cooking

824 40 0
                                    

Sehabis pulang sekolah, gerombolan kurcaci yang kurang 3 anggota itu memutuskan untuk ke kantin ngapel pak encus duluan.

"Eh eh lo tau kaga?" Lian menatap Anya. Tangannya sibuk mengaduk mie ayam yang ada di depannya

"Kaga" jawab Anya polos

"Ah elo mah" jawab Lian lesu

"Ya kan elo belum ngasih tau bego" Katrin menjitak kepala Lian

"Oh iya ya" Lian meneplak jidatnya sendiri

"Lo tadi mau bilang paan?" Nadin menyerutup jus jambunya. Enggak nyerutup deng. Cuma mainin sedotannya aja.

"Gue punya berita" muka Lian berubah menjadi muka serius

"Happy or bad?" Nadin mencomot bakwan dan menatap Lian dengan tatapan serius

"Happy dong" Lian kegirangan

"Paan emang?" Katrin melahap bakso yang tinggal sebutir itu.

"Minggu depan itu gue .. "

"Terus? Apa hubungannya sama gajah lompat?" semprot Nadin

"Gue belum selesai ngomong nyonya Nadinku sayangku unyu-unyuku" Lian mencubit pipi Nadin gemas

"Adau, sakit bego" Nadin mengelus elus pipinya yang tembem kaya bakpao itu.

"Terus-terus ?" Anya antusias

"Minggu depan itu novel gue mau di terbitin." Lian tersenyum sumringah

"Seriusan?! " Anya mendebrak mejanya

"Buset. Biasa aja neng. Lo hampir bikin jantung gue copot" Lian menghela nafas panjang

"Ya gak papa. Yang penting bukan hati no yang copot? Entar gak bisa ngerasain jatuh cinta samaa Rano lagi" Anya tersenyum licik

"Sekali lagi elo nyebut Rano, gue jejelin elo pake ini" Lian mencopot sepatunya dan menujukkan ke arah Anya

"Ampun neng" Anya nyengir

"Eh tapi seriusan bro, novel elo mau di terbitin?" Katrin menatap Lian. Intens.

"Iyalah. Sejak kapan gue bohong sama lo pada?" Lian menatap temannya satu persatu

"Iya juga sih. " Nadin mangut mangut

"Kok ada ya yang mau nerbitin novel lo?" Katrin berpikir keras

"Iya juga sih. Elo kalo ngomong ada benernya juga" Nadin mangut-mangut membenarkan kata-kata Katrin

"Ah elo mah pada gitu" Lian melengos

"Acaranya kapan? Malem?" Nadin menyerutup es tehnya

"Yups! Dan kalian gue undang jadi tamu spesial" Lian tersenyum gembira

"Oke bos"

"Siyap"

"Wokee bro"

Lian iseng mengambil handphone dari sakunya. Ia membuka handphonenya.

Notif? dari Rano? Ngapain lagi sih nih anak?! Lian berdecak kesal.

Elo harus ke rumah gue. Sekarang. Gak ada tapi-tapian. Gak ada mampir-mapiran. Pokoknya elo ke rumah gue. Gue tunggu. Masih inget janji lo kan?

" Aishh! Nih orang maksa banget sih!? " Lian kesal

"Emm.. Teman teman dan saudaraku semua. Maafin eneng yak. Eneng mau pergi dulu" Lian mengambil tasnya

"Eitss! Mau kemana lo? Sibuk banget sih akhir-akhir ini?" Nadin menahan tangan Lian

"Egg, anu gue ada urusan. Ya pokoknya ada. Pan kapan gue ceritain tapi bukan sekarang. Tunggu waktu yang tepat" Lian melambai-lambaikan tangan ke arah teman-temannya dan ngeloyor gitu aja.

-AFTER RAIN-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang