Bagian 32 [DI-BA-TAL-KAN!!!]

3.2K 109 3
                                    

     "Bagaimana? Semua sudah sesuai dengan rencanakan?" Tanya seorang pria dengan senyum percaya diri pada beberapa pria lainnya.

     "Hehk! Percaya diri sekali kau!" Salah satu pria terlihat kesal melihat pria yang terlalu percaya diri itu, tapi pria percaya diri itu malah semakin tersenyum.

     "Sudah, hentikan! Kita masih belum bisa memastikan misi kita berhasil atau tidak, jadi fokus lah hanya pada misi ini untuk sesaat" pria lainnya pun menengahi mereka. "Dia harus merasakan hukuman dari kesalahannya" ucap pria itu dengan nada dingin namun pasti.

*****

     Seorang lelaki kecil sedang berjalan di koridor sebuah rumah sakit, ia membawa ransel berwarna biru dan tempat minum yang ia gantungkan di lehernya. Ia berjalan santai sambil memperhatikan setiap pintu kamar yang ia lewati. Dia berjalan tanpa takut seolah sudah terbiasa mendatangi tempat itu, bahkan sesekali para perawat wanita menyapa dan mencubit pipi gempalnya.

     Setelah beberapa menit berjalan di lantai itu, ia berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup rapat. Lalu dengan sedikit meloncat ia menjangkau gagang pintu dan menariknya kebawah, pintu pun terbuka. Ia kemudian masuk dan menutup pintu perlahan. Tapi ketika ia berbalik dan ingin melangkah, tubuh kecilnya terpaku seketika. Ia menggigit bibir bawahnya, ia gugup karena kini sepasang mata cokelat seseorang sedang menatap bingung dirinya.

     Sunggingan senyum terulas dari sang bocah, "hehehh...halo!". Ia memberi senyum menggemaskan, dan tentu saja siapapun yang melihatnya pasti akan luluh.

     "Siapa kau? Bagaimana kau bisa ada disini?" Tanya seseorang yang ketika itu tengah duduk bersandar di atas ranjang putih rumah sakit. "Mendekatlah...agar aku bisa mendengarmu dan berkenalan dengan lelaki tampan sepertimu".

      Bocah itu pun mendekat, dan ia menaiki sebuah kursi di dekat ranjang. "Namaku Sammy Pierre. Usia ku sekarang sebelas tahun. Ibu bilang aku harus datang keruangan ini untuk menjaga seorang gadis cantik, jadi karena aku sayang ibu...setelah pulang sekolah aku langsung kesini. Maaf kalau mengagetkanmu" bocah itu menunjukkan wajah menyesal yang menggemaskan.

     Senyum terulas di wajah pucat gadis itu, "namaku Aluna...Aluna Summer. Tapi...kenapa ibumu menyuruhmu kesini? Apa dia seseorang yang kukenal?".

     "Kakak Aluna! Aku tidak tahu maksud ibu menyuruh ku kemari, tapi satu hal yang kutahu, kalau ibu selalu punya maksud baik. Senang berkenalan dengan kakak!" Bocah itu tersenyum manis pada Aluna, tapi Aluna masih menatap bingung bocah itu.

     "Aku masih tak mengerti maksud bocah ini. Tapi...dia begitu lucu dan sopan, dia benar, ibunya pasti wanita baik. Mungkin aku mengenalnya disuatu tempat".

     Sesaat kemudian, Aluna dan bocah itu terlihat berbincang akrab dan penuh canda tawa. Dan tanpa Aluna sadari, bahwa sesuatu sudah terjadi.

*****

     Gery dan J saling diam walau mereka ada disatu meja, sebenarnya J tetap bersikap seperti biasa(pendiam) dan hanya Grey yang terpaksa diam karena tak ada yang bisa diajak berbincang. Grey sedikit muak dengan sikap itu, tapi mau bagaimana lagi.

     Jika diingat, antara J dan Grey, mereka pernah terlibat perbincangan penting. Dipertemuan mereka itu bukan hanya Grey yang hadir, tapi ada Kevin, Egi, Rhino dan seorang wanita. Dipertemuan itu lah akhirnya J mengetahui segalanya, dan J juga merelakan perasaan yang dimilikinya untuk kebahagiaan gadis yang disukainya.

     "Demian..." gumam Grey, dan itu menyadarkan J dari keterdiamannya. Mereka berdiri dan menatap lekat mempelai pria yang berjalan menuju altar.

     "Kita tidak boleh gagal" mendengar suara datar J, Grey langsung meliriknya. Tapi seketika Grey ikut tersenyum ketika J menunjukkan senyum liciknya.

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedWhere stories live. Discover now