- 03 -

90 17 1
                                    

Aga terbangun karena Rey, Devi dan pacarnya datang. Entah apa keinginan mereka berkunjung. Rey memang biasa datang jika Aga tidak ada rencana jalan dengan Dhana. Devi juga sahabat Aga, namun ia tak pernah sekalipun membawa pacarnya turut datang kerumah Aga. Malam ini waktu menunjukan pukul setengah delapan. Mama Cindy mungkin sibuk dengan persiapan presentasinya. Aga meminta Mbak Tata untuk membawakan minuman dan cemilan. Setelah minuman datang, suasana sudah berubah menjadi cair tidak canggung.

"Lo kok tumben gak abisin kuota?" tanya Devi.

"Tau nih, biasanya spam mulu di instagram," saut Rey dwngan mengambil cemilan dari Mbak Tata.

"Males gua, kadang hidup juga ada bosennya, kayak hubungan gitu kalau udah bosen pasti ditinggal, kalau kangen tinggal balikan," jawab Aga dengan pasti.

"Aga? Gue mau ke kamar mandi," kata Irfan, pacar Devi.

"Itu disana, kalau gak berani minta anter Rey aja," ucap Aga sambil menunjuk kesalah satu ruangan.

"Ya kali gue gak berani, emang gue cowok apaan," jawab Irfan dengan tawa garingnya.

Aga, Rey, Devi, dan Irfan terus bercanda. Aga tau mengapa sahabat sahabatnya ini tiba tiba datang. Semua itu karena Rey dan Devi mengerti kalau Aga pasti kesepian dirumah. Pukul sembilan lewat Rey, Devi dan Irfan pamit pulang. Malam itu Aga kembali sendiri. Aga tak bisa tidur karena tadi ia sudah tidur, meski hanya sebentar. Aga kembali mengambil ponselnya dan melihat notif yang masuk. Satu notif yang membuat Aga terkejut adalah, akun Facebook Saka kembali online. Perasaan apa yang harus Aga rasakan, Aga tak tau.

-SKIP-

Hari sekolah kali ini. Aga belum bertemu dengan Dhana. Aga masuk kekelas 11-A seorang diri dan memutuskan untuk duduk di bangkunya. Seketika itu juga Aga merasa aneh. Bagas yang duduk didepan selalu melirik ke arahnya. Aga ingin sekali menanyakan langsung pad Bagas apa keinginannya. Aga risih dengan yang dilakukan Bagas. Sekali lagi, Aga sangat malas berurusan dengan Bagas karena sikap dingin yang dimiliki Bagas.

Hati Bagas tak menentu. Ia tak tau harus berkata sebenernya tentang masa lalunya dengan Aga atau tidak. Bagas tak ingin Aga tau tentang dirinya lebih jauh. Ada satu hal yang perlu disampaikan oleh Bagas kepada Aga. Semua masih terpemdam dalam hati Bagas. Bagaimana cara Bagas menyampaikan pada Aga agar jati dirinya tak ketahuan. Sampai saat ini, Bagas yang terkenal pintar dan tampan tak memiliki banyak teman. Faktor yang menyulitkannya mendapat teman adalah karena dia dingin dan selektif banget.

Aga kembali fokus ke pelajaran meski sesekali pikirannnya tak bersama jiwanya. Pikirannya kini penuh dengan pertanyaan tentang Saka, Bagas dan Dhana. Tiga lelaki yang membuatnya tidak bisa fokus ke pelajaran. Sebenernya Aga adalah anak nakal di SMAnya tersebut, tetapi Aga insyaf karena ia sadar bahwa kini ia adalah milik Dhana yang terkenal akan sopan santunnya. Aga dan Dhana bertemu pertama kali dipinggir jalan. Waktu itu Dhana hanyalah seorang lelaki ramah yang menaiki motor gede dan menawari pulang bersama. Sepulang sekolah waktu itu. Ketika sampai dirumah Aga, Dhana tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Aga. Awalnya Aga menolak dan terus berkata kasar pada Dhana. Namun, Dhana terus teguh pendirian, seribu cara ia lakukan untuk meluluhkan hati Aga. Pada akhirnya Aga yang sangat menyayangi Dhana.

Hari ini ternyata Dhana tak masuk sekolah. Mega musuhnya itu juga tak masuk sekolah. Rey yang sedari melihat sahabatnya galau tak menentu langsung mengirim pesan kepada Aga.

To : Aga

Dear, lo kenapa ngelamun terus dari tadi?

Sended

Pesan terkirim dari ponsel Rey. Mendengar ponselnya berbunyi Aga sontak kaget. Dering pesan menghancurkan sejuta pertanyaan liar dipikirannya. Setelah membaca pesan tersebut, Aga langsung memukul pelan bahu Rey.

"Aah, lo hancurin pikiran gue aja, gak asik lo"

"Peace beb, gak maksud gitu,"

"Tau ah,"

"Mau kemana lo?"

"Ngadem,"

"Gue ikut,"

Ry berlari mengejar Aga. Rey tak mengerti yang dimaksud Aga tentang 'Ngadem'. Aga masih belum bicara sepatah katapun tentang tujuannya sekarang. Stelah beberapa menit, akhirnya sampai di sebuah tempat. Belakang sekolah. Tempat Rey dan Aga sekarang berada. Pikiran Aga sedang kacau karena tiga lelaki itu. Aga memutuskan mengambil rokok yang selalu terselip didompetnya. Entah mengapa karena pikiran itu, Aga kembali menjadi anak nakal. Aga kesal dengan Dhana mengapa tak mengabarinya. Aga kesal dengan Bagas yang selalu berada disekitarnya. Aga kesal dengan Saka yang hilang begitu saja.

"Ga, lo ngerokok lagi?"

"Gua pusing Rey,"

"Gak gitu juga caranya, lo sama aja ngebunuh diri lo sendiri pelan pelan,"

"Mungkin, gua bakal tenang kalo ngerokok,"

"Serah lo lah, lo batu,"

Rey menunggu Aga sampai selesai merokok. Aga merasa tak enak hati pada Rey. Sahabatnya itu sangat peduli dengan ia tapi yang ia lakukan malah mengecewakan. Rey adalah sahabat terbaik Aga dari SD. Berkat Rey, kenakalan Aga berkurang. Sahabat yang baik adalah mereka yang selalu dukung yang terbaik buat sahabatnya. Semua yang dilakuin Rey udah nunjukin siapa Rey dimata Aga.

"Makasih Rey, lo emang yang paling ngerti gue,"

"Lo tau gak?"

"Tentang?"

"Lo adalah orang yang paling gue sayang setelah keluarga gue,"

"Hah? Lo tau kan gue udah punya Dhana,"

"Iya gue ngerti lo punya Dhana,"

"Terus?"

"Pokoknya lo adalah orang yang paling gue sayang, lo ngerti lah maksud gue,"

"Maaf gue gak bisa terima lo, lo terlalu baik buat jadi pacar gue,"

"Gitu ya? Kenapa gak terima gue?"

"Hati gue cuma buat Dhana, maaf ya Rey,"

"Apaan sih lo, krik krik banget tau gak,"

"Lo becanda soal tadi?"

"Ya iyalah masa serius?"

"Garing banget tau gak, gak lucu"

"Gue sayang ke elo itu ibarat abang sama dedeknya, abang yang harus jagain dedeknya supaya gak nakal lagi,"

"Makasih Rey, lo sweet banget,"

"Abang akan selalu ada buat kamu dek,"

"Iya bang, dedek janji kurangin nakalnya,"

"Najis sumpah!"

Aga dan Rey kembali ke kelas. Ternyata mereka berdua bolos jam pelajaran bu Alin. Mereka tak peduli, yang terpenting sekarang Aga kembali tenang dan fokus. Rey ikut senang dengan kembalinya Aga. Devi yang sedari tadi sudah menunggu didepan kelas karena jam pelajaran telah berakhir segera memanggil Aga. Devi memang tidak sekelas dengan Aga. Devi adalah teman dikelas D. Aga segera keluar kelas menemui Devi. Entah apa yang akan disampaikan Devi pada Aga.

"Ga, hari ini Mega gak masuk. Kemaren kata anak anak dia dateng ke arena balap liar," jelas Devi

"Urusannya sama gue?" tanya Aga.

"Lo gak tau?" tanya Devi penuh kebingungan.

"Tau apaan?" Aga malah bingung yang dimaksud Devi.

Belum sempat dijelaskan Devi, ponsel Aga bunyi. Ternyata, itu pesan dari Dhana.

From: Dhana

Aga sayang, siang ini aku kerumahmu ya. Aku kangen sama kamu. Cepet pulang, lima menit lagi aku sampai dirumahmu.

Membaca pesan itu, Aga bergegas mencegat angkot. Pikirannya tak lagi memikirkan perkataan Devi. Hal terpenting baginya kini adalah segera sampai dirumah dan bertemu dengan Dhana.





Hurrraaa!!!
Finish di part ini. Moga kalian suka.
Gua sadar ini bukan genre gua, tapi ya udahlah nikmatin aja.
Mian makin gaje.

Expired LoveWhere stories live. Discover now