Bagian 25[J = JOY]

3.3K 116 2
                                    

2 bulan setelah kejadian yang menyayat hati...

"Luna...apa kau benar tidak mau makan siang bersama kami?" Meta mendatangi meja Aluna dan menanyakan pertanyaan yang sama yang dilontarkan Tomy.

"Tidak...Meta. Kalian pergilah, aku baik-baik saja disini".

"Huh...kau selalu mengatakan baik-baik saja setiap hari, padahal aku yakin kau pasti berbohong. Tapi ya sudahlah...bye!" Meta menunjukkan wajah merengut yang lebih terkesan agak manja, lalu mereka pun serempak keluar dari ruang kantor untuk istirahat makan siang.

"Aku tidak tahu entah kenapa...Meta berubah menjadi wanita yang tak lagi judes dan sedikit tenang...hehehh...dan terlebih lagi aku dengar dari Yelly kalau...Meta dan Tomy terlihat dekat dan pernah pulang bersama. Waah...dunia benar-benar cepat berputar" Aluna tersenyum dengan anggannya yang terasa menggelitik dirinya sendiri.

Aluna beranjak dari meja kerjanya, ia melangkah menuju sebuah jendela kaca besar di ruang kantornya, tangannya terlipat didepan dadanya dan pandangannya lurus menatap langit siang yang cerah.

Tak terasa sudah dua bulan berlalu semenjak kejadian itu...dan entah kenapa benak Aluna masih bertanya-tanya 'kenapa ia masih mampu bertahan di kantor ini?' Dan ia hanya menemukan jawaban...'sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangmu'.

Dan saat-saat ketermenungan itu...tiba-tiba saja sebuah tangan dengan lembut menyentuh bahu Aluna. Aluna langsung memalingkan wajahnya kebelakang.

"Astaga! Kedatanganmu tak terdengar..."

"Oh...ya? Tapi kurasa karena kau sibuk termenung makanya kau tidak menyadari kehadiranku. Apa yang kau pikirkan?" J perlahan mengambil posisi disamping Aluna dan mereka kini bersama-sama menatap langit cerah.

Aluna tentu tidak mau mengatakannya, "tidak ada, hanya...merasa jenuh. Itu saja...".

"Jenuh? Jenuh karena terus memikirkan kejadian itu?" Perkataan itu tepat sekali, wajah J tetap tak berpaling dari gumpalan kapas-kapas putih di langit.

Aluna tersentak, wajahnya membeku dan nadinya kian mengencang. Ia tak membalas perkataan J. Hingga akhirnya...J mengubah pandangannya pada Aluna.

"Kau tahu? Sejak dulu...kau adalah gadis yang paling berkesan dalam hidupku, hanya kau. Dan hingga sekarang itu tidak pernah berubah, kau kembali hadir di hidupku...bertingkah seolah kau tidak mengkhawatirkan hari esok, selalu...terlihat unik" J menatapnya dengan pandangan lembut, seolah ia memotivasi Aluna untuk tidak memikirkannya lagi. "Tapi...kini binar yang selalu kulihat di mata cokelatmu memudar dan digantikan dengan sorot kepedihan. Aluna...kau memikat karena sikapmu yang 'masa bodoh' itu, jadi aku mohon padamu...biarkan aku terpikat denganmu karena aku tidak ingin melihat kepedihan di mata indahmu" J mengulurkan tangannya dan mengelus puncak kepala Aluna, sorot matanya begitu menenangkan. Tanpa sadar Aluna merasa kepedihannya memuncak dan tak mampu ia bendung, spontan Aluna mendekap wajahnya pada dada bidang J, dan J langsung memeluknya sambil menepuk pundak Aluna. J mengirimkan ketenangannya pada Aluna.

"Aku...aku...benci J. Aku...aku marah. Rasanya...aku seperti sudah dibodohi selama bertahun-tahun! Dia mengejarku, Dia memaksaku dan aku tak bisa menolak. Lalu dia pergi...menyuruhku menunggu tanpa kejelasan...dan aku setia! Kini...dia datang kembali! Meminta hatiku kembali...tapi...apa yang kudapatkan sekarang!? Dia membodohiku J! Dia jahat! Dia brengsek!!!" Tangisan Aluna meluap sejadi-jadinya hingga suara sesenggukan terdengar mengisi kekosongan ruangan itu.

J hanya diam, dia hanya ingin Aluna bisa melupakan semua kesedihannya sekarang, dia ingin melihat gadis aneh itu kembali memikatnya dengan segala kekonyolannya. J memang tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu, tapi satu hal yang dapat ia pastikan...bahwa Aluna dan CEO baru sudah saling mengenal dan sempat memiliki hubungan.

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedOnde histórias criam vida. Descubra agora