- 04 -

85 20 0
                                    

Aga segera berlari menuju gerbang rumahnya. Tepat didepan rumahnya, ia melihat motor milik Dhana bertengger di garasinya. Hanya motor saja tanpa terlihat Dhana sedikitpun disekitarnya. Aga memutuskan untuk masuk kedalam. Di ruang tamu ia tak melihat ada Dhana juga. Aga berlari menuju ruang keluarga, masih tak melihat batang hidung Dhana. Aga lari menaiki tangga menuju kamarnya, masih tidak ada Dhana disitu.

"Mbak, mbak Tata?"

"Ya?"

"Liat Dhana gak?"

"Wah tadi ada tuh di ruang keluarga, gak tau sekarang,"

"Yaah, dia dari kapan datang mbak?"

"Dah lama kok, setengah jam yang lalu,"

"Hadduh," Aga mengakhiri percakapan dengan menepuk dahinya sendiri.

Setengah jam mencari keberadaan Dhana, Aga memutuskan untuk duduk di ruang keluarga. Ia lelah mencari Dhana. Ketika istirahat dari pencariannya, Dhana datang dan memberi senyum paling manis yang dimilikinya pada Aga. Melihat itu, Aga kebingungan dan spontan bertanya.

"Senyumannya bikin curiga,"

"Hehe, makasih ya sayang,"

"Buat?"

"Semua yang kamu percayain ke aku,"

"Maksudnya?"

"Kamu percayain hati kamu, sayang kamu, bahagia kamu, sedih kamu dan semua yang kamu bisa rasain ke aku,"

"Aku gak paham,"

Setelah melihat pacarnya itu kebingungan, Dhana memberikan ponsel yang jarang Aga gunakan komunikasi. Aga tersentak karena pemberian Dhana itu. Ponsel itu memang selalu digunakan Aga untuk menceritakan apa yang dia rasa selama ini. Berarti mulai hari itu, Dhana mengetahui tentang rindu Aga pada Saka. Aga segera merebut ponsel tersebut dan mengecek isinya. Benar saja, isinya memang curahan hati Aga selama ini. Tanpa merasa bersalah, Dhana kembali tersenyum kepada Aga. Hari itu Aga benar benar tak tau, mengapa Dhana begitu manis pada dirinya. Merasa kesal dengan sikap Dhana, Aga bersikap dingin pada Dhana.

"Sayang?" tanya Dhana.

"Kamu marah?" tanyannya lagi karena tak mendapat jawaban.

"Pikir aja sendiri," jawab Aga ketus.

"Maafin aku, bukan maksudku pengen tau privasi kamu, aku cuma penasaran aja,"  ucap Dhana memelas

"Gak," terlalu mudah bagi Aga berkata tidak untuk maaf dari Dhana.

"Please, maafin. Kalau kamu maafin nanti aku janji deh, ngelakuin apa aja yang kamu minta," penawaran Dhana membuat Aga berpikir dua kali untuk tidak memafkan.

"Bener?" Aga meyakinkan penawaran Dhana.

"Ya enggak lah," jawab Dhana enteng.

"Tau ah, males gue sama lo," ucap Aga yang disusul dengan perginya ia ke kamar.

"Serius sayang, maafin aku. Jangan childish gini lah," kata Dhana sambil menyusul Aga.

"Oke kalau gitu, aku mau kamu temenin aku jalan dan dengerin semua ceritaku," jawab Aga yang kembali dengan wajah berseri menatap ke arah Dhana.

"Gampang banget itu mah," jawab Dhana sekaligus menarik tangan Aga kembali ke ruang keluarga.

"Jalan sekarang aja yuk," kata Aga.

"Kemana?" tanya Dhana setelah meneguk lemon tea dari Mbak Tata.

"Nanti aja ku kasih tau," jawab Aga dan menarik Dhana keluar rumah.

Expired LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora