Chapter 21

5.3K 395 57
                                    

Lorong panjang bangunan bernuansa serba putih dan penuh aroma obat itu sunyi. Terlihat seorang namja terduduk di ujung lorongnya, tak mampu lagi meluruskan kakinya yang terasa lemah hanya untuk menopang berat badannya, bersandar di dinding dengan kepala menunduk.

"Junhoe," panggil seorang namja paruh baya lalu mendekat pada namja itu, ikut menyamakan tinggi dengan Junhoe lalu menepuk lembut pundak kokoh namja di depannya.

"Percayalah Jinhwan akan baik-baik saja," gumam namja paruh baya yang tak lain adalah ayah Jinhwan. Tuan Kim bisa menebak dengan jelas kalau Junhoe kini sedang sangat gelisah, dari bagaimana namja tampan itu saling meremas jemarinya, dan kerutan kekhawatiran di alis tegas Junhoe, menantunya itu sangat cemas dan ketakutan.

Junhoe mengangkat kepalanya dan menggunakan matanya yang sudah merah karena terlalu bekerja keras menahan air mata menatap Tuan Kim "Tapi ini sudah tiga jam. Aku _" kalimatnya terhenti, mendadak pikiran-pikiran buruk kembali berdatangan di otaknya, ia takut Jinhwan tak cukup kuat untuk bertahan, ia takut Jinhwan akan menyerah, ia takut Jinhwan akan meninggalkannya.

Mendesah panjang, Tuan Kim mengangguk pelan lalu memposisikan diri di sebelah Junhoe, ikut menyandarkan punggungnya di dinding.

"Aku punya cerita," ucapnya tenang.

"Dulu, sekitar 5 tahun lalu, tepatnya saat Jinhwan hampir lulus dari sekolah kedokterannya, ia yang merasa sudah terlalu jenuh dengan dunia itu akhirnya memberontak, menjadi anak laki-laki yang nakal dan melawan orang tuanya. Kau tau? Meski aku memarahinya habis-habisan, meski aku tak memberinya uang sepeserpun saat ia ku usir dari rumah, ia tetap pada pendiriannya, menjalani hidup sesuai apa yang ia inginkan, melakukan apapun yang ia sukai, ia tak pernah menyerah pada mimpinya, karena apa? Karena ia namja yang kuat Junhoe, karena ia menginginkan itu, ia tak kenal takut. Jinhwan adalah namja yang akan melawan apa saja demi kebahagiaannya."

Sejenak Tuan Kim menoleh pada Junhoe yang kini juga menatapnya, "karena itu, yakin lah, kali ini Jinhwan juga akan melakukan hal yang sama, kalian adalah kebahagiaannya, dia tak akan melepaskan itu begitu saja, Jinhwan akan kembali, dia akan baik baik saja," ucap Tuan Kim lagi menepuk pundak sang menantu, meski ia sesungguhnya sama takutnya dengan Junhoe, tapi ia tak ingin berhenti berharap dan mempercayai Jinhwan, ia yakin Jinhwan sedang berjuang sekarang.

"Junhoe." Suara lain terdengar di antara keheningan dua namja yang duduk bersandar itu. Keduanya menoleh dan mendapati Dokter Lee tengah menghampiri mereka.

Segera Junhoe berdiri dan mendekat pada Dokter. "Bagaimana keadaan Jinhwan dokter?" tanyanya sesaat setelah keduanya saling berhadapan.

Dan sebuah senyum terkembang di bibir padat sang dokter, seakan pertanda kalau yang ia bawa adalah kabar baik. "Kau bisa menemuinya sekarang. Tapi ingat, jangan ganggu dia, dia sedang tidur."

"Jinhwan baik-baik saja?" tanya Junhoe lagi memperjelas.

"Iya Junhoe. Ia baik-baik saja, kami berhasil menghentikan pendarahannya dan menanganinya dengan baik," ucap Dokter Lee masih dengan senyum di bibirnya.

Refleks, gumpalan bening yang sejak tapi berjejalan di sudut mata Junhoe tumpah begitu saja, namun itu bukan air mata kesedihan atau ketakutan, tapi air mata lega. "Terimakasih dokter," ucap Junhoe lalu memeluk dokter tampan di depannya dengan begitu erat.

"Ya ya."

Setelah itu, Junhoe segera melesat menuju kamar rawat di mana Jinhwan sudah di tempatkan, terlihat Donghyuk, Chanwoo, Jiwon, ibu dan ayahnya juga Nyonya Kim sudah berdiri di depan pintu, tapi tak satupun dari mereka berniat masuk.

"Masuklah Junhoe," ucap Nyonya Kim, mereka semua mempersilakan Junhoe untuk melihat Jinhwan pertama kali.

***

Unexpected Love | JunHwan [END]Where stories live. Discover now