"Kalian tidak menyembunyikan sesuatu dari kami kan?" terka Bomi seraya menatap wajahku dan punggung Chanyeol. Ya, Bomi hanya bisa menatap punggung Chanyeol karena Chanyeol menghadap ke arahku.

Chanyeol membalikkan badannya. Sepertinya ia telah menemukan jawaban atas pertanyaan Chorong. Thanks God.

"Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Eunji ke apartment-ku." Chanyeol mengucapkan hal itu sembari mendesah pelan. Kulihat wajah keempat orang itu -Chorong, Bomi, Suho, Baekhyun- tampak terkejut.

"Eunji pernah kemari untuk mengerjakan tugas sekolah bersamaku." Jawaban Chanyeol memang terdengar klasik, tapi aku bersyukur pria itu membantuku karena aku benar-benar bingung harus menjawab apa. Ck. Ada untungnya juga punya suami seperti Chanyeol yang ahli berbohong.

"Lalu kenapa kaset Eunji bisa-"

"Aku meminjamnya! Aku meminjam kaset Eunji dan lupa mengembalikannya hingga sekarang." Chanyeol memotong cepat ucapan Chorong. Tapi tunggu. Yak! Kenapa Chanyeol berkata ia meminjamnya? Dasar bodoh, seorang pria dewasa meminjam kaset PS wanita yang bertema makeover dan shopping? Err.. Terdengar menjijikan! Harusnya ia berpikir dulu sebelum memotong ucapan Chorong.

"Kau bermain dengan kaset PS khusus wanita yeol?" Aku tersenyum tipis melihat wajah Baekhyun yang tampak jijik. Jika aku jadi Baekhyun, aku pasti melakukan hal yang sama. Seorang pria dewasa bermain permainan makeover? What the hell? Benar-benar menggelitik perutku.

"Emm- aku kira kaset Eunji untuk pria. Setelah Eunji membawanya ternyata aku salah. Karena sudah terlanjur, aku pinjam saja. Tapi aku sama sekali belum memainkannya. Sungguh!" mata Chanyeol membulat. Pria itu menaikkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk tanda sumpah. Keahlian berbohong Chanyeol harus kuacungi sepuluh jempol. Benar-benar daebak!

Kulihat teman-temanku mengangguk-anggukan kepala. Sepertinya mereka percaya atas ucapan Chanyeol. Hhh.. Akhirnya aku bisa bernafas lega. Jangan sampai mulutku tak terkontrol lagi. Bisa gawat.

"Haha bodohnya aku sempat mengira kalian tinggal serumah." Aku terbelalak mendengar ucapan Chorong. Meski gadis itu hanya bergurau, tetap saja aku dibuat sport jantung atas ucapannya. Bagaimana bisa gadis itu menerka dengan sangat tepat?

"Haha ada-ada saja kau chorong-ah. Mana mungkin aku mau tinggal bersama Chanyeol." Ujarku dengan tawa renyah. Aku melakukan itu semata-mata agar Chorong tidak lagi curiga.

🚧 🚧 🚧

Semua teman-teman kami akhirnya pulang. Tadi Aku juga berpura-pura pulang, tapi aku sengaja tidak mau diantar dengan mobil Chorong karena sebenarnya kan rumahku memang di apartment Chanyeol. Setelah memastikan mereka semua sudah benar-benar pergi, aku kembali pulang ke apartment Chanyeol. Syukur rahasia kami tidak terbongkar.
Semoga ini terakhir kalinya mereka berkunjung ke apartment Chanyeol. Sangat menyusahkan!

"Eunji!" aku menolehkan kepalaku ketika Chanyeol memanggilku. Pria itu tampak tampan dengan kaus hitam polosnya.

"Apa? Aku lelah mengurusi teman-temanmu itu!" Ujarku sembari melangkahkan kaki menuju kamar. Sepertinya tiduran di kasur akan baik untuk menjernihkan kembali pikiranku yang semula stress.

Chanyeol mengekor dibelakangku, "mereka teman-temanmu juga! Anyway, Kau tidak mau mengucapkan sesuatu padaku?" aku mengerutkan kening mendengar penuturan Chanyeol. Apa yang harus aku ucapkan padanya?

DESTINO, YES SILBATOS 『✓』Where stories live. Discover now