- 09 -

47 11 6
                                    

Bel masuk berbunyi. Aga terpaksa berpisah dengan Dhana. Rey sudah menanti Aga sedari tadi. Meski KBM sudah seharusnya dimulai, tapi belum seorangpun guru yang datang. Berbeda dengan kelas lainnya. Dalam kondisi tidak ada guru Kelas A akan selalu tenang dan bebas dari keramaian anak anak gaje.

"Ga, cabut kuy!" ajakan Rey membuat pikiran Aga buyar seketika.

"He?"

"Cabut kuy!"

"Ke?"

"Hatinya Dhana,"

"Kuylah,"

"Yee, ke hatinya Dhana aja mau,"

"Hehe, peace,"

"Mumpung Pak Hasbi gak masuk kelas, jarang jarang kan kita cabut di jamnya guru wedyan,"

"Jan gitu, emang sih dia wedyan tapi kita gak boleh ngatain dia wedyan,"

"Serah lo dah, jadi gak nih?"

"Cuz lah,"

Belakang sekolahan, tempat rahasia Aga dan Rey. Tempat itu yang sedang mereka tuju. Saat itu mereka tak berbicara. Tujuan mereka diam saat itu adalah agar tak seorangpun mengetahui mereka bolos pelajaran. Tanpa disangka, Bagas mengikuti Aga dan Rey. Seperti hal yang terjadi di sinetron sinetron.

"Ga, kenapa lo itu doyan nge-rokok? Padahal lo tau kalo itu gak baik buat kesehatan, kenapa masih lo terusin?"

"Karena gak semua bisa nenangin gue, cuma rokok yang bisa bikin gue terbang dan lupain semuanya untuk sementara,"

"Kenapa harus rokok? Gue gak pengen kehilangan sohib gue. Efek rokok tu gak sekarang tapi ntar jangka panjang,"

"Percuma lo nasihatin gue, lo juga gak bakal ngerti,"

"Gue gini karena gue peduli, tapi lo malah nganggep gue gak ngerti apa apa, sakit hati gue ga,"

"Paan sih lo, baper amat,"

"Lo mah gitu, gue gak suka karakter lo yang kek gini,"

"Maap maap, lagian lo juga kenal gue dah lama kan Rey, kenapa lo gak bisa biasa sama kelakuan gue?"

"Gue sayang sama lo ga,"

"Gue tau Rey, tapi yaudahlah,"

Bagas salah mengartikan percakapan itu. Sebelum Aga dan Rey menyadari keberadaannya, Bagas memilih untuk segera kembali kekelas. Aga dan Rey masih asik dengan cerita cerita mereka setelah perdebatan tentang kebiasaan Aga yang jelek itu. Bagas bingung. Bagaimana tidak? Aga yang terlihat sangat menyayangi Dhana malah bermain hati dengan Rey, sahabatnya. Begitu bengisnya Aga. Bagas semakin dilemma. Apakah ia perlu menyampaikan hal yang teramat penting itu kepada Aga atau tidak. Setelah melihat tingkah Aga yang seperti itu, Bagas menjadi ragu, sangat ragu.

"Rey, kenapa lo gak cari gebetan aja sih?"

"Gue mau fokus sekolah dan ngejagain sohib gue dulu,"

"Tapi idup lo garing banget Rey,"

"Yang jalanin gue, kok lo yang rempong?"

"Kan gue gak mau bestie kesayangan gue jadi jomblo abadi,"

"Kagak bakal, gue kan keren, yang minat banyak banget,"

"PD banget, najis gue,"

"Gue gak mau salah pilih,"

"Gimana lo tau bener apa salah kalo lo gak PDKT?"

"Biar gue siapin mental dulu, gue belum siap kehilangan lo Ga,"

Expired LoveWhere stories live. Discover now