1. It just happens...

2.1K 70 5
                                    


Sebagai gadis yang sangat populer, aku punya cukup banyak masalah.

Maksudku, biar bagaimanapun, aku tetap remaja yang punya setumpuk masalah untuk dipikirkan. Kalian tahu kan betapa beratnya kehidupan anak kuliahan saat ini? Aku tak yakin ini lebih mengerikan dari perang saudara inggris atau juga pasca pengeboman hiroshima tapi masa kuliah termasuk salah satu era yang patut dimasukkan dalam sejarah sebagai era terberat untuk dilewati. Tak heran banyak yang menyayat nadinya meski, aku terlalu mencintai diriku sendiri untuk melakukan itu.

Contoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini.

"kamu mutusin aku?" Setidaknya, suaraku terdengar cukup stabil untuk emosiku yang sepertinya mulai labil.

Setelah menghilang selama 2 bulan liburan semester dan aku Cuma melihat fotonya touring dari atas ke bawah sumatra dengan klub bolanya, dia bbm memintaku bertemu di mall dan aku sudah dandan maksimal. Lalu, bahkan sebelum pesananku datang...

Dia bilang,

"iya. Aku rasa kita udah terlalu gak cocok buat pacaran."

Kalau dikatakan shock, ini terlalu memandang remeh perasaanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau dikatakan shock, ini terlalu memandang remeh perasaanku.

Aku bukan hanya shock, aku mungkin sebenarnya sudah mati dan masuk neraka. Bagaimana bisa cowok dengan muka terbakar matahari dan rambut yang selalu terlihat seperti habis dihantam badai ini, mencampakkan cewek sepertiku? Apa dia tak lihat bagaimana semua cowok abege tadi mengabaikan pacar mereka demi melihatku yang dengan cantiknya masuk? Dia jelas tak melihat.

Tanpa ekspresi, dia memperhatikan tanganku yang mengetuk meja dengan tak sabar. Bukan suara jariku yang menganggunya tapi gemericing gelangku. Kebiasaan ini, salah satu yang selalu membuatnya menghela nafas sebelum memintaku berhenti. Sekarang, dia sudah menghela nafas tapi tidak memintaku berhenti, dia hanya memandang jamnya.

"aku ada janji ama temen. Bisa aku pergi sekarang?"

Aku mungkin memang sudah mati dan sekarang ini hanya mumi. Tapi dengan ajaibnya, aku mengangkat tangan kananku. Berusaha mengatakan, kamu bisa pergi. Dan tanpa basa-basi, dia hanya mengangguk, mendorong kursinya dan, pergi.

What was that? Aku...

Apapun rencana jahat yang ingin kulakukan batal saat mbak-mbak cafe menaruh pesananku diatas meja. Karena, dia tersenyum manis dan bilang, selamat menikmati.

"kenapa mbak senyum?"

Bajingan. Bagaimana mungkin dia memutuskanku?!

***



"give more love please... some votes and comments will be so appreciated!"

"some follows will be so wonderful!" ^^

That time when we're together (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang