with you

579 26 2
                                    

Hari ini Lian tampak bersemangat menghadapi hari senin. Padahal biasanya dia paling malas jika sudah berhadapan dengan hari senin. Bawaanya mager terus. Dengan senyuman lebar yang tercetak jelas di wajahnya dia menuju meja makan. Di lihatnya abang nya sedang memakan roti isi seperti biasanya.

"Bahagia amat lo dek?"

"Sapa?"

"Kucing tetangga, ya elo lah"

"Gak ah biasa aja, gue kan emang setiap hari selalu bahagia, gak liat ni senyum gue udah kays iklan pepsoden?" lian memperlihatkan cengiran lebarnya

"Alay"

"Biarin"

"Bang" Lian memakan roti isinya kemudian menelannya, melanjutkan perkataannya lagi " ternyata bener ya?"

"Apanya?" Bangyan mengerutkan dahinya

"Gak papa"

"Elah, gimana sih"

Di tengah-tengah mereka sedang menikmati sarapan, tiba-tiba bi ijah datang dengan tergopoh gopoh.

"Non, ada yang njemput, katanya pangerannya non" kata Bi ijah jujur

Lian terdiam sejenak. Tapi tiba-tiba ia langsung beranjak dari meja makan dan ngeloyor gitu aja sambil bilang "gue berangkat ya bang, assalamualaikumm!!"

"Iya waalaikum salam," jawab Bangyan tak kalah kencangnya "bi, emang yang jemput siapa? Si saldo?"

"Bukan atuh den, itu , den Rano, punten den, saya mau ke dapur"

"Ohh si Rano" Bangyan mangut mangut, tapi kemudian ia berpikir, "lha? Berati? Adek gue jadian tuh? Wah gak bilang-bilang sama abangnya, awas aja lu dek" bangyan ngedumel sendiri
***
Lian turun dari motor Rano.

"Elo- eh maksud aku, kamu gak mau ke kelas? Kok diem di sini?"

Rano tidak menjawab, tapi dia malah mendekati Lian, menggandeng tangan Lian" jalannya barengan aja biar romantis"

Untuk beberapa saat Lian diam dengan perlakuan Rano. Ia hanya bisa mengejap ejapkan matanya. Menatap Rano.

"Kenapa? Ada yang salah?"

"Gak,"

"Yuk ke kelas"

Lian dan Rano berjalan beriringan. Tangan Rano menggegam tangan Lian erat seakan tidak mau lepas. Banyak tatapan mata yang menatap mereka dengan tatapan yang aneh. Beberapa dari mereka ada yang berbisik bisik, bahkan ada yang terang-terangan ngatain lian seperti ini "ih cewek gatel, modusnya deketin most wanted terus, kemaren Aldo sekarang Rano jijik deh" . mendengar kata itu hati Lian panas. Rano yang tau itu langsung menatap tajam orang yang ngomong seenak jidat tadi. Dan bilang "kalo punya mulut di jaga, dan tolong ngaca dulu" ucap Rano sarkatis, yang langsung membuat kedua cewek yang menghujat Lian langsung kicep. Baru saja Rano akan menggandeng tangan Lian lagi,  tapi Lian sudah tidak ada di tempat dimana ia berdiri tadi. Rano tahu, Lian pasti sakit hati gara-gara tadi. Kalau sudah seperti ini, Rano tau dimana biasanya Lian kalau sedang sedih, taman belakang sekolah. Yah, taman belakang sekolah. Rano langsung bergegas ke taman belakang sekolah. Dan benar saja, di taman itu sudah ada Lian yang sedang duduk membelakangi Rano yabg berdiri di dekat bangku putih yang Lian duduki. Dengan langkah pelan, Rano mendekati Lian dari belakang, menutup mata Lian dengan kedua tangannya.

"Iih! Siapa sih ini!? Lepasin bisa gak!?"

Tetapi tidak ada sautan dari sang penutup mata Lian.

"Iih! Lepasin ran, aku tau itu kamu" Kata Lian dengan nada agak sedikit kesal

"Kok kamu tau sih?" Rano melepaskan tangannya, dan duduk di dekat Lian

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang