Bagian 22[Sadness Party]

3.8K 129 1
                                    

"sekali lagi saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada yang hadir di pesta penyambutan ini. Pesta ini saya gelar bertujuan untuk lebih memperkenalkan diri saya pada semua orang yang nantinya bersama-sama dengan saya untuk memberi kemajuan pada perusahaan ini" Demian mengembangkan senyum percaya dirinya, dan hal itu semakin menambah kharisma dan kewibawaannya. "saya bukanlah orang yang senang berbasa-basi dalam situasi seperti ini, dengan begitu...pesta yang meriah ini dengan sah saya buka!" teriakkan Demian berakhir bersamaan dengan letupan kembang api yang memancar dengan indah dan tidak berbahaya tentunya.

"hehghmm...selamat malam semuanya! Terutama selamat malam untuk anak kesayanganku, Demian Gilbert" teriak seorang pria paruh baya yang masih terlihat bugar dari pintu masuk pesta. "halo anakku! Lama tidak berjumpa. Bagaimana kabarmu sekarang? Hmm...aku rasa kau baik-baik saja, apalagi setelah menerima warisan perusahaan yang akan jatuh pailit dari kakekmu. Hahahah..." nada sindiran meluncur dari bibir pria itu sekaligus raut mengejek menghiasi wajahnya.

Raut kebahagiaan sekaligus senyum kepercayaan diri sirna seketika di wajah Demian, "apa yang kau lakukan disini? Aku tidak ingat pernah mengirim undangan padamu" suara Demian berubah menjadi dingin seketika.

"kau memang tidak mengirim undangan nak, tapi kerinduan seorang ayah pada anaknya yang membawaku kesini" senyum tersungging di wajahnya.

dilain tempat didalam pesta...

"bangsat! Bagaimana pria itu bisa ada disini?" pekik Kevin dengan suara tertahan sambil mencengkeram kuat gelas yang ia pegang.

"tak ada yang tahu bagaimana dia bisa disini, tapi...dia pasti memiliki tujuan" suara dingin Rhino keluar dengan matanya yang tak berkedip saat melihat kejadian itu dari jarak jauh. Mereka semua berdiri di bagian dimana jarang didatangi orang tapi dari tempat mereka berdiri, mereka bisa melihat apa saja. Bahkan tak terkecuali ciuman Demian pada Aluna, tapi mereka tak mau melihat tentunya.

"hmm...bukankah kehadiran dia selalu membawa kesialan bagi Demian? Kalau begitu ini adalah rencana yang sudah dia susun sejak lama sehingga terlihat begitu apik" Egi menganalisis kejadian yang ia lihat lalu ia mendapat satu kemungkinan, "apakah kau mengetahui sesuatu tentang kejadian ini Grey?" pertanyaan Egi terlontar kepada Grey, alhasil Kevin dan Rhino turut menatapnya.

Grey yang ditanyai begitu terlihat bingung, "apa maksudmu? Aku bahkan tidak tahu-menahu bagaimana kejadian ini bisa terjadi!" raut ketidaksenangan mengisi wajah kecokelat Grey.

Untuk beberapa saat Egi tidak melepaskan pandangannya dari Grey yang semakin menunjukkan raut kesalnya, "hentikan!" pekik Grey, dan Egi pun mengalihkan pandangannya kembali pada kejadian itu.

"firasatku mengatakan...Aluna juga akan terkena kesialan" suara dingin Rhino kembali terdengar menyadarkan Kevin dan Egi dari kejadian itu. Mereka serempak melihat ke arah meja Aluna. Dan terlihat lah bola mata Aluna membulat dan seperti akan melompat keluar dari kepalanya. Lalu mereka saling memandang, dan seperti tahu apa yang akan terjadi...mereka meletakkan gelas yang mereka pegang dan langsung melangkahkan kaki ke arah Aluna.

kembali ke Demian dan William Gilbert...

Bisik-bisik kini mulai terdengar...di telinga Demian. Ia tahu betul apa yang akan dilakukan daddy 'brengsek' itu padanya.

"Kalau begitu kau dapat menikmati pesta ini daddy. Silahkan" Demian memberi senyum padanya, namun terlihat jelas itu senyum keterpaksaan.

William tidak kalah untuk memberi senyum kepada anaknya. "Yah...tentu saja aku akan sangat menikmatinya, apalagi jika calon menantuku hadir disini..." dan senyum jahatnya semakin tersungging. "masuklah sayang! Ini saat yang tepat untuk memberitahukan pertunangan kalian!".

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedWhere stories live. Discover now