Bagian 27[Hello...Sayang!]

3.3K 106 6
                                    

Dentingan piano mengalun lembut disuatu senja yang damai. Seorang pria dengan lihai memainkan jari-jemarinya di atas tuts-tuts putih dan hitam, nada-nada yang dihasilkan pun begitu menenangkan jiwa...

"Rhino..." seorang pria lainnya berdiri tegap di belakangnya, tubuhnya yang tinggi tengah bersandar di dinding-dinding dingin rumah itu.

Pria yang di panggil menolehkan sedikit kepalanya, permainannya terhenti seketika.

"Aku mulai muak melihatmu seperti ini. Walaupun kau selalu diam, tapi diammu kali ini...membuatku kembali kesal padanya. Ahk...sial!"

"Kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, kau, aku dan Egi sudah tahu dengan segala kehidupan Demian. Dan kali ini pun...pasti ada alasannya, aku yakin" Rhino berdiri dari kursi piano dan berjalan melewati Kevin yang masih tertunduk. "Kevin. Aku tahu kau pasti memikirkan hal yang sama sepertiku, jadi buang rasa kesalmu itu dan...mari kita pergi".

Mata Kevin membelalak seketika, "pergi?! Pergi kemana?".

Rhino menepuk pelan pundak Kevin, "pakai setelan kerenmu dan kita akan mengklarifikasinya ke kantor Mian. Aku tidak akan menunggu, jadi cepatlah" Rhino berjalan dan memasuki sebuah ruangan yang dapat dipastikan kalau itu adalah kamarnya.

Sedangkan Kevin masih terpaku di tempatnya berdiri, ia masih kesulitan mencerna semuanya. Tapi perlahan namun pasti...Kevin berjalan menuju ruangan yang adalah kamarnya sendiri.

*****

"Luna! Aluna!"

Seorang wanita paruh baya yang berpakaian rapi terlihat berlari keluar dari ruangannya dan pandangannya menyusuri ruang kerja bawahannya.

"Ada yang melihat Aluna?"

Para anak buahnya malah ikut melirik kesana kemari, lalu...menggeleng karena ketidaktahuan.

"Ahhk...dimana anak itu? Rapat akan segera dimulai, tapi dia belum datang juga. Tidak biasanya dia terlambat seperti ini..." wanita itu memijit tulang hidungnya yang menjadi penengah diantara matanya. Tapi...sesaat dia akan memutuskan untuk kembali kedalam ruangannya...tiba-tiba suara pintu yang mendecit mengalihkan pandangannya lagi.

"Maaf. Maafkan saya, saya terlambat. Apa ada yang melihat nyonya Fifi?" Aluna lah yang terlambat itu. Dia berjalan langsung ke mejanya dan mengeluarkan sebuah flash disk dari dalam dompetnya.

"Hmm...Aluna. Jawabannya ada dibelakangmu" Meta dengan takut-takut membisikkannya kepada Aluna sambil menunjuk-nunjuk dengan bibirnya yang ia maju-majukan.

Aluna pun mengerti maksud bisikkan Meta, lalu dengan perlahan dan dengan mata yang menyipit takut, Aluna berbalik dan menemukan seorang wanita berdiri tegap dengan gulungan rambut yang amat rapi tanpa menyisakan sehelai rambutpun.

"Oh...waw! Apa kabar nyonya? Maaf...saya sedikit terlambat. Hihihi..."

"Apakah semua data dan powerpoint sudah selesai kau kerjakan?" Nada suara Ny. Fifi terdengar dingin dan datar.

Lalu, Aluna berdiri tegak dan penuh percaya diri, "oh...tentu saja nyonya. Semua tugas yang anda berikan padaku, semua sudah tuntas saya kerjakan. Ini dia!" Aluna menyodorkan sebuah flash disk yang ia ambil dari dalam dompetnya.

Ny. Fifi meliriknya sedikit, lalu....

"Wuoww...kita mau kemana nyonya?!"

Ny. Fifi dengan cepat meraih tangan Aluna dan menariknya keluar dari kantor.

"Tentu saja kita akan mempresentasikannya di depan pimpinan. Ayo cepat! Kita hampir terlambat!" Ny. Fifi kian kencang menariknya.

"Tapi...tapikan...anda hanya menyuruh saya untuk membuat rekapitulasi dan...dan data lainnya lalu...powerpoint..."

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedМесто, где живут истории. Откройте их для себя