penculikan paling indah (part 1)

Start from the beginning
                                    

***

Rano POV

Setelah perjalanan 3 jam, akhirnya gue sama Desky sampai di tempat yang gue tuju. Gue ngeberhentiin mobil gue. Di samping gue, Desky masih terlelap dalam tidurnya. Gur pengen ngebangunin dia. Sebenernya gak tega. Tapi mau gimana lagi? Gue mendekatkan diri ke arah Desky, menyingkirkan beberapa helai rambut yang berjatuhan menutupi wajahnya. Ah, sungguh ini anugrah tuhan yang maha kuasa. Sungguh dia kelihatan sangat cantik ketika tidur. Baru beberapa menit gue mengamati wajahnya Desky, tiba-tiba dia terbangun dan ngedorong gue.

"Heh! Lo mau ngapain gue lo!" Desky mencak-mencak gak jelas. Sungguh mukanya sangat lucu saat bangun tidur seperti ini.

"Enak aja lo! Orang gue mau bangunin elo!" Tepis gue.

Desky menatap gue sebentar, lalu dia angkat bicara lagi "oh, gue kirain mau ngapain"

"Dasar ome" kata gue lirih

"Lo barusan bilang apa?"

"Kaga, gue cuma mau bilang kita udah sampe" dan gue pun ngeloyor turun gitu aja ninggalin Desky yang masih terbengong.

Author POV

Lian masih terdiam di dalam mobil, sedangkan Rano sudah turun beberapa menit yang lalu. Ia baru mengumpulkan nyawanya. Ia menarik napas dalam dalam dan mengeluarkannya. Detik kemudian dia turun dari mobil. Ia menghampiri Rano yang sedang berdiri di ujung sana. Lian penasaran apa yang sedang di lihat Rano. Dan ketika ia sampai di tempat Rano berdiri, ia mematung. Kakinya seperti di patri untuk berdiri di tempat itu. Lidahnya kelu. Detik kemudian dia tersenyum sangat lebar. Sungguh ia begitu kagum dengan pemandangan yang ia lihat sekarang. Lian sekarang ada di depan tebing, dan di depannya terdapat lautan dan deburan ombak yang membiru. Ia menoleh ke arah Rano.

"Ran, gue gak lagi ada di surga kan? Gue masih hidup kan?"

Rano hanya terkekeh pelan.

"Jawab Ran"

"Iya, lo ada di surga, surga dunia ciptaan maha kuasa"

"Ran, gue masih hidup kan ya?"

"Lo masih krasa napak kaga?"

"Masih"

"Berati lo belum mati"

"Ran, gue gak mimpi kan ya?"

Rano terdiam, ia mencubit pipi Lian.

"Adaw! Sakit bego!" Lian mengelud elus pipinya

"Berati lo gak mimpi"

Sumpah ran, ini keren banget! " Lian kegirangan

"Mending kita balik ke mobil. Kita turun ke sana"

"Serius lo?" Lian tampak antusias

"Iya, gue serius"

"Ayokkk!!" Lian menggeret Rano masuk ke dalam mobil. Dan Rano hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Gue seneng lo bahagia. Bahagia lo bahagia gue juga. itu pasti. Dan akan selalu seperti itu" Rano tersenyum.

***

Lian menengok jam tangannya sebentar. baru jam 7. dan ini masih pagi. Lian sekarang sedang duduk di atas karang yang ukurannya sedang. pandangannya lurus ke depan. ia masih terhipnotis dengan pemandangan di depannya itu. ia sangat menikmatinya, sampai Lian tidak sadar bahwa sedari tadi ada yang memandangnya dari kejauhan sana. siapa lagi kalo bukan Rano. dari tadi pandangannya tak lepas dari gadisnya itu. rambut yang menjuntai sepunggung, wajahnya terpapar matahari pagi, dan hal itu membuat wajah Lian tampak sangat anggun. Rano menghampiri Lian dan duduk di sebelahnya. pandangannya juga lurus ke depan. untuk beberapa waktu yang lama mereka saling diam. berbicara kepada hati dan berbisik kepada angin laut. sampai akhirnya Rano membuka pembicaraan.

-AFTER RAIN-Where stories live. Discover now