Chapter 6

5.4K 432 72
                                    

Nada sambung terdengar di seberang sana, menandakan panggilannya sudah tersambung. Sekali lagi Jinhwan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, mencoba menenangkan diri setiap kali dering nada sambung berbunyi.

"Hallo?"

Segera suara lembut terdengar menjawab panggilannya. Jinhwan sedikit bernafas lega karena suara itu adalah suara yang ia harapkan, ia melempar pandangan pada Donghyuk dan Jiwon yang memasang wajah serius menunggu Jinhwan membuka suara.

"Eomma, ini aku Jinhwan," katanya lembut dan di seberang sana eommanya berseru senang karena Jinhwan menelepon, Jinhwan memberi kesempatan untuk eommanya bicara, sang eomma mengatakan kalau ia sangat merindukan dan mengkhawatirkannya. Juga, yeoja paruh baya itu menanyakan keadaan Jinhwan yang tentu Jinhwan jawab kalau ia baik-baik saja, dan tawa kelegaan tercipta dari eommanya, dengan itu sang eomma bertanya lagi mengapa ia menelepon.

Belum menjawab, Jinhwan lebih dahulu menatap lagi pada sepasang kekasih di depannya yang mengangguk, keduanya fokus mendengarkan percakapan itu karena Jinhwan menggunakan pengeras suara di ponselnya.

"Katakan kau akan menemui mereka hyung. Itu cukup, jangan mengatakan hal lain dulu," titah Donghyuk dengan suara yang ia buat sepelan mungkin.

Jinhwan mengangguk kemudian mulai bersuara, "eomma, aku berencana untuk ke Busan besok atau lu_" gumaman ragu Jinhwan terputus oleh reaksi sang eomma yang tiba-tiba berseru senang.

"Benarkah! Itu bagus, sayang. Kau sudah lama tak pulang, eomma sungguh senang mendengarnya. Dan..." Suara kebahagiaan itu lalu tertahan jeda beberapa saat, "appamu juga pasti senang. Kau tau Jinhwan, dia merindukanmu," dan dengan itu senyum yang sejak tadi menempel di wajah Jinhwan seketika pudar.

Appanya merindukannya? Ia ingin tertawa geli mendengar omong kosong macam itu, ia ingin percaya namun nada ragu dalam kalimat sang eomma membuatnya berpikir sang eomma mungkin hanya berbohong untuk membuatnya senang.

"Ya. Kita lihat saja apa itu benar saat aku benar-benar di hadapannya," ucap Jinhwan pelan, sebisa mungkin tak membuat nada dingin, namun ia gagal, kalimatnya membuat suara di seberang sana tak terdengar lagi, menjelaskan bahwa sikapnya yang seperti ini mungkin membuat eommanya sedih, ia merasa buruk setiap kali membuat sang eomma terluka karena masalahnya dengan sang appa.

"Kim Jinhwan, anakku," panggilnya lembut menyebut nama Jinhwan keseluruhan, nama itu hanya akan keluar dari mulut yeoja paruh baya itu jika kalimat yang mengikutinya adalah hal yang sangat serius, "kau harus tau satu hal, bagaimanapun dan apapun yang terjadi kau selalu diterima di rumah kami, rumah kita. Kau adalah anak kami dan kami selalu merindukanmu," ucapnya lirih, menorehkan kesedihan di hati Jinhwan hingga Jinhwan bahkan sulit menelan salivanya.

"Aku juga merindukanmu, eomma. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Jaga dirimu, bye." Kemudian Jinhwan memutuskan sambungannya secara sepihak bahkan sebelum sang eomma sempat bersuara. Ia tak tau bagaimana ia bisa menahan sesak dadanya jika lebih lama mendengar suara lembut itu.

Dengan pandangan kosong ia menoleh pada Donghyuk yang tengah memandangnya sendu dan namja tampan di samping Donghyuk yang memasang wajah prihatin.

"Kau bisa melakukannya hyung," ucap Jiwon mengirim tepukannya di bahu Jinhwan yang hanya diam tak bereaksi.

Seperti bisa membaca wajah sulit Jinhwan, Donghyuk membuka suara, "kurasa sebaiknya kau bicara pada Junhoe yang sebenarnya," Donghyuk mencoba memberi saran, saran yang sama sejak dua hari yang lalu sebenarnya, dan jawaban yang sama pun ia dapatkan dari Jinhwan, namja manis itu menggeleng lemah sambil menghela nafas berat.

"Kenapa ia harus tau yang sebenarnya saat ia tak ada hubungannya sama sekali."

"Setidaknya ia bisa menjaga sikapnya di depan ahjussi Kim."

Unexpected Love | JunHwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang