Chapter 7

4.4K 417 15
                                    

Cermin besar yang menempel di salah satu dinding kamar itu memantulkan sosok namja tampan dengan postur tubuh sempurna. Junhoe mengecek lagi penampilannya, rambutnya sudah ok, pakaiannya rapi dan lingkaran hitam matanya yang ia dapatkan dari begadang memikirkan perasaan anehnya pada Jinhwan juga sudah tenggelam oleh krim mata yang tebal.

Jarum jam sudah menyentuh angka tiga tepat. Sesuai janjinya dengan Jinhwan lewat telepon waktu lalu kalau hari ini mereka akan pergi ke Busan untuk menemui orang tua Jinhwan.

Semuanya sudah siap, kecuali,

Kecuali batinnya.

Pembicaraannya dengan Donghyuk beberapa waktu lalu membuatnya sedikit mengerti mengapa begitu sulit bagi Jinhwan untuk membuat janji saja dengan orangtuanya, dan efek untuknya adalah, ia yang tadinya sangat teguh kini gentar.

"Sejauh ini apa yang kau tau tentang keluarga Jinhwan hyung?" Tanya Donghyuk mencoba santai bersandar pada kursi dengan kedua tangan tak lepas dari permukaan cup coklat panasnya. Setelah Junhoe menerima ajakan Donghyuk untuk bicara, keduanya menuju sebuah cafe yang tak jauh dari apartement Jinhwan. Manik besar Donghyuk menatap pada namja tampan di depannya yang tampak berpikir.

"Mereka tinggal di Busan, dan ayahnya seorang dokter sekaligus kepala rumah sakit, kan?" Donghyuk tersenyum kemudian mengangguk, ternyata Junhoe tak sepenuhnya buta tentang Jinhwan.

"Dan itulah mengapa kita di sini, kau harus tau lebih banyak tentang mereka yang mungkin bisa membantu kalian berdua, sesuatu tentang hubungan Jinhwan dan keluarganya secara lebih pribadi."

Awalnya ia heran mengapa Donghyuk ingin mengatakan semuanya saat Jinhwan bahkan tak pernah mengungkit tentang mereka sedikitpun, namun ia lupa bagaimana Jinhwan. Jinhwan, namja yang terlalu tertutup, penuh misteri, namja yang akan menelan sendiri masalahnya.

Beruntung Donghyuk ditakdirkan menjadi sepupu namja itu, jika tidak, mungkin saat berhadapan dengan orangtuanya, ia akan terlihat seperti orang bodoh yang tak tau apapun, tak tau hal yang ternyata lebih sulit dari yang ia bayangkan telah menunggunya.

"Baiklah, Junhoe. Kau bisa."

Dengan menarik nafas dalam ia bergumam menenangkan dirinya sendiri kemudian meninggalkan cermin yang sejak tadi ia tatap dan menuju apartement Jinhwan untuk menjemput namja manis itu.

Karena memakan waktu panjang untuk di perjalanan, mereka sepakat pergi lebih awal. Junhoe sudah di depan pintu Jinhwan menunggu pemilik apartement membuka pintunya. Perlahan pintu itu terbuka dan menampakkan Jinhwan dengan penampilan seperti biasa jika namja itu akan pergi, selalu rapi dan selalu...mmm...manis.

"Ayo pergi," kata Junhoe lalu Jinhwan mengangguk untuk masuk ke dalam lagi mengambil mantelnya sebelum mengunci pintu dan meninggalkan apartement miliknya.

Jika mereka menggunakan kereta mungkin perjalanan ke Busan hanya memerlukan waktu 2 jam, namun tentu itu tak akan terjadi mengingat status mereka masih dalam masa pelarian dari wartawan dan publik hingga tak ada pilihan lain selain menggunakan mobil yang pastinya akan memakan waktu dua kali lebih lama dan mau tak mau keduanya harus terjebak bersama untuk waktu yang panjang, saling berdiam diri dan sibuk mengurus pikiran masing-masing. Jinhwan dengan pikirannya yang kusut tentang apa yang akan terjadi antara ia dan appanya sambil menatap jalanan dan Junhoe yang berkelebat tentang semua perkataan Donghyuk sambil berusaha fokus menyetir.

Tak ada yang berinisiatif membuat percakapan di mobil sepi itu, termasuk Junhoe, satu-satunya orang yang biasanya memecah keheningan. Sejak adegan berciuman waktu itu ia semakin merasa canggung dengan Jinhwan, namun canggung ini berbeda, jika biasanya ia mengalahkan canggungnya dengan memilih tak peduli, namun kini semakin ia berusaha tak peduli, justru perhatiannya semakin terpusat pada namja manis itu.

Unexpected Love | JunHwan [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat