Bagian 24[Balada Demian]

3.3K 114 1
                                    

'tiit...tiit....tiit....'

Suara bunyi mesin pembantu perpanjangan hidup, atau sebut saja mesin rumah sakit yang dipergunakan untuk mereka yang tengah berada di ambang hidup dan mati(koma), suara teratur itu memenuhi ruang sepi yang minim cahaya. Di ruang yang berdesain sederhana dan dicat dengan warna-warna pastel yang menunjukkan kelembutan, terbaring seorang wanita paruh baya. Sudah hampir tiga tahun wanita itu harus rela hidup dengan mengandalkan mesin-mesin yang ditempelkan di tubuhnya yang mulai menua. Pernah...wanita itu mulai membaik dan sadar dari komanya, tapi kondisi itu hanya bertahan seminggu saja, setelah akan dinyatakan membaik oleh dokter...tiba-tiba saja ia tertidur dikursi taman saat sedang sendirian, dan ketika disentak oleh seorang perawat...tubuhnya terkulai lemas. Ia kembali ke masa koma, itu yang dokter katakan padanya. Pada Demian.

Saat ini, Demian tengah berada di rumah sakit tempat ibunya terbaring koma. Lama ditatapnya ibunya yang terus terbaring tanpa ada tanda pergerakan. Tatapannya nanar, seolah ia masih belum bisa melupakan semuanya.

Semenjak kematian kakek dari ibunya kehidupan Demian semakin runyam ditambah setelah itu ayahnya kembali dari Australia, semua kisah senangnya hancur seketika. Ayahnya memaksanya menempuh pendidikan di Australia dan selama ia pergi berkuliah, tanpa sepengetahuannya, ayahnya memiliki seorang anak dari wanita lain. Ibu dari anak itu meninggal sewaktu proses persalinan, anak itu dibesarkan sampai 5 tahun oleh teman ibunya dan tiba-tiba anak itu mendatangi rumah Demian dan mengatakan semuanya kepada ibu Demian.

"Hah...dia lelaki bajingankan mom..." Demian mendekat ke ranjang ibunya dan duduk di kursi yang terdapat di samping ranjang.

Digenggamnya erat tangan ibunya, dan air mata menggenangi pelupuk matanya tanpa ada yang berhasil jatuh ke pipinya. Tentu saja, karena dia berusaha memendam isak sedihnya.

Angannya kembali melayang. Anak lelaki yang manis itu bertingkah lucu dan santun dihadapan ibunya membuat amarah dan sedih ibunya terkatup dengan rapat di relung hatinya. Dan ketika ayahnya pulang...bukan ibunya lah yang meluapkan sakit hati melainkan kemarahan ayahnya lah yang didapat ibunya.

"Kenapa...kenapa kau tidak pernah memberitahukan ini padaku? Kenapa! Kenapa kau melakukan ini?!" Isakkan ibunya sudah tak dapat dibendung, tetes demi tetes membasahi pipi yang mulai menunjukkan keriput.

Untuk sesaat William terdiam tak berkata, tapi ketika isakkan ibu mulai menguat...amarahnya mencuat. "Kenapa? Kau tanya kenapa?" Tawa mengejek memenuhi wajahnya, "menurutmu...pernikahan ini atas dasar apa! Orangtuamu sendiri yang merancang semua ini, ini semua atas dasar bisnis!" William berjalan mendekati ibu yang terkejut dengan pernyataan kasar itu. "Dan jangan bodoh Eve..., selama ini aku tahu perselingkuhan mu dengan Roy si pegawai negeri miskin itu. Jadi...bukan urusanmu aku mau bercinta dengan wanita manapun dan punya anak dari siapapun. Karena kau hanya perantara bisnisku" nada dingin menyentak jiwa ibu Demian, air mata terhenti seketika namun digantikan oleh hati yang hancur dan pedih.

Demian tahu, selama ini pernikahan orangtuanya memang hanyalah sebuah perjodohan bisnis, tapi selama itulah ibunya berusaha menumbuhkan cinta pada ayahnya dan berusaha melupakan mantan kekasihnya yang berasal dari keluarga sederhana. Ibunya merelakan hatinya dan ikhlas hidup bersama pria yang baru ia kenal, tapi kejadian itu menghancurkan segalanya. SEGALANYA...

Semenjak kejadian itu...William melakukan perjalanan bisnis ke Amerika, meninggalkan anak lelakinya dari wanita lain bersama Eve Harley, ibu Demian. Ibunya berhenti melakukan aktivitas sosial yang biasa ia lakukan bersama teman-temannya dan keteraturan makannya sudah kacau balau. Kondisi kesehatannya menurun ditambah tingkat stress yang tinggi membuat tubuh ibunya diserang penyakit yang berkesinambungan, dan pada akhirnya tubuh itu berakhir kaku diranjang rumah sakit bersama rentetan mesin penunjang kehidupan.

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz