penghindaran

563 29 0
                                    

Lian dan kawan-kawanya tengah berada di kantin. Menikmati baksonya pak encus di sambi rumpi-rumpi.

"bahaya ni bakso" Katrin tanpa aba-aba langsung melahap bakso yang ada di hadapannya

"gue sebenernya bingung deh" Anya yang tadinya sibuk memakan baksonya kini ia hentikan aktivitasnya. Di letakkannya sendok dan garpunya itu. Lalu mukanya tampak berpikir keras mengamati semangkuk bakso yang tinggal setengah.

"bingung kenapa?" Nadin menatap Anya dengan raut muka heran

"setelah gue amati, gue teliti, gue pertimbangkan, lalu timbul deh pertanyaan di kepala gue, kenapa bakso ini bentuknya bulet?"

"takdir itu mah"

"gue bingung aja kenapa gak kotak, atau segitiga, segienam segidelapan, atau elips mungkin?"

"elah ribet amat sih hidup lo, tinggal makan aja riweh lo"

"nyesel gue temenan sama lo, aneh" Katrin bergidik ngeri

"eh, kayaknya di sini ada mayat hidup deh"

"mana?!" Katrin histeris

"noh, sampingnya Anya"

"maksud lo Lian?"

"habis dari tadi diem mulu, kaya mayat hidup aja"

"Lian?? Haloo!! are you okey bee? " Anya melambai-lambaikan tangannya di depan muka Lian.

Seketika itu juga, Lian tersadar dari lamunannya.

"eh, iya kenapa? Apa?"

"ngelamun aja"

"egg...gak kok" jawab Lian berusaha menutupi

"lo ada masalah ya sama Rano?" Katrin menanyakannya dengan pelan

Lian hanya menggeleng "gue ke kelas dulu ya"

Lian bangkit dari tempat duduknya. Baru saja ia berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ia di tabrak oleh seseorang sampai badannya hampir saja terhuyung ke belakang. Untung orang yang menabraknya tadi dengan sigap menarik tangannya. Sehingga Lian tidak jadi jatuh.

"makasih" jawab Lian singkat

"sama-sama"

Deg! Ketika mendengar suara itu dengan refleks Lian mendongakkan kepalanya. Dan benar saja, ternyata suara itu adalah suara milik Rano. Lian dan Rano sempat beradu mata. Saling diam. Sedetik berikutnya Lian langsung melepas tangannya dari tangan Rano dan berlari meninggalkan Rano di kantin.

***

Bel pulang sekolah sudah berakhir lima belas menit yang lalu. Tapi Lian masih saja sibuk di perpustakaan. Di karenakan tadi jam kosong, maka Lian memanfaatkan waktu untuk ke perpustakaan meminjam buku untuk tugas-tugasnya yang menumpuk segunung. Setelah di rasa cukup, Lian keluar dari perpustakaan dan kembali ke kelasnya. Jalan dari perpustakaan menuju kelasnya lumayan jauh. Lian harus melewati beberapa koridor sebelum sampai di kompleks kelasnya. Lorong-lorong kelas sudah sepi. Mungkin siswa siswinya sudah pulang semenjak bel pulang sekolah di bunyikan. Begitupun dengan kelas Lian. Kelasnya tampak seperti tidak berpenghuni. Hanya ada suara buku-buku Lian yang bertumbukan ketika di masukkan ke dalam tasnya. Lian berjalan menuju gerbang depan sekolah. Hari ini memang dirinya di antar oleh abangnya sendiri dan di jemput pula oleh bangyan. Yang Lian lakukan sekarang adalah menunggu abangnya datang.

Baru beberapa menit Lian menunggu, terdengar suara deru motor sport mendekati dirinya. Pengendara itu membuka helm full facenya. Dan ternyata lagi-lagi Rano.

"mau bareng?"

"gak, makasih" jawab Lian tanpa menatap Rano sedikitpun

"lo kenapa sih?"

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang