Chapter 15

4.3K 445 35
                                    

"Pengguguran?"

"Iya. Kau sudah melakukan bagianmu dengan baik, dan kini sudah saatnya kami melakukan bagian kami. Yunhyeong hyung sudah mengurusnya, besok ia memintamu untuk melakukan pemeriksaan dulu."

Jinhwan, namja manis yang menjadi lawan bicara Junhoe seketika meletakkan sendok dan garpunya, nafsu makannya terhenti.

Manik Jinhwan tak lagi menatap Junhoe, namun tertuju pada piring di depannya. Ia menunduk, sesaat menelan salivanya saja menjadi sungguh sulit.

"Kenapa?" tanya Junhoe hati-hati. Mengerti raut wajah Jinhwan yang tiba-tiba berubah, "kalau kau merasa belum siap, aku bisa menghubungi Yunhyeong hyung untuk menundanya." Dengan itu Jinhwan mengangkat kepalanya menatap pada Junhoe. Kalau bisa, Jinhwan ingin membatalkannya saja, tapi tentu itu tidak mungkin.

"Kenapa aku harus tidak siap? Bukankah ini yang diinginkan semua orang sejak dulu. Pernikahan ini memang untuk menggugurkan bayi ini kan?" Suara serak Jinhwan terdengar lirih, namun terasa sangat dingin.

Kali ini Junhoe yang memutuskan kontak mata, ia tertunduk dengan senyum miris. Ya, semua orang menginginkan itu, semua orang kecuali dirinya, dan ia tau satu orang sepertinya tak akan cukup kuat untuk menghentikan semuanya, menghentikan bayinya -lebih tepatnya bayi mereka- untuk di gugurkan, menghentikan pernikahannya untuk di hancurkan.

Meski ia menentang dengan alasan karena ia mencintai Jinhwan, itu tak akan berhasil, karena Junhoe tau, hanya ia satu-satunya yang jatuh cinta dalam hubungan ini. Ia tau Jinhwan yang sudah terluka terlalu banyak dalam permainan ini tak akan berbalik mencintainya meski jika ia meminta Jinhwan mencobanya.

"Ya, kau benar." Dan pada akhirnya, Junhoe hanya akan menonton apa yang akan terjadi selanjutnya, setidaknya itu yang bisa ia lakukan untuk Jinhwan, yang di inginkan Jinhwan hanyalah pergi darinya dan hidup bahagia di dunia yang tak ada ia didalamnya. Maka Junhoe akan mewujudkan itu.

***

"Kau tau hyung, sampai detik ini aku masih tak setuju dengan cara mereka. Aku...menentang pengguguran bayimu," ucap Donghyuk pada akhirnya setelah beberapa menit hanya diam duduk di tempat tidur Jinhwan, menonton sang sepupu berpakaian untuk bersiap-siap pergi ke rumah sakit.

Siang ini mereka ada jadwal untuk menemui dokter Lee, Junhoe akan pulang ke rumah untuk menjemput Jinhwan setelah ia melakukan jadwalnya terlebih dahulu.

Jinhwan, namja yang menjadi objek kalimat Donghyuk hanya melirik namja manis itu dari cermin di depannya tanpa berkata apapun.

"Tidak bisakah kau melakukan sesuatu? Tidak bisakah kau membatalkannya saja?" kata Donghyuk lagi tak menyerah mendesak Jinhwan, menciptakan desahan gemas dari namja yang lebih tua. Jinhwan menghentikan kegiatannya menata rambut untuk berbalik menatap Donghyuk yang sudah bangkit dari tempat tidurnya dan berdiri di belakangnya kini.

"Lalu kau mau aku berbuat apa? Tiba-tiba berkata tidak mau, begitu? Kau menyuruhku untuk berkata 'Junhoe, Aku tak mau anak kita di gugurkan, bisakah kita merawatnya saja?'." ucap Jinhwan sarkastik. Ia jengah dengan Donghyuk, namja manis ini membuat perasaan hatinya yang sudah kacau menjadi lebih buruk. "Kau pikir itu akan berpengaruh? Tidak, Donghyukkie."

"Tapi, hyung," nada Donghyuk melemah setelah mendapati tatapan Jinhwan yang sedikit sengit, "apa kau sungguh tak menginginkan bayimu, kau sungguh tak ingin merawatnya, tak ingin melihatnya tumbuh besar suatu saat nanti?"

"Justru itulah yang ku takutkan. Melihatnya tetap hidup dan tumbuh mirip seperti ayahnya. Aku tak ingin menemui masa-masa itu," jawab Jinhwan singkat memutuskan kontak mata setelah sesaat melenguh pelan, jemarinya ia bawa menyentuh perutnya yang semakin membesar itu.

Unexpected Love | JunHwan [END]Where stories live. Discover now