang di maksud.

Wijaya mengangguk.

"terus apapun yang Rano tulis di situ tolong di wujudtin ya pah, jangan sampe enggak, nanti Rano marah sama papah kalo enggak"

Lagi lagi Wijaya hanya mengangguk dan tersenyum.

Rano menatap satu persatu orang yang ada di situ dengan senyuman. Dari mulai papahnya, mamahnya, hingga pandangannya berhenti di Bara. Sahabatnya juga saudaranya.

"kalo kayak gini, Rano udah tenang sekarang. makasih semuanya, Rano tidur dulu ya, capek soalnya"

Flashback off

Bara mengingat betul bagaimana dengan halusnya Rano berpamitan kepadanya. Bara ingat betul bagaimana Rano dengan setia menunggui di rumah sakit sampai dia tersadar. Bara ingat bagaimana Rano dengan gaya lucu nan kocak itu mengiburnya. Bara ingat bagaimana masa kecil yang dilewati bersama Rano. Bara masih tidak percaya sampai detik ini bahwa gadis yang menjadi tambatan hati Bara juga menjadi tambatan hati Rano. Ia tidak mengerti kenapa dia dan Rano bisa berlabuh pada dermaga yang sama.

Ketika pikiran Bara sedang berkelana ke masalalu, tiba-tiba suara mamanya memecahkan gelembung-gelembung lamunannya.

"Bar, cepetan turun, jadi balik ke Indonesia enggak?"

Bara cepat-cepat mengapus lamunannya yang belum selesai, dan keluar dari kamar Rano. Di masukkannya kotak merah itu di dalam kopernya.

"jadi mah, Bara turun"

***
Lian Baru saja mandi dan berganti seragam. Kemarin ia baru saja selesai melaksanakan UNBK (ujian nasional berbasis komputer). Dan sekarang dirinya bebas mau berangkat sekolah jam berapa. Enggak berangkat pun juga boleh.

-AFTER RAIN-Where stories live. Discover now