Unexpected Love | JunHwan [END]

Chapter 9

Jinhwan menghela nafasnya lalu mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Seorang cordy noona mendekat padanya dengan membawa dua setelan jas lengkap, yang satu berwarna hitam dengan kemeja dalam putih dan dasi hitam. Serta yang satunya lagi berwarna putih dengan dasi dan kemeja yang juga berwarna putih.

"Jinhwan-ssi, mana yang ingin anda pakai?" Tanyanya ramah, Jinhwan hanya memasang wajah bingung yang membuat yeoja di depannya tersenyum, "kau bingung?" Dan Jinhwan mengangguk. "Bagainama jika yang putih, itu cocok dengan kulitmu?" saran si cordy noona dan Jinhwan yang tergolong tak terlalu paham tentang pakaian hanya mengangguk kemudian mulai berganti pakaian.

Tak memerlukan waktu lama, tubuh Jinhwan sudah terbalut sempurna dengan setelan jas yang untungnya sangat pas di tubuhnya, cordy noona kemudian memintanya untuk duduk di salah satu kursi didepan cermin besar dengan setumpuk alat make-up di depannya.

Tak banyak protes, Jinhwan langsung saja duduk, sesaat ia mencari posisi nyaman di kursi empuk itu. Rasa lelah yang ia alami beberapa hari terakhir membuat tulang punggung dan pinggangnya terasa pegal dan kadang terasa nyeri terutama dibagian pinggul dan perut bagian bawahnya. Jinhwan tak pernah merasa sepegal ini sebelumnya.

Saat Jinhwan baru saja duduk, tiga yeoja lain mendekat mengerubunginya, "tunggu dulu, apa kalian akan memakaikan benda-benda itu ke wajahku?" Tanya Jinhwan menoleh pada para cordy noona yang kebingungan.

"Ya, kau harus di make-up, Jinhwan ssi," jawab salah satu noona.

"Tapi, bisakah aku begini saja?" Pinta Jinhwan, seumur hidupnya ia tak pernah memakai make-up. Ia akan semakin tak nyaman jika ada seseorang meletakkan benda aneh itu di wajahnya.

"Maaf Jinhwan-ssi, tapi kami diminta untuk mempersiapkan anda sebaik-baiknya." Dan dengan itu Jinhwan membiarkan tiga noona itu menggerayangi wajah dan rambutnya.

Dan dalam sekejap, wajah namja yang Jinhwan lihat di depan cermin sudah penuh riasan. Matanya dikelilingi eyeliner dan eye shadow tipis berwarna orange pastel. Kantung matanya tenggelam sempurna, seluruh wajahnya berseri. Ia sedikit tak mengenal dirinya.

Bunyi pintu terbuka menarik perhatian Jinhwan untuk menatap hal lain selain pantulan dirinya di cermin, dan manik sepasang Jinhwan disambut sebuah senyum lebar milik seseorang yang ia kenal.

Junhoe tersenyum dan membungkuk pada para cordy noona sebelum melempar maniknya pada Jinhwan yang masih duduk di tempatnya. Senyum dibibir penuh itu memudar seiring langkahnya yang semakin dekat menghampiri Jinhwan.

"Kenapa? Apa ada yang salah dariku?" Tanya Jinhwan bingung dan Junhoe menggeleng.

"Kalau begitu singkirkan ekspresi bodohmu itu. Aku tau aku terlihat aneh," ucap Jinhwan mulai terganggu dengan sepasang mata hitam milik Junhoe yang tak berkedip.

"Tidak. Kau tidak aneh. Kau hanya..." suara Junhoe menggantung. Sekali lagi melarikan maniknya dari ujung kaki hingga kepala Jinhwan, "sungguh manis."

Kata itu keluar begitu saja dari mulut Junhoe. Jinhwan yang kini di depannya sungguh sempurna. Setelan jas putih yang benar-benar pas di lekuk tubuh mungil Jinhwan, dan riasan yang membuat wajah cantik mulus itu semakin bersinar. Junhoe tau Jinhwan adalah namja yang sangat manis, namun ia tak pernah membayangkan Jinhwan bisa sesempurna ini. Warna putih membuat Jinhwan tak terlihat manusiawi. Tapi bagai malaikat.

Desisan Jinhwan lolos dari bibirnya, matanya sudah memutar jengah, "kau sengaja ingin membuatku semakin gugup, huh?" Ucapnya mengibaskan tangan dan memilih berlalu di depan namja itu. Junhoe hanya terkekeh melihat kenyataan kalau wajah Jinhwan mulai memerah.

Entah surga menurunkan keajaiban apa ke bumi, setelah pulang dari Busan pasangan kekasih palsu itu seperti memutuskan untuk melakukan gencatan senjata. Jinhwan pelan-pelan membuka dirinya untuk menerima dan membiasakan kehadiran Junhoe, berusaha menyingkirkan kecanggungan. Tak ada lagi saling mencuri pandang, meski Jinhwan terkadang masih merasa tak nyaman bersama Junhoe namun ia memilih mengalahkannya demi mempermudah hubungan mereka.