Bagian 17[Dibalik Semuanya]

4.4K 160 4
                                    

     Emosi yang dikeluarkan Aluna membuat Demian merasakan rasa penyesalan karena meninggalkannya tanpa memberikan kabar. Hanya saja Demian kemudian berpikir bahwa apa yang ia lakukan bukanlah kesengajaan darinya melainkan sebuah tuntutan yang dipaksakan padanya. Demian pun menegakkan kepalanya dan memandang Aluna yang berusaha menahan isakkannya.

   "Daddy ku yang memaksakannya" Aluna seketika tersadar dan membalas tatapan Demian, "Jika aku tidak melakukan apa yang dia katakan, dia akan melakukan segala cara agar aku menurutinya. Termasuk menyakiti orang-orang terdekat ku dan yang paling terutama adalah kau" Aluna hanya bisa terdiam berusaha mencerna setiap perkataan yang dilontarkan Demian.

     "jika ini kebenarannya, kenapa kau tidak ingin memberitahukannya padaku? Mau sampai kapan kau akan menyembunyikannya? Dan atas alasan apa kau menyembunyikannya? Apa sesuatu hal akan terjadi padaku jika kau mengatakannya?" emosi Aluna kembali meledak dan sekarang Aluna tak lagi bisa membendung air matanya.

   "Ya! Ya! Ya! memang akan terjadi sesuatu padamu jika aku mengatakannya! Dia tidak segan-segan menyakitimu dan aku tidak mau itu sampai terjadi. Aku mencintaimu Aluna!" emosi Demian tidak kalah hebatnya, tapi dari emosinya semua rahasia itu terungkap. "Dan aku tidak mau kau kenapa-kenapa karena... aku sudah janji padamu kalau aku akan kembali. Jadi, kumohon jangan tinggalkan aku" emosi yang awalnya memuncak itu tiba-tiba saja mereda dan kini suara Demian terdengar penuh pengharapan. Namun Aluna hanya mampu mengigit bibir menahan pedih hatinya dan Demian menatapnya penuh harap.

   Demian kemudian berjalan kearah Aluna, duduk disampingnya, menatapnya sejenak dan kemudian dengan perlahan membalikkan tubuhnya lalu memeluknya dengan kehangatan yang penuh kerinduan. Aluna kemudian membalas pelukkan itu, pelukkan yang sebenarnya sangat ia rindukan.

    Dan cincin itupun akan kembali tersemat...

*****

di tempat lain didalam kantor...

     Seorang pria dipindah tugaskan ke perusahaan yang di pimpin oleh Demian dan pria itu menjabat menjadi kepala bagian HRD.

     Pria itu berjalan santai memasuki kantor yang berlantai 15 itu, tanpa penyambutan atau ucapan selamat seperti yang terjadi pada Demian. Tapi penampilannya yang terlihat anti mainstream itu mengundang perhatian siapapun yang melihatnya. Ya...tentu saja! Dia pergi bekerja dengan mengenakan celana jeans dan kaus putih yang ditambah jaket kulit dan...belum lagi rambut gondrongnya. Hahk...ada-ada saja tokoh yang satu ini|*sambil geleng-geleng*|. Tapi sepertinya setiap wanita dikantor itu mulai membanding-bandingkannya dengan CEO mereka.

     Dan sesampainya pria itu di lantai yang ia tuju, ia langsung disambut dengan lirikan tidak percaya dari beberapa karyawan yang akan menjadi bawahannya. Dan dengan perasaan nano-nano mereka menyapanya, "selamat datang pak Grey Simmon..." tapi langsung dibalas dengan anggukan singkat dan ia langsung melangkah ke dalam ruangannya yang dibatasi dengan dinding kaca yang kedap suara.

     Pria itu kemudian duduk di kursi jabatannya dan meletakkan tas ransel yang ia bawa diatas meja kerjanya. "wah...tenangnya!" pria itu mendengus lega dan kemudian tersenyum-senyum tidak jelas, "semoga semua berjalan sesuai dengan rencana..." dan ia tertawa sekeras-keras yang ia bisa.

*****

     Aluna sudah kembali ke ruang kerjanya dan sekarang ruang kerja itu sudah dipenuhi rekan-rekannya, kecuali Ny. Fifi yang sepertinya sering sekali terlambat. Namun kedatangan Aluna disambut dengan tatapan menyelidik dari semuanya, Aluna biasa saja dengan yang lainnya tapi Aluna agak bergidik ngeri dengan tatapan Meta yang lebih mirip dengan tatapan pembunuh bayaran.

     "Hey Aluna! apa benar kabar yang mengatakan kau terjebak di lift bersama CEO baru itu?" Nacky yang sedang berada disamping meja kerja Aluna tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bertanya pada tokoh utama berita terhot di kantor pagi itu.

     "astaga! yang benar saja! beritanya cepat sekali merambat kemana-mana? hahk...oh Tuhan tolong aku!" Aluna meringis-ringis dalam hati tapi raut wajahnya ia buat sedatar mungkin. "Yah...suatu kebetulan bisa saja terjadi kan?" Aluna menghidupkan monitor komputernya.

     "lalu apa yang terjadi?" dan Nacky pun semakin penasaran.

     "ya...apa yang harusnya terjadi. Kami berbincang sedikit tentang kejadian padamnya listrik tadi pagi, memangnya apa lagi?".

     Untuk sesaat Nacky memandangi raut wajah Aluna, berusaha mencari kebohongan dari raut wajah Aluna tapi sayangnya Aluna ahli membuat wajahnya seaneh mungkin...eh! maksudnya ahli mempertahankan raut wajahnya sehingga Nacky tidak melihat kebohongan sama sekali di raut wajah itu. Kemudian Nacky pun berbalik dan mempercayai perkataan Aluna. Aluna hanya dapat menghela lega dalam hati.

     Belum saatnya ini terungkap...

     Karena kisah ini masih memiliki beberapa rahasia yang lain lagi...

~~~~~~~

dubidu...bidu...rafa... 3x

okeh! gimana gimana anak kambing saya|*eh! loh?*|

Gimana nih! menurut kalian? perjumpaannya udah asek belum?

Aduh kasih koment lah kalo gitu...ya kan? ya kan?

Kalo emang masih kurang memuaskan...akan author puaskan lagi di bagian selanjutnya. Okeh?!! okeh dung!

hmmm...sebelum nunggu kelanjutannya ada baiknya kalau bagian ini dan sebelum-sebelumnya di votment dulu lah ya...Aduh baiknya lah para pembaca ini! sini author cium dulu...|*uehk...jijik banget guah!*|.

AKU, KAMU dan Pertunangan(ini) - completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang