= DUA PULUH DELAPAN =

7.1K 377 15
                                    

– Marriage Life –

***

Juni mendadak terbangun dari tidurnya karena rasa mual yang tiba-tiba sudah datang bahkan saat fajar belum terbit. Sambil mencoba untuk mendapatkan kesadarannya, ia mengerjapkan matanya berulang kali. Tak lama, alarm yang biasanya ia atur pukul empat lebih berbunyi. Ia langsung mematikannya. Setelah mendapatkan kesadarannya, Juni melirik alarm tadi. Jam menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit, tanda bahwa waktu untuk beribadah Subuh masih ada. Ia pun segera bangkit dari tidurnya dan mulai berjalan menuju kamar mandi. Suasana pada apartemennya masih cukup remang-remang. Hanya beberapa lampu dinding saja yang menyala agar tidak sepenuhnya membiarkan apartemen tersebut gelap gulita. Dan masih dengan sedikit sempoyongan, Juni melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia hanya ingin menuntaskan rasa mualnya dan segera mengambil air wudhu.

Sehabis mengambil air wudhu, Juni pun kembali ke kamarnya. Namun ketika dia sampai di ambang pintu kamar, Juni mendengar sesuatu dari kamar Akmal. Karena penasaran, Juni pun mencoba untuk memutar kenop pintu kamar Akmal. Dan ternyata kamar tersebut tidak dikunci oleh pemiliknya. Juni pun dengan gerakan pelan mencoba mendorong pintu. Samar-samar, ia mendengar Akmal sedang bergumam sesuatu yang tidak begitu jelas. Rupanya ia sedang mengigau.

"Aku cinta kamu, Mir. Aku cinta banget sama kamu. Ayo kita menikah!" Gumam Akmal dalam tidurnya.

Mendengarkan Akmal mengigau seperti itu, membuat Juni lantas terdiam di tempat. Ia pun lalu kembali menuju kamarnya sendiri. Dalam setiap langkahnya, Juni memikirkan apa yang tadi Akmal igaukan. Bahkan dalam tidurnya pun ia begitu mencintai Mira, terlebih sampai mengajak nikah sahabatnya itu.

Juni tersenyum miris.

Ah, sungguh ia begitu tidak ingin berada dalam ikatan pernikahan yang menyesakkan seperti ini.

***

Akmal samar-samar mendengar lantunan musik yang berasal dari ruang tengah. Ia pun membuka matanya dan terlihat jelas bahwa pagi sudah datang. Ia pun melirik pada jam dinding yang ada di kamarnya. Pukul setengah enam pagi. Pantas saja kamarnya terlihat lebih terang.

Akmal pun bangun dari posisi tidurnya. Masih dengan keadaan duduk, ia menguap lebar dan merenggangkan tubuh tegapnya. Masih dengan rasa kantuk yang tinggi, Akmal mencoba untuk mengumpulkan kekuatan agar bisa beranjak turun dan keluar dari kamar. Menilik siapa pelaku yang memutar lagu Not Today milik Imagine Dragons dengan volume yang cukup untuk mengganggu tidurnya.

Setelah Akmal benar-benar membuka pintu kamarnya, ia disuguhi pemandangan sosok Juni yang sedang membersihkan meja di depan sofa ruang tengah. Perempuan itu terlihat sedang mengelap meja kaca dengan kain lap dan cairan pembersih. Peluh juga terlihat sedang menetes dari pelipisnya. Akmal pun berjalan menghampiri Juni.

"Kamu ngapain?" Laki-laki itu berdiri di dekat meja yang lagi dibersihkan.

"Kan kamu lihat sendiri aku lagi apa." Balas Juni cuek.

"M-Maksudku kamu ngapain bersih-bersih apartemen pagi-pagi gini?"

Juni menghentikan gerakan membersihkan meja. Ia pun menaruh kain lap dan mendongak untuk menatap Akmal.

"Aku lagi mengerjakan tugas seorang istri. Bersih-bersih rumah itu udah jadi kewajiban."

Akmal pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia pun bingung harus berkata apa. Akhirnya, dia pun berjongkok di samping meja. Dan pandangan Juni juga mengikuti setiap gerakan yang ia buat.

"Kamu kan lagi hamil, jadi bersih-bersih rumah itu nggak wajib. Lagian masih trimester pertama, inget ucapan Mama sama Mama Sofia agar kamu nggak melakukan pekerjaan yang melelahkan. Aku nggak mau terjadi kenapa-kenapa sama kamu dan Adek. So, acara bersih-bersihnya kamu udahin aja ya?" Pinta Akmal sambil tersenyum kecil.

JUNIWhere stories live. Discover now