Bagian 15[I'm coming my Love]

4.3K 180 1
                                    

"Aluna...?!" Demian bingung plus terkejut.
"Demian...!" Aluna terkejut plus...makin terkejut.

   Untuk beberapa saat lamanya yang mereka lakukan hanya terpaku termenung saling menatap. Tapi itu hanya sesaat lamanya, karena tiba-tiba Aluna tanpa sadar meneteskan air dari sudut matanya dan Demian pun tersadar dari keterpakuannya.
Pertemuan kembali ini terasa sangat aneh karena terjadi di dalam lift yang padam. Namun pertemuan ini tetaplah awal dimana kisah-kisah selanjutnya akan terukir.

   Dengan air mata yang masih berlinang, Aluna semakin mundur merapatkan tubuhnya ke dinding lift. Demian yang sadar akan hal itu terpaksa berjalan maju, "Aluna...aku..." Demian maju satu langkah.
"oh...hay! Demian apa kabar? bagaimana kau bisa disini? apa kau bekerja disini?" Aluna langsung memotong perkataan Demian sambil menghapus sisa linangan air matanya. Aluna berusaha terlihat tegar.
"Aluna! aku per..."Demian maju dua langkah.
"atau...kau ada keperluan di kantor ini? atau...ada yang lain lagi?" Aluna kembali memotong perkataan Demian dengan pertanyaan-pertanyaan konyol disertai ekspresi wajah yang sama konyolnya. Tapi...Demian sepertinya sudah keliatan kesal.
Demian akhirnya mengambil tiga langkah maju dan langsung memegang bahu Aluna, "Aluna! aku perlu bicar..." dan perkataan itu seketika berhenti saat...lampu lift kembali menyala dan pintu lift terbuka.
"maaf! maafkan kami atas keteledoran kami pak! Tadi saat teknisi listrik sedang memperbaiki kabel yang rusak, dia salah memotong kabel sehingga listriknya jadi padam. Kami benar-benar minta maaf pak!" para staf keamanan dan staf kebersihan|*kenapa OB juga ikut ya?*| yang ada disitu membungkuk untuk meminta maaf, tapi Demian langsung menghentikannya, "sudah! sudah tak apa. Tapi saya harap hal seperti ini jangan sampai terulang lagi. Kalian mengerti!" Jari telunjuk Demian sambil meraih tombol-tombol yang ada di lift dan menekan salah satu tombol bernomor 15.
"baik pak!" para staf pun serempak menjawab ketika pintu lift kembali tertutup. Mereka pun hanya bisa menatap dengan bingung.

   Demian sepertinya kembali menuju ruang kantornya yang berada di lantai teratas. Tapi...tunggu! Demian tidaklah sendiri, dia masih bersama Aluna. Aluna yang melihat permohonan maaf para staf tadi masih terlihat begitu linglung, di otaknya masih berputar-putar pertanyaan...kenapa Demian diperlakukan begitu? Aluna masih bertanya-tanya.
Hingga saat pintu lift terbuka di lantai 15, saat itulah Aluna baru tersadar dari pertanyaannya yang lagi-lagi agak konyol.
"hei! apa-apaan ini? ih...lepasin" Aluna berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Demian yang menariknya keluar dari lift.
"dengar! aku perlu bicara dengan mu" Demian mengulangi perkataannya lagi sambil memegang bahu Aluna untuk mencegahnya kembali ke lift.
"maaf! tapi saya punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Permisi" Aluna berbalik ingin masuk kembali ke lift tapi...tidak semudah itu. Demian seketika langsung menarik tangan Aluna dan menghadapkan Aluna ke arahnya..."aku tidak akan pernah mau lagi melepaskan harta ku. Tidak sedetik pun" Demian dengan lekat menatap tajam mata Aluna. Aluna hanya mematung membalas tatapan Demian, dan tanpa dugaan sama sekali Demian mencium Aluna tepat di bibirnya. Ciuman itu bukan lagi ciuman perpisahan melainkan ciuman penuh kerinduan seorang pria terhadap gadisnya. Aluna hanya terpaku menerima ciuman dari Demian, Demian yang sadar kalau Aluna sama sekali tidak menolaknya semakin memperdalam ciuman itu.

   Ciuman itu memang tidak mendapat penolakan dari Aluna, hanya saja Aluna meneteskan kembali air matanya saat Demian menciumnya. Demian yang mengetahui hal itu langsung melepaskan ciumannya.
Demian hanya menatap Aluna yang menangis sambil sedikit tersenyum geli. Demian merasa lucu sendiri melihat Aluna yang menangis sambil sesekali sesenggukan. Huh...dasar Demian.

   "Aluna..." Demian menghapus air mata dari kedua pipi Aluna dengan lembut. Aluna yang diperlakukan begitu sontak langsung menengadah kepalanya untuk menatap Demian|*abisnya Aluna pendek sih!*|. Demian hanya tersenyum membalas tatapan Aluna yang seperti anak kecil. Namun tiba-tiba Demian kembali memegang pergelangan tangan Aluna dan menariknya masuk ke dalam ruang kerja Demian...
Aduh! ada apaan ya?

~~~~~~~
cit...cit...cuit...cit...cit
hay! makasih loh yah! tetap stay disini. makasih juga kalo yang dengan berbaik hati untuk meninggalkan jejak kehidupan disini|*baca:votment*|. Thanks sekali lagi...
Muaachh...|*ihk...geli!*|

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang