[55]

3.3K 176 18
                                    

Lima puluh lima - dia lagi?

[Edited]

Setelah kejadian melihat senja bersama di rooftop apartemen Junot, Karina dan Zian jadi jarang bertemu baik itu di rumah ataupun di sekolah. Zian hilang, lagi dan lagi. Bahkan Karina seperti sudah terbiasa dengan hilangnya Zian di tambah kemarin fokusnya terbagi oleh ujian akhir semester.

Suara riuh menggema di sekitar lapangan basket Dwinus. Ini sudah hari terakhir diadakannya classmeeting. Karina mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru sekolah, mencari satu orang yang sangat di rindukan kehadirannya namun ia gagal. Susah banget ketemu Zian walaupun satu sekolah, batin gadis mungil itu.

“Karina, Karin,” teriak Dewi sambil berlari kecil ke arah Karina yang masih terduduk di pinggir lapang basket. Ya, sejak tadi gadis itu sendirian disana.

Karina mengerutkan kening, melihat Dewi yang ngos-ngosan seperti di kejar anjing.

“Apa sih Dew, berisik.” Sahut Karina tak acuh lalu pandangan matanya kembali ke arah lapangan, menikmati pertandingan basket antara kelas XI MIA 4 melawan X IPS 6.

“Ish. Karina,” rengek Dewi menjeda omongannya, “noh liat.” Jari telunjuk Dewi mengarah ke dua orang sejoli yang berjalan mendekat ke lapang. Si cewek dengan senyum mengembang dengan bunga mawar dan coklat besar di tangan kanannya sedangkan si cowok berjalan cool dengan wajah yang lebih sumringah.

“Kak Alvin,” celetuk Karina. Ia juga heran dan masih belum tau apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua.

“Di squad sekarang cuma gue doang yang jomblo. What the hell,” Dewi mengumpat jelas di samping telinga Karina. Belum sempat Karina bilang kalau dia juga seorang jomblo, Silvy dan Alvin sudah mendekat. Karina yang penasaran langsung menembak mereka berdua dengan pertanyaan.

“Kalian,” belum sempat Karina melanjutkan pertanyaannya, Alvin sudah lebih dulu bersuara dengan lantang, masih dengan senyum mengembang.

We are officially dating today,” kata Alvin sambil menaik turunkan alis.

Karina akan selalu ikut bahagia jika sahabatnya berhasil menemukan cinta yang ia cari.

“Wah, ikut seneng,” balas Karina sementara Dewi hanya cemberut.

“Lo kenapa deh?” Silvy heran dengan sikap Dewi dan kembali mengacuhkannya.

--

Hari ini Karina datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya karena pembagian rapor kelas XI dan juga Gamma yang meminta ingin bertemu.
Sejak tadi, Karina mengembuskan napasnya kasar. Takut-takut Gamma membahas soal Lukas atau apapun itu yang berkaitan dengan kejadian di vide room.

Time goes fast, udah mau naik kelas XII aja, gumam Karina.

Karina mengayun-ayunkan kakinya di tempat duduk panjang yang terbuat dari batu bata dan semen tak jauh dari kelasnya, ia masih menunggu Gamma. Gadis itu agak bosan, menunggu seseorang yang mungkin bisa membuka luka lama. Kemudian ia memasang headset dan mulai mendengarkan lagu dari duo DJ asal Amerika, The Chainsmokers yang berjudul All We Know.

Fighting flames of fire,

Hang onto burning wires.

We don’t care anymore,

Are we fading lovers?

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang