BAB 30

305K 12.3K 143
                                    

"aku sangat menyesal melakukan hal itu," Ben mendengus pelan, ucapanan penyesalannya membuat Bianca tertawa ringan mendengarnya.

"lalu kau akan melakukannya tidak?"

"baiklah, aku terima tawaranmu."
Seulas senyum kemenangan menarik garis bibir Bianca, tinggal beberapa langkah lagi misi mereka masing-masing akan menjadi kenyataan.

Stella berjalan cemas mengelilingi kolam renang di rumah Jake, ia menggenggam ponselnya kuat-kuat dan berpikir keputusan apa yang akan diambilnya.
beberapa menit yang lalu, Ben telah mengirimkan sebuah pesan tentang penyesalannya dan permohonan maaf ia ingin mengajak Stella untuk makan siang di sebuah restaurant jepang.

"Ak.. aku akan menemui Ben,"

"apa kau tidak waras?"

"dia telah menyesal, Jake. Berikan dia satu kesempatan lagi." Stella berusaha membujuk Jake untuk setuju dengan keputusannya bertemu Ben.

"dimana kau akan bertemu dengannya?"

"restaurant jepang, jam 2."

"sekarang? ah.. aku akan ada rapat klien bagaimana aku bisa menemanimu."

"tidak masalah Jake, kau bisa menyusulku dan tunggulah di depan restaurant."

"hubungi aku jika terjadi sesuatu."
Sambungan telepon terputus, Stella menenangkan dirinya untuk yakin dengan pilihannya menemui Ben. Ia bergegas mengganti pakaiannya, lalu menuju rumah makan sesuai petunjuk yang diberikan Ben.

Restaurant cukup mewah yang mirip seperti labirin, seorang pelayan wanita mengantarkan Stella ke tempat yang dipesan Ben. Pelayan itu menggeser pintu ruangan, terlihatlah Ben yang sudah duduk dengan berbagai macam makanan yang tersedia di atas meja dihadapannya.

Pelayan itu membungkuk pada Stella, lalu menutup kembali pintu geser khas seperti restaurant jepang pada umumnya.

Stella duduk di hadapann Ben, suasana canggung yang tidak disukainya mulai terasa. Hening tanpa ada satupun suara yang berani membuka percakapan, hingga akhirnya Ben lah yang pertama kali berucap.

"bagaimana kabarmu?" sapanya dengan senyum manis seperti biasanya.

"cukup baik. kau?"

"hidupku penuh penyesalan dan rasa bersalah padamu dan Jake." ungkapnya sedih, airmatanya hendak keluar namun ditahan olehnya.
tidak dapat dipungkiri, hati Stella ikut luluh melihatnya.

"Jake.. apakah Jake baik-baik saja?" nada suara Ben mulai bergetar.

"ya.. tentu, dia sedang sibuk dengan pekerjaan barunya."

Ben tertawa ringan, "ah.. ku dengar ia menjadi bos muda sekarang."

Suasana kembali canggung setelah kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Ben, dalam batin Stella mengapa makan siang ini terasa sangat mengenyangkan meskipun ia belum memakan apapun padahal perutnya telah berteriak-teriak ingin memakan semua sashimi dan sushi itu.

Mereka berbicara panjang lebar, sehingga awalnya suasana kaku menjadi sedikit mencair. Sesekali Ben memberikan daging yang langsung dipanggang ke piring Stella serta menuang jus jeruk. Tegukan pertama, tidak masalah. Begitu pula tegukan yang kedua, hingga ke tiga kalinya Stella mulai kehilangan fokusnya, matanya mendadak sedikit buram dan jari-jari yang menggenggam ujung kaki gelas menjadi lemas.

Ben tertawa kencang, ia bertepuk tangan sembari mendekati Stella, "kau ini wanita bodoh atau apa, ha?" katanya diselingi tawa puas.

Ia menarik rambut panjang Stella kasar, ujur jarinya menelusuri setiap jengkal wajah perempuan dihadapannya itu.

"lepaskan aku, Ben!" tubuh Stella meronta-ronta dengan sedikit sisa tenaga yang dimilikinya, ia berusaha tetap sadar dan ingin meraih pisau yang terletak diatas meja tidak jauh dari piringnya.

"kau selalu melakukan kesalahan yang sama, Stella. Kau bahkan percaya padaku setelah aku hampir menidurimu."

Ditancapkannya pisau itu ke lengan Ben, membuatnya kesakitan lalu melepas cengkraman tangannya yang menarik rambut Stella.

Stella bergegas bangkit dari duduknya, dengan masih sempoyongan karena pengaruh sesuati yang dicampur Ben pada minuman jus jeruk itu. Ia bertahan sekuat tenaga untuk mencapai keluar dari ruangan, kesana kemari ia mencari jalan pintu utama restaurant ini berharap Jake menunggunya di tepi jalan tapi cukup sulit karena labirin menjadi konsep restaurant ini.

Tepat di penghujung jalan, kedua kakinya tak mampu lagi menahan tubuhnya. Seorang pelayan menghampirinya dari kejauhan.

"anda baik-baik saja nyonya?"

"antar..antarkan aku keluar dari sini. Kekasihku sedang menungguku."

Melihat keadaan Stella, Jake menjadi geram. Ia mengepalkan kedua tangannya bersumpah tidak akan membiarkan Ben keluar dari tempat ini dengan selamat.

"Stella.. Stella.. ada apa dengan mu?"

"Jake..."

"akan ku bunuh berengsek itu!"

Jake berjalan penuh amarah, ia membuka pintu setiap ruangan yang berada disana. Lalu sampailah dia dimana Ben telah meringkuk kesakitan menahan lengannya yang terluka.

Tanpa berpikir panjang, Jake menarik kerah baju Ben lalu melayangkan pukulan bertubi-tubi pada wajah dan tubuh Ben.

"kau telah membangunkan singa, Ben."

Mendengar itu, Ben tertawa keras memperlihatkan deretan giginya yang dipenuhi darah. Hal itu membuat amarah Jake semakin tidak terkendali.

Ben telah tidak sadarkan diri, namun Jake terus memukulinya. Kedua tangannya terluka dan dipenuhi darah Ben, begitu juga pakaian yang ia kenakan.

Beberapa orang menyadari perkelahian mereka, lalu mengamankan Jake. Salah satu pelayan juga menghubungi ambulan serta petugad kepolisian.

Tak butuh waktu lama, petugas kepolisian menggiring Jake masuk kedalam mobil untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Stella melihat Jake yang dipenuhi darah dan digelendeng polisi menjerit kencang.

"Tidaaak! Jake!" Ia mencoba untuk berlari menghampiri Jake namun, beberapa polisi mencegahnya mendekati kekasihnya itu.

Disisi lain, Bianca sedang termenung di atas meja kerjanya. Ponselnya berdering, dengan cekatan ia menjawab panggilan telepon itu.

"Apa? apa kau bilang?"

Ia melempar ponselnya kesal, jarinya menarik rambutnya frustasi, "kau mempermainkan aku, Ben!" ucapnya datar, sorot matanya tajam seperti elang yang mencari mangsa.

Kemudian Bianca menghubungi seseorang dengan telepon kabel,"Siapkan keberangkatan ku dua jam lagi."



Bersambung...
Jangan lupa vote dan tulis komentar kalian:)

STELLA.Where stories live. Discover now