BAB 22

357K 15.4K 739
                                    

"Tidak terasa sekarang adalah hari perpisahan kita, aku akan sangat merindukan kalian semua. Jangan patah semangat, kalian harus tetap melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Terima kasih karena pernah menjadi pewarna dalam hidupku" Jake memberikan pidato terakhirnya pada saat acara wisuda sekolah, sorak gembira menggema di setiap sudut aula.

Acara perpisahan telah usai, mereka saling berpelukan atau sekadar berfoto bersama. Orang tua mereka datang membawa seikat bunga untuk diberikan kepada anak kesayangan mereka.

"Jake mari kita mengambil foto bersama" ucap Bianca datang dari kejauhan, mengangkat kamera pocketnya tinggi. Jake menampik tangan Bianca, membuat kamera itu goyang dan tidak mendapat foto yang sempurna.

Jake berjalan mencari seseorang, lalu menghentikan langkahnya saat menemukan sosok yang dicarinya yang sedang duduk di pinggiran taman sekolah.

"Aku akan merindukan mu" ucapnya membuat Stella menolehkan kepalanya, ia mendapati Jake yang telah duduk disampingnya. Stella tidak merespon perkataan Jake, ia kembali menatap lurus taman sekolah.

"Apa yang kau lakukan setelah ini?"
Stella hanya mengerdikkan kedua bahunya. Lalu tidak ada lagi percakapan yang terlontar dari mulut keduanya.

"Mungkin aku akan bekerja," kata Stella beberapa menit kemudian "Aku akan menyewa apartemen dari uang sisa peninggalan Ayah ku, lalu bekerja jika aku beruntung aku akan melanjutkan perkuliahan"

"Itu terdengar sempurna".

"Bagaimana denganmu, Jake?".

"Aku tidak begitu yakin, sepertinya aku akan merawat ibu ku dan aku akan kuliah musik".

"Semoga kau berhasil" ucap Stella dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Apa kau masih mencintaiku?".
Pertanyaan dari Jake mampu membuat Stella salah tingkah. Ia terdiam mecoba untuk tenang dihadapan Jake.

"Ku mohon katakan kau masih mencintaiku"

"Memangnya kenapa?" kata Stella ketus.

Jake menghela nafas berat, "Sepertinya kau sudah tidak mengharapkan aku lagi, Stella" kepalanya menunduk, ia benar-benar lemah dihadapan Stella. Entahlah, jika Stella menyuruhnya apapun untuk dilakukan agar dirinya mau kembali pasti akan dilakukan.

"Aku hilang kepercayaan padamu"

"Ya aku mengerti, aku salah telah meninggalkan dirimu"

Stella beranjak dari duduknya, "Selamat tinggal, Jake. aku berharap kau selalu bahagia," kemudian ia berbalik arah. Tetapi tangan Jake menghentikannya.

"Bolehkah aku mencium mu untuk terakhir kalinya?"

Stella tertegun tapi dalam hatinya ia tak ingin pergi dari Jake. Yang dia inginkan tetap tinggal dengan pria dihadapannya itu, namun Stella sadar tinggal bersamanya tidak akan baik.

Stella mengangguk pelan mengiyakan permintaan Jake, wajah Jake mendekat lalu menyatukan bibirnya. Air mata Jake turun, ia tidak pernah merasakan ciuman semenyedihkan ini.

Stella melepas ciumannya, ia mengusap kedua pipi Jake yang basah. Sementara Jake memegang punggung tangan Stella hangat.

"Selamat tinggal, Jake"

Tubuh Stella menjauh, meninggalkan Jake yang masih mematung ditempatnya.

"Andai kau tau mengapa aku bersikap seperti itu saat itu. Tapi tidak, tidak akan aku katakan karena kau pasti tidak akan percaya padaku" kata Jake pada diri sendiri, "Ku mohon balikkan badan mu sekali saja, maka aku tau kau masih memikirkan aku" lanjutnya. Kemudian Jake menanti Stella dari kejauhan untuk membalik badannya menghadap Jake untuk terakhir kali.

STELLA.Where stories live. Discover now