"Gak, lo nanti pulang ngesot aja sana!"

"Dasar! Manusia gak berperasaan!" Lian melengos

"Ya gak lah, masa gue setega itu"

"Ya udah buruan cap cus! Ayokk"

"Iya elah, giliran ice cream aja langsung deh" Rano berdecak

Rano dan Lian berjalan menuju parkiran. Lian naik ke motor sport Rano. Dan detik kemudian, motor itu menghilang di tikungan.

***

Rano dan Lian kini sedang ada di sebuah cafe. Tepatnya cafe favorit Rano. Namanya cafe key. Lian sibuk menyendokkan ice cream vanila ke dalam mulutnya dengan sangat lahap. bahkan ia sampai tidak sadar bahwa orang yang ada di depannya sedang mengamatinya lekat-lekat sambil sesekali tersenyum. Rano sangat menyukai Lian yang sedang makan ice cream. wajahnya nampak sangat imut. Andai waktu bisa di putar, maka ia akan memilih gadis yang ada di depannya ini untuk ada di dalam hidupnya sejak ia di lahirkan.

"ngapain lo ngeliatinnya kaya gitu banget? suka sama gue? hem?" Lian mengehentikan aktivitas menyendokkan ice cream ke dalam mulutnya. pandangannya beralih ke Rano.

"kepedean lo! siapa juga yang ngeliatin elo?"tangan Rano bergerak mengambil tissue yang ada di depannya " makan ice cream aja masih belebotan lo kek anak kecil" Rano membersihkan sisa ice cream di sekitar mulut Lian dengan tissue tadi.

"elah sini, gue bisa sendiri" Lian merebut tissue tadi dan mengelap mulutnya sendiri

"dasar cewek jadi jadian lo, kaga bisa di romantisin dikit"

"bodo!"

"udah makannya?"

"udah"

"nah, berati gue di maafin kan ya?"

"gak."Lian menjawab dengan ketus

"lah? maen curang lo ya"

"gue gak curang lho ya, gue bakalan maafin lo kalo lo pulang nanti beliin gue coklat" Lian tersenyum miring

"perasaan tadi perjanjiannya gak gitu deh ya" Rano tampak berpikir, iamerasa telah di bohongi oleh gadis yang ada di depannya ini.

"pokoknya beliin gue coklat dulu, baru gue maafin, titik gak pake koma dan kawan-kawannya!" Lian melengos

Rano menghembuskan napasnya pelan "oke-oke"

"sabar ran , cewek selalu benar dan Rano selalu ucul" Rano menyemangati dirinya sendiri

"eh, ran , lo mau gak anterin gue dulu"

"lah? mau kemana?"

"ah elah, banyak bacot lu, mau kaga?"

"iya deh mau,"

"ya udah cepetan ayok, ntar gue tunjukin jalannya"

"iya-iya,"

***

setelah setengah jam perjalanan Rano dan Lian sampai di sebuah pedesaan. Rano celingukan, ia mengedarkan pandangan ke sekitarnya. matanya masih asing dengan suasana desa yang sekarang ia pijaki.

"kita ada dimana des?"

"kepo lu, ikut gue aja deh, kita lewat pematang sawah ini, nanti lo juga tau sendiri"

Rano nurut. mereka berdua melintasi pematang sawah di pinggir desa. motor Rano di taruh di pinggiran rumah warga. selang beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat yang di maksud Lian. Rano mengedarkan pandangan ke sekitarnya. di situ terdapat gubuk sedang terbuat dari anyaman bambu-bambu. gubuk itu di hiasi origami berbentuk burung dan macam-macam gambaran lainnya. di depan gubuk tersebut terdapat papan nama bertuliskan "gubuk impian". Rano dan Lian masuk ke dalam gubuk tersebut. dan seketika kedatangan mereka berdua di sambut hangat oleh orang-orang yang ada di dalam gubuk tersebut. Rano sempat terdiam. ternyata di dalam gubuk itu terdapat lumayan banyak anak-anak usia sekolah. muka mereka lusuh, kucel, tetapi raut wajah mereka mengambarkan semangat yang luar biasa.

-AFTER RAIN-Where stories live. Discover now